Bagian 12 || Sungguh datang melamar

141 98 126
                                    

Seorang perempuan yang tak lain adalah Zarifa dengan tunik dan kain sarung santriwati juga hijab instan tengah duduk di ujung tempat tidurnya. Dirinya sedang memikirkan apa yang telah diucapkan oleh Gus Kenzhi siang tadi.

Kemudian setelahnya, Zarifa berdiri bolak-balik tak karuan dengan jari telunjuk yang ia ketuk-ketukkan di bibirnya.

Hatinya berkata; 'apa mungkin Gus juga menyukaiku?'

'Apa yang membuatnya menyukai Ifa?'

'Kita bertemu pun karena ketidak sengajaan'

'Tapi... Ifa pun kenapa bisa begitu senang?'

'Bukankah cinta tak butuh alasan?'

'Itukah yang mungkin membuat Gus juga menyukai Ifa?'

'Piye iki? Besok kudu kumaha?'

Clekk... terdengar suara pintu terbuka, Zarifa memberhentikan aksi bolak-balik itu kemudian melihat siapa gerangan yang masuk kamarnya tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Ceu Ip..." teriak Gus Tajri berlari memeluk Zarifa, kemudian pergi menaiki tempat tidur dengan upaya susah payahnya.

Ternyata Ning Fadhla dan Gus Tajri lah yang memasuki kamarnya.

"Kenapa Fa? Kayaknya mumet banget itu muka?" Tanya Ning Fadhla.

Zarifa yang masih kalang kabut, tidak memperdulikan jawaban yang keluar dari mulutnya tanpa sadar.

"Gimana gak mumet, Gus Kenzhi besok mau melamar Ifa" masih dengan tanpa sadarnya.

Ning Fadhla yang mendengar itu kaget dan kemudian duduk di ujung tempat tidur. Sementara itu Gus Tajri asyik berjingkrak-jingkrak diatar kasur yang empuk itu.

"Haaaa? Kamu punya hubungan sama Gus Kenzhi Fa?" Tanya Ning Fadhla sembari menarik Zarifa duduk disampingnya.

Zarifa yang sadar akan perkataannya kaget membelalakan mata, kemudian gelagapan menjawab kembali pertanyaan Ning Fadhla.

"Haaa? A-anu itu Ning hmmm Ifa tadi emang ngomong apa?"

"Please kali ini kamu gak bisa ngelak Fa, kamu udah jawab dengan santainya tadi" kata Ning Fadhla mencoba agar Zarifa tidak menutup-nutupi kebenarannya.

Zarifa yang mendengar itu menggigit bibir bawahnya tanda malu dan takut untuk berkata.

"Gimana ceritanya kamu bisa dilamar sama Gus Kenzhi?" Tanya Ning Fadhla penasaran.

"Harus banget di ceritain ya Ning?" tanya Zarifa pelan.

"Harus dong. masa Ning gak tahu afa-afa tentang adik Ning yang cangtif ini" Kata Ning Fadhla dengan gaya berbicara yang dibuat alay.

"Umi... Ceu ipa apa mang umi?" (Umi... Ceu Ifa kenapa emang umi?) Tanya Gus Tajri yang mendengar perkataan umi nya.

"Ceu ipa dilamar laki-laki sayang" jawab Ning Fadhla lembut.

"Di aman itu apa umi?" Tanya Gus Tajri masih dengan cadel nya.

"Hahaha, Aji lucu bangett si" Zarifa tidak bisa menahan tawanya dan mencubit pipi Gus Tajri yang chuby karena mendengar beberapa kosa kata yang belum dikuasainya.

"Faaa, ceritain sama Ning kalian punya hubungan ya. Jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan" kata Ning Fadhla penuh penekanan.

Zarifa yang tadinya tertawa mendadak memperlihatkan muka datarnya.

"Aji main sama bonekanya ceu Ifa dulu ya. Umi mau ngobrol sama Ceu Ifa" Ning Fadhla menyuruh Gus Tajri agar tidak mengganggu pembicaraanya.

"Otey Umi" Gus Tajri menunjukan telunjuknya tanda oke seharusnya jempol yang ditunjukkan, berhubung dia belum bisa membentuk sip pada umumnya alhasil seperti itulah.

Let Go of Love { SUDAH TERBIT }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang