Zarifa yang sudah siap pergi memasuki kelas di pagi hari ini dengan setelan abaya hitam juga hijab segi empat syar'i berwarna Abu (kedua warna favorite nya, sama seperti Gus Kenzhi) membuatnya terlihat begitu sangat cantik.
Zarifa berpamitan kepada Ummah yang sibuk membuat teh hangat untuk Abah.
"Ifa pamit dulu ya ummah, Assalamualaikum..." pamit Zarifa kepada Ummah.
"Waalaikumsalam warohmatullah..." jawab Ummah.
Tak lama Ceu Nadhira keluar dari kamarnya bersiap untuk pergi juga, pergi menguruskan pendaftaran karena kemarin tidak sampai selesai.
"Loh, Dhira hari ini mau kemana lagi?" Tanya Ummah yang melihat putri bungsunya begitu rapi
"Dhira mau ke kantosr pusat lagi ummah. Ada beberapa berkas yang Dhira gak bawa kemarin. Hari ini terakhir pendaftarannya soalnya. Dhira pamit dulu ya um" Pamit Ceu Nadhira.
"Sama siapa berangkatnya?" Tanya Ummah
"Sama Ustadzah Hesti Um" jawab Nadhira.
"Ya udah hati-hati ya sayang, jangan lupa belikan makanan juga untuk ustadzah Hesti nya ya" pesan ummah kepada putri bungsunya.
"Siap Um. Dhira Pamit Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam warohmatullah"
Ummah membawakan Teh dan beberapa cemilan ke teras depan rumah, tetlihat Abah yang begitu serius membaca tasbih menghitungnya dengan tasbih manual ditangannya sambil menikmati suasana pagi yang begitu damai dan menyejukkan.
☘️☘️☘️
"Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh" ucap salam seorang laki-laki yang berkunjung ke rumah Abah Haji Zalal. Yang tak lain dan tak bukan adalah Gus Kenzhi.
Berpakaian kaos pendek berwarna abu yang dibalut oleh jas hitam elegant juga kain sarung hitam list abu dan peci kopiah putih membuatnya terlihat begitu damai.
"Waalaikumsalam warohmatullah wabarokatuh" jawab Gus Rizal sambil membukakan pintu rumah Abah, setelah melihat siapa yang datang, Gus Rizal teringat orang yang berdiri didepan pintu tersebut.
"Loh... antum yang menolong saya di bandara itu kan dulu?" Tanya Gus Rizal Exited karena kembali dipertemukan dengan orang yang menolongnya.
Gus Kenzhi yang dibuat bingung dengan pertanyaan Gus Rizal pun mencoba mengingat-ngingat yang dikatakan Gus Rizal, betulkah dirinya pernah bertemu dengan orang dihadapannya ini?
"Saya Rizal yang kehilangan handphone di bandara saat hendak pergi ke Malaysia dan antum hendak pergi ke Mesir menemukan handphone saya yang hilang" Gus Rizal mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Gus Kenzhi.
"Oh iya saya ingat, antum ustadz Rizal... iya iya msyaaAllah gimana kabarnya?" Tanya Gus Kenzhi sambil memeluk versi laki-laki (hanya sekedar menempelkan bahu mereka kemudian menepuk bahu yang dipeluknya, tahu lah ya gimana wkwk).
"Ada keperluan apa ustadz..." Gus Rizal mencoba mengingat namanya namun langsung dijawab oleh Gus Kenzhi. Gus Rizal ingat orangnya tapi lupa namanya gaes.
"Kenzhi" celah Gus Kenzhi.
"Ya ustadz Kenzhi ada perlu apa? Silahkan masuk" Gua Rizal mempersilahkan Masuk.
"Siapa bi?" Seseorang dari arah dapur menghampiri mereka sembari bertanya kepada suaminya itu.
"Loh Gus yang kemarin kesini ya?" Tanyanya kembali setelah melihat siapa yang datang.
"Na'am Ning" jawab Gua Kenzhi diikut anggukan kepalanya.
"Duduk Gus, saya ambilkan air dulu" Ning Fadhla pergi ke dapur untuk mengambil air dan beberapa cemila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go of Love { SUDAH TERBIT }
Teen Fiction"Dunia ini tidak membutuhkan Saya, tapi Dunia yang Saya Jalani ini membutuhkan kamu. Bersediakah kamu menjadi isteri saya dalam kehidupan di Dunia yang saya jalani?" ~ Gus Kenzhi ~ "Saya yakin kamu bisa tanpa saya, Tapi saya tidak yakin bahwasannya...