4

178 23 0
                                    


Pintu kamar itu ditutup, dan segera Seonho membawa istrinya untuk duduk di tepian kasur, lalu memeluknya, bermaksud untuk menenangkan dan membiarkan istrinya menangis dengan terus mengelus punggungnya secara perlahan. 

Setelah merasa lebih tenang, Seonho melepas pelukannya dan segera menangkup pipi Yoona yang terlihat memerah karena tangisnya.

"Istriku tetap cantik meskipun habis menangis" Ucap Seonho sambil tersenyum dan mengusap sisa air mata Yoona yang hampir mengering.

Hal tersebut membuat Yoona tersenyum malu lalu memukul dada Seonho perlahan.

Seonho terkekeh saat melihat rona wajah Yoona yang sedikit bersemu, karena terlihat kemerahan pada wajah sebelumnya semakin pekat terlihat adanya. Seonho mulai beranjak untuk menuju meja yang berada di dekat kasurnya, mengambil air minum yang terletak diatasnya.

"Diminum dulu" Ucapnya sembari memberikan gelas minuman.

Melihat bahwa sang istri sudah dalam keadaan yang lebih baik dari sebelumnya, Seonho mencoba untuk memulai pembicaraan yang sebelumnya telah terjadi di ruang makan. Meskipun memang topik yang dibicarakan akan sulit bagi mereka berdua, Seonho tetap harus menyelesaikannya sesegera mungkin, dia tidak ingin memiliki masalah yang berlarut-larut. Terlebih Yeosang juga pasti membutuhkan jawaban dari mereka.

"Sayang, aku paham luka yang pernah kita alami pasti akan sulit untuk dilupakan dan itu selalu membekas dalam memori kita" Seonho mulai berucap, mencoba untuk memberikan pemahaman terlebih dahulu.

Tahu bahwa kemana arah pembicaraan akan berlangsung, Yoona terdiam untuk membiarkan suaminya berbicara, tetapi matanya menatap lurus ke arah Seonho.

Paham bahwa Yoona mempersilahkannya, maka Seonho melanjutkan.

"Tapi bagaimana pun juga, bukan kah kita memang akan terus hidup dengan luka itu ?  Meskipun memang menyakitkan, tapi kita sudah berhasil melalui nya sampai detik ini" Seonho mulai menyentuh pipi Yoona secara lembut, tahu bahwa sosok itu akan mulai meneteskan air mata nya lagi.

"Aku setuju jika Yeosang kembali beraktif-" 

Belum sempat Seonho menyelesaikan kalimatnya, tangan yang sebelumnya berada di pipi Yoona di tepis begitu saja.

"Kamu paham kenapa aku ga setuju kan!" seketika suara Yoona meninggi

Seonho mewajari atas sikap yang Yoona lakukan, sehingga dengan sabar Seonho tetap pada tujuannya.

"Paham, aku paham sayang. Tapi benar apa yang dikatakan anak kita, mau sampai kapan? Seolah kita berhasil untuk hidup bersama luka itu, tapi lihat, ternyata Yeosangie kita justru semakin terluka"

Mendengar kalimat bahwa anaknya terluka sudah mampu untuk menjatuhkan air matanya. Namun Seonho tetap melanjutkan secara hati-hati

"Kita ga bisa selamanya bisa berada disisi Yeosang, meskipun tentu yang aku inginkan adalah bersama kalian sepanjang hidupku, tapi kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di masa yang mendatang bukan? Jadi aku juga mau bahwa anak kita mampu untuk menjaga dirinya. Sadar atau tidak kita belum banyak melakukan hal itu." 

"Tapi kamu lihat sendiri apa yang terjadi setelah kita membiarkan Yeosang kembali untuk bersekolah waktu SMA?" Kali ini Yoona mencoba untuk membuka suaranya yang bergetar.

"2 tahun sudah cukup Yoona.... Bahkan ini adalah permintaannya sendiri, bukan kah artinya Yeosang juga mencoba untuk berdamai dengan luka nya?" 

"Bagaimana kalau kepribadiannya justru bertambah lagi saat kuliah nanti? Aku.. aku hanya takut" Yoona berkata dengan suara yang lemah. 

Another Me II JongSangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang