O21. GA DI JEMPUT

2.6K 223 3
                                    

Typo.

________
📍Happy rending.
.
.
.

Tadi pagi Hades berpesan, kalau Rantara akan di jemput oleh bawahan ayah nya, karena ada meeting penting yang tidak bisa di tunda oleh Hades. membuat Rantara harus menunggu sendiri di kursi taman.

Celou dan Nara serta teman-teman sekolah nya sudah pada pulang, hanya sisa kepsek dan beberapa guru yang masih rapat.

Rantara mendengus kesal, dia lapar dan ingin cepat-cepat baring rasanya. Bekal yang di buat Tiffaya sudah habis karena dia membagi nya dengan Celou.

"Rantara ?"

Bocah yang di sebut nama nya langsung menoleh dan menatap salah satu guru yang memilik gaya menor ala tante-tante girang. Tapi ini versi lebih ngejreng, lebih mirip badut sikopet.

"Kamu belum pulang ?" tanya Tia dengan nada seperti di buat-buat manis.

"Belum" jawab Rantara acuh.

"Aduhh kasihan" Tia mengelus kepala Rantara.

Tia tersenyum samar lalu lanjut bertanya "Ayah kamu yang keren itu kemana ? Kok ga jemput sih"

Rantara memutar bola mata malas. Ini alasan Rantara tidak suka dengan Tia, karena wanita ini naksir Ayah nya yang jelas-jelas sudah milik Bunda nya.

"Sibuk."

"Aduh kamu nih kok cuek banget sih sama ibu ? ibu ini nanti bakal jadi mama tiri kamu juga loh sayang" ujar Watia dengan wajah sumeriwing.

"pede amat lo dut" batin Rantara.

Rantara tak bersuara, ia lebih memilih membuang wajah ke arah jalan. pemandangan aspal dan mobil lewat lebih menarik dari pada guru di samping nya.

Tia mendengus kesal karena tidak  dapat respon dari 'calon anak nya kelak' tapi harus di garis bawahi kalau itu hanya dalam mimpi wanita tukang halu itu

Ide kecil muncul di otak saluar pembuang milik Tia. Canda

"Kamu mau ibu antar pulang gak?" tanya nya, bukan karena tidak ada alasan dia melakukan itu.

Sejak pertama kali melihat Ayah dari Rantara yang mempesona, Tia jadi gencar mendekati nya. Tapi Hades yang selalu menghindar membuat diri nya susah mendapat kan pria dewasa itu.

Rantara menggeleng ribut "Gausah, tala di jemput bawahan ayah" balas nya.

"Oh..ehh ibu telponin ayah kamu aja gimana ? nomer nya berapa ? " Tia mengeluarkan ponsel nya siap mencatat nomer ponsel Hades.

"Tala ga hapal" balas Rantara masih cuek.

Mungkin terkesan tidak sopan. tapi kalau Rantara tidak seperti itu, bu guru nya ini akan semakin kepedean dan tambah nekat nanti nya.

Tia berdecak kesal "Yaudah kamu jangan kemana-mana sampe suruhan pacar saya datang" ujar Tia terdenger malas. Iya lah, orang rencana nya gagal.

Mata Rantara melihat kerpergian Tia. Ia menghembuskan nafas lega saat pengganggu itu pergi.

Tapi dia masih lapar di tambah kesal. ini orang suruhan Hades kenapa tidak datang padahal bel sekolah sudah berbunyi dari 30 menit lalu. apa ayah nya lupa ?

Rantara turun dari bangku lalu berjalan ke taman bermain. Lebih baik dia main sebentar untuk menghilangkan Rantara lapar dan kesal nya.
dia melepas tas nya lalu berjalan kearah ayunan lalu langsung duduk di atas papan itu dan mundur sedikit dan mengayunkan tubuh nya.

Hari sudah mulai siang, matahari makin bersinar terik. tapi tidak ada tanda-tanda orang yang akan menjemput Rantara.

Rasa nya Rantara mau nangis aja, mana setiap orang yang lewat dengan sekolah nya melihat nya seperti anak hilang.

krungg~ krungg

"Lapar..." Rantara memegang perut nya yang kerroncongan, dia tambah lapar ternyata setelah bermain.

dia mengkocek kantong seragam nya dan menemukan 1 bukus permen dan duit 5 ribu.

kira-kira dia beli apa ? para panjual terletak di seberang jalan besar. tidak mungkin dia nyebarang tampa orang dewasa, yang ada mati dua kali.

"Sari Roti, Roti Sari kepet! TELOLETT!! Roti Opett!"

Tiba-tiba ada mobik pik-up yang lewat depan TK Rantara. Mobil berwarna putih dengan sebuah rak kaca yang terisi roti-roti di muatan belakang dan stiker hewan yang ada di kartun upin-ipin bernama 'opet', di tempel di depan mobil dan samping mobil.

Rantara sekilas menatap uang nya lalu mengejar mobil penjual Roti itu. dia keluar dari TK yang penjaga nya mungkin sedang pergo ketoliet jadi dia bisa keluar kapan saja.

"Om-om tunggu!" teriak Rantara mengejar mobil yang semakin lama semakin jauh.

Rantara berhenti. dia mengatur nafas nya sambil memgang kedua lutut nya.

mobil itu hilang dari pandangan Rantara, penjual nya agak budeg kali. Makannya tidak dengar teriakan Rantara, atau mungkin sound nya terlalu nyaring hingga mengalahkan suara Rantara.

Orang-orang yang berlalu lalang semakin banyak yang memperhatikan nya, karena dia sedang di pinggir jalan, banyak pejalan trotoar dan kendaran yang lalu lalang.

"Hallo dek, ikut om yok"

tiba-tiba ada pria dengan pakaian serba hitam, dari jaket, sepatu, topi dan masker yang menghampiri Rantara dan mengajak nya ikut bersama orang itu.

"Ga, makasih om" ujar Rantara membalik kan badan nya lalu berjalan kembali ke TK.

"Heh! ayo lah ikut om, ntar om kasih permen sama mainan. kamu mau mainan kan ?" ujar pria itu menahan bahu Rantara.

Rantara menatap sengit kearah pria itu "Ga suka permen, suka nya uang" balas Rantara dengan nada santai tampa panik sedikit pun.

Pria itu merogok kantong jaket nya lalu mengeluarkan satu lembar uang berwarna merah "nih, ayo ikut om. Ntar om kasih lebih banyak lagi" tawar pria itu, entah apa niat pria ini yang pasti tidak berniat baik.

Rantara menatap uang nya lalu menatap remeh kearah pria itu "kalau segitu aku juga punya om, bahkan lebih banyak" songong Rantara.

"O-om tambahin nih jadi tiga" pria itu mengeluarkan dua lembar lagi uang merah.

"Masih kalah sama uang aku om, punya ku segepok-gepok." ujar Rantara.

pria itu terdiam, tapi wajah nya tampak suram "bocah sialan"

"Cih, ayo ikut!!" terpaksa pria itu menarik tangan Rantara.

"Aku ga mau!!"

sementara para orang-orang yang melihat itu, berpikir kalau mereka adalah ayah yang sedang membujuk anak nya. padahal tampang nya udah kek penculik anak gitu.

Pria berbaju hitam itu tampak kesusahan mengambil Rantara dengan keadan ramai orang, dia berusaha agar tidak terlihat seperti orang jahat, padahal memang jahat-_-

Rantara terus meronta-ronta agar terlepas, bahkan dia sudah teriak-teriak tapi tidak ada yang mengherankan. sampai Rantara dan pria itu mulai mendekat kedaerah yang lumayan sepi.

Sampai mata Rantara menangkap sosok yang sangat dia kenal, dirinya berusaha melepas tangan pria itu, bahkan dia sudah mencakar-cakar.

angkk!

"Akhh!"

setelah merasa tangan nya terlepas dari pegangan pria itu, Rantara berlari sekuat tenaga menghampiri sosok itu.

"anak sialan!" umpat pria itu mengejara anak kecil yang berlari di depan nya.

"AUNTY REY--"

_____
Bersambung...

ARTAR | Publik✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang