O28. CALON BODYGUARD

1.9K 199 9
                                    

Typo.
gw harap setelah hiatus nanti pembaca setia ARTAR tidak kecewa dan pergi.

______

📍 Happy rending.
.
.
.

Setiba nya Tiffaya dan Rantara di satu pasar, hal pertama kali Rantara lihat, ramai. itu wajar karena pasar memang rata-rata ramai dengan masyarakat yang tidak suka berbelanja di swalayan/mart terdekat, karena di harga di swalayan terdekat bisa 1× atau 2× lipat lebih mahal jika tidak ada diskon.

sedangkan Tiffaya memang sengaja pergi ke pasar karena di pasar lebih lengkap di banding swalayan.

Rantara terus berpegangan para tangan sang bunda tampa melepas nya, semakin maju semakin banyak orang yang menghampit tubuh kecil Rantara, tapi itu tidak luput dari Tiffaya yang terus memperhatian Rantara dan menggenggam erat tangan anak nya.

"bunda, kita mau beli apa ??" tanya Rantara setelah lama berdiam.

"bunda mau ke penjual daging terus ketempat jasa penggiling daging, habis itu kita beli rempah-rempah dulu. tara kuat ?" tanya Tiffaya sambil mengelus pipi sebelah kiri Rantara.

"kuat!" jawab Rantara berseru dengan semangat.

Tiffaya tertawa kecil lalu kembali berjalan untuk mencari penjual daging yang menjual daging sapi yang segar.

"mbak ayo mbak ikan layang nya masih seger-seger ayo di beli"

"ayo bu/pak 25 aja 25"

Rantara memperhatikan para penjual ikan dan atam yang berteriak-teriak memanggil pembeli agar membeli dagangan mereka.

"Rantara tunggu sini sayang, jangan kemana-mana. tetap sama bunda" kata Tiffaya yang di angguki Rantara.

pria kecil itu mempeerhatikan interaksi antara bundanya dan penjual daging itu. selama ia menjadi Rantara atau pun Arthur di tidak pernah pergi kepasar, paling-paling membeli ikan segar di big mart yang menyediakan ikan-ikan segar dan sayur-sayuran.

'dugg'

badan Rantara tersungkuh di lantai pasar yang becek dengan tangan yang membopong tubuh nya agar tidak sepenuh nya terkena air peceran.

"astaga tara! ayo bangun sini"

Rantara mendongkan kepala untuk menatap Tiffaya, tangan nya dan setengah baju nya sudah kotor terkena air pasar, yang membuat wajah nya menahan kesal pada orang yang tidak sengaja menyenggol nya karena keadaan pasar yang cukup ramai.

"bunda. ayo pulang ajaa, kita beli di toko ikan yang lebih bagus tempat nya" ujar Rantara dengan nada merengek.

Tiffaya sibuk mengelap baju Rantara yang kotor dengan tisu basah.

"sayang. kita sudah terlanjur di sini, nanggung kan kalu kita balik" ujar Tiffaya memberi pengeritan.

Rantara membuang wajah, dia keburu kesal dengan keadaan pasar yang ramai dan bau.

Tiffaya hanya bisa menghelaikan nafas sabar dan kembali melakukan jual beli dengan penjual daging.
"ini mbak daging nya" kata pria penjual daging itu.

"oh iya, jadi dua ratus delapan puluh ya pak ?" ujar Tiffaya mengeluarkan uang dari dalam dompet nya.

"dua ratus enam puluh aja lah mbak, kasihan anak nya nunggu lama sampe baju nya basah kena air pasar" ucap bapak itu ramah.

ARTAR | Publik✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang