Yeosang sedikit berlari untuk mencapai pintu ruang kelas pada hari pertama nya. Setelah melengkapi dokumen serta kebutuhan yang diperlukan, Yeosang sudah di perbolehkan untuk mengikuti pembelajarannya.
Waktunya sangat tepat, seluruh dokumen telah selesai dan jam kuliah di hari senin nya akan di mulai beberapa saat lagi. Sesekali Yeosang melirik waktu pada jam tangannya sambil mencoba melihat nomor-nomor yang tertempel pada pintu bagian atas.
Sedikit mengatur nafas sebelum membuka pintu, Yeosang juga memejamkan mata nya sesaat untuk menenangkan dirinya. Saat Yeosang hendak membuka pintu, seorang wanita berusia sekitar 30 tahun dari arah berlawanan menyapa nya.
"Kang Yeosang"
Yeosang langsung membungkuk memberi hormat saat melihat wanita tersebut.
"Selamat siang Ibu Lee"
"Selamat sudah berhasil untuk bergabung disini ya" Ucapnya ramah.
Ibu Lee adalah salah satu dosen yang mengajar di kelas ekonomi sekaligus yang mengawasi ujian penerimaan masuk Yeosang kala itu, jadi Ibu Lee masih mengingat jelas wajah Yeosang. Yeosang juga turut senang mengetahui bahwa Ibu Lee adalah salah satu dosen yang akan mengajarnya.
"Kelas pertama?"
Yeosang tersenyum kemudian mengangguk.
"Iya Ibu Lee"
"Baik, nanti perkenalkan dirimu terlebih dahulu" Ibu Lee langsung melesat masuk dan diikuti Yeosang dibelakangnya.
Suasana kelas yang semula ramai mulai tenang ketika melihat Ibu Lee masuk, namun belum ada beberapa detik, keramaian itu mulai terdengar kembali, meskipun hanya berupa bisik-bisik kecil yang tidak terlalu di dengar.
Ya, mereka bertanya-tanya akan sosok yang sedang bersama Ibu Lee.
"Baiklah semuanya. Hari ini kita kedatangan mahasiswa baru yang akan bergabung menjadi keluarga ekonomi di tahun ini. Silahkan perkenalkan diri."
Yeosang sebenarnya sedikit gugup ketika melihat jumlah mahasiswa yang berada di ruangannya, kelas nya cukup besar bahkan jumlahnya hampir 2 kali lipat dari masa SMP dan SMA Yeosang. Apalagi ini pertama kalinya setelah sekian lama tidak terlalu banyak berinteraksi dengan orang-orang.
"Kang Yeosang. Mohon bantuannya semua" Ucap Yeosang singkat sambil membungkuk 90 derajat.
Beberapa mahasiswa tertawa dengan sikap Yeosang yang terlihat kaku, namun wajahnya yang tampan juga menghipnotis beberapa wanita dan pria yang ada di ruangan tersebut.
Ibu Lee yang sudah bertemu Yeosang lebih dulu memahami perkenalan singkat itu, jadi Ibu Lee langsung mempersilahkan Yeosang untuk duduk di bangku yang tersedia.
Yeosang mulai melangkahkan kaki nya secara perlahan, undakan demi undakan di laluinya, kursi paling depan dari arah Yeosang sudah terlihat penuh, sehingga bagian belakang yang masih sedikit kosong menjadi pilihannya.
Saat hendak menaiki undakan tersebut, netra Yeosang bertubrukan dengan netra seorang pria. Terlihat tidak asing baginya, beberapa detik kemudian Yeosang menyadari bahwa dia adalah pria basket yang di temuinya di lapangan saat itu. Jongho.
Yeosang cukup senang melihat Jongho, meskipun pertemuannya singkat dan belum mengetahui nama nya, tetapi sikap nya yang lembut, membuat Yeosang berpikir bahwa Jongho bisa menjadi teman pertamanya.
Yeosang berjalan ke arah Jongho, mengingat masih ada bangku kosong di sebelah kirinya, Yeosang juga hendak melambaikan tangan dan memberikan senyuman kepada Jongho, namun sayang sebelum hal itu terjadi Jongho sudah menatap kembali pada buku nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Me II JongSang
Ficción GeneralSebuah cerita tentang pria yang berusaha ingin berdamai dengan kepribadian lain yang dimiliki dirinya sejak usia remaja. Kang Yeosang berjuang untuk mendapatkan rasa dimiliki atas dasar dirinya sendiri, bukan karena pribadinya yang lain. Mengharapka...