ZFD | CH-11

12.1K 1.5K 90
                                    

Suara tawa yang jarang terdengar dari Zai kini mengalun merdu.

Siapa yang tak bahagia? Berenang bersama Ferdi, Fendra, Rosela, dan Evin layaknya keluarga kandung. Bersama siapapun itu, Zai merasa senang akan kebersamaan.

Tangan Rosela berada diketiak Zai. Wanita itu terus mengajak Zai berenang mengitari kolam.

Zai akan tertawa saat Rosela mempercepat langkahnya hingga air menyiprat kewajahnya.

"Seneng?"

"Seneng!"

Tiba-tiba Rosela memeluk tubuh kecil Zai, memberinya beberapa kecupan dipelipisnya juga.

Mengusap wajah Zai, Rosela mengeratkan pelukannya dengan mata terpejam. Memberikan kenyamanan untuk anak berjiwa kuat ini meski hanya beberapa menit.

Zai bersandar nyaman didada Rosela, ibu jarinya berada didalam mulut.

Diam-diam Ferdi merekam interaksi antara Zai dan istrinya. Dengan sengaja pula Ferdi mengirimnya pada Julian. Sebenarnya tidak hanya video Rosela dan Zai saja, sejak tadi pun Ferdi merekam dan mengirimkannya pada Julian.

Bahkan mengunggah fotonya dan Zai kemedia sosial dengan caption 'Bungsuku'. Yang dimana rekan kerjanya langsung membanjiri kolom komentar dengan asumsi mereka.

Mereka menebak, Zai adalah bungsu baru keluarga Ferdi, anak angkat Ferdi.

"Papi, Vidio terus. Katanya mau berenang," Evin menyuarakan kekesalannya.

Dengan suara kekehan, Ferdi menyimpan ponselnya. "Maaf deh, kan papi cuma mau mengabadikan momen."

Ferdi langsung memeluk putranya dan melompat kekolam membuat Evin langsung berteriak karena tidak siap.

Sedangkan Rosela dan Zai yang masih berpelukan diair tertawa melihatnya.

Tak lama Fendra menyusul kedalam kolam.

Berbeda dengan Evin, Ferdi, dan Fendra yang sudah lincah. Zai terus menempeli Rosela karena takut tenggelam. Sesekali Fendra akan meggodanya, menarik kaki Zai sambil menakut-nakuti kalau Zai akan tenggelam.

***

Setelah menghabiskan waktu untuk berenang, kini pakaian tebal sudah melekat ditubuh kecil Zai. Pakaian milik Evin yang sudah tak muat lagi. Namun masih sedikit longgar jika Zai yang memakainya.

Zai duduk diatas karpet bulu dengan televisi menyala. Menayangkan kartun sore hari favorit Zairo.

Lagi dan lagi, sebelum pulang Zai wajib disuapi nasi dan tempe goreng oleh Rosela. Wanita itu bahkan sudah menyiapkan tempe goreng sewadah penuh untuk dibawa pulang.

Rosela tau kalau Zai sangat menyukai tempe goreng.

Zai hanya menurut. Lagian, setelah berenang memang ia merasa lapar.

Matanya fokus kedepan, sedangkan mulutnya terus menerima suapan dari Rosela.

"Makan yang banyak," Mengusap kepala Zai.

Tidak ada respon dari Zai. Kalau sudah fokus pada televisi, mana tau kalau ada gempa sekalipun.

"Ih ... Ditanyain diem aja," Fendra yang baru saja mendudukkan dirinya disamping Zairo langsung menarik pipi Zai. Membuat Zai langsung menoleh dan menatapnya kesal.

Fendra tertawa. "Apa?"

Zai memukul paha Fendra pelan. "Jangan ganggu."

"Biarin," Kembali menarik pipi Zairo.

Zai and the final destiny [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang