Typo.
_______
📍Happy Rending.
.
.
.Tiffaya sedang sibuk mengurus Hiro yang sedari tadi rempong ingin pakai sarung untuk sholat jum'at, padahal Tiffaya sudah menyarankan nya untuk menggunakan baju kokoh saja karena kalau pake sarung suka melorot untuk anak itu.
"Bunda pasangin hiro sarung, dia jatuh lagii" ujar nya dengan sarung yang terus dia pegang di pinggang.
"Kan bunda udah bilang hiro..pake baju kokoh aja, ntar pas kamu sholat terus sarung nya terpelorot lagi gimana ?" ucap Tiffaya memberikan baju kokoh berwarna putih lengkap dengan pecinya.
"ntal kaka hilo di ketawain pak ustad" ujar Tresha sambil pekikikan.
Hiro masih tetap kukuh ingin memakin sarung, kata nya biar bisa salto-salto nanti kan kalu pake baju kokoh, yang ada sobek. Hades hanya bisa geleng-geleng kalau sudah melihat tingkah anak kedua nya yang petakialan di luar nurul.
"Sholat nya ga boleh mainan, hiro.." peringat Hades sembari menyemprotkn parfum pada tubuh nya
Tiffaya menghembuskan nafas lelah "Yaudah pake lah, tapi jangan nangis kalau nanti di ketawain pas kepelorot ya. Minta ayah pakein" ujar Tiffaya yang di angguki Hiro.
Buru-buru Hiro menggunakan sarung nya di bantu oleh Hades. sementara Erlangga yang sudah siap dari tadi hanya bisa memasang wajah dongkol dengan badan yang bersender di pintu.
"Unda!"
panggil Rantara yang baru keluar dari kamar dengan baju sholat lengkap, baju kokoh berwarna biru tua dan peci berwarna hitam yang pas di kepala bocah itu. buru-buru Tiffaya menghampiri putra kecil nya lalu menggendong nya.
Tiffaya menghirup aroma tubuh Rantara yang khas bayi "Wangi banget dek, udah siap sholat jum'at nih" puji Tiffaya sambil memperbaiki peci Rantara yang agak mencong.
Rantara mengangguk semangat. ini pertama kali dia sholat jum'at dari sekian lama nya berada di tubuh Rantara, walapun raga nya masih berusia 2 tahun tapi jiwa nya sudah pria dewasa yang memang wajib sholat. apalagi sholat jum'at, jadi dia memaksa Hades agar membawa nya sholat ke mesjid.
Walapun Tiffaya dan Hades sempat menolak, karena takut Rantara akan main di dalam mesjid seperti bocah-bocah pada umum nya dan menganggu jemaah yang sholat. Tapi bocah itu meyakinkan kedua orang tua nya kalau dia tidak akan main di masjid nanti.
Tresha yang melihat para saudarahnya akan pergi sholat ke mesjid pun langsung berlari kekamar milik nya untuk mengambil sesuatu.
"Kalah gitu ayo kita per--"
"Ayah tunggu esha ikut!" sahut Tresha yang keluar dari kamar menggunakan mukeha besar milik Tiffaya, membuat tubuh gadis itu tenggelam di makan kain berwarna hijau segar.
"Astaga tresha" Tiffaya geleng-geleng kepala melihat tingkah putri nya lalu menghampiri gadis kecil itu "perempuan sholat di rumah sayang" lanjut Tiffaya dengan tangan yang sibuk memperbaiki mukena yang Tresha pakai.
wajah Tresha tampak tidak setujuh dengan ucapan Tiffaya "tapi kakak sama adek tala pelgi ke mejid" ujar nya menunjuk para pria yang sudah tampan rupawan dengan pakaian sholat.
"Mereka laki-laki, dan laki-laki muslim wajid sholat jum'at di mesjid" ujar Tiffaya memberikan pengertian pada Tresha "Sementara kita yang perempuan ga di wajid kan ikut sholat jum'at kaya laki-laki, apalagi sholat jum'at di mesjid, tresha paham ?" tanya Tiffaya sambil mengusap kepala Tresha.
"paham! kalau gitu esha sama bunda sholat nya apa ?"
"Nanti kita sholat dzuhur berjamaah oke" Tresha mengangguk lalu membuka mukena Tiffaya yang kebesaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTAR | Publik✅
FanfictionARTAR [ TRANSMIGASI ] ( FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DULU, TERIMA KASIH💋 ) ###### "yang benar aja!! gw jadi bayi ?!" batin pria bernama Gilangga arthur kenjosen, yang jiwa nya masuk ke tubuh seorang bocah berusai 1 tahun bernama Rantara. Bukan kah...