Typo.
_______
📍Happy rending.
.
.
.Hari demi hari berlalu begitu cepat, bahkan sudah tiga tahun Arthur berada di dalam raga bayi yang sekarang usia nya sudah 5 tahun. nyaman ? tentu saja, dia merasa menjadi anak kecil yang beruntung seperti dulu sebelum bunda nya pergi.
Hari-hari Rantara jalani seperti biasa, bahkan sekarang di sudah masuk ke taman kanak-kanak. di hari pertama dia masuk ke sekolah ia di antar oleh seluruh keluarga Dewson bahkan dia di tunggu dari pagi sampai pulang sekolah. benar-benar seperti raja yang harus di kawal.
Dan di hari keempat masuk sekolah, bu guru menyuruh para murid nya untuk belajar mengenal huruf abjad yang di beri waktu seminggu untuk menghafal nya atau setidak nya hafal huruf A sampai K saja dulu. tapi Rantara malah mengangkat tangan nya dan langsung menghafalkan huruf itu dengan lengkap dari A sampai Z di hari itu juga yang membuat para guru tercengang dan teman-teman nya bertepuk tangan, apalagi dia juga sudah bisa membaca dengan lancar tampa hambatan saat bu guru menyuruh nya mengEja bacan di papan tulis tapi Rantara malah membaca nya tampa mengEja.
Bahkan saat sampai rumah dia di sambut dengan para keluarga Dewson yang mengadakan pesta kecil-kecilan setelah mendenger berita Rantara yang bisa membaca dengan lancar dari guru di sekolahnya. alay ? tentu tidak, rata-rata para cucu dari Haidar itu bisa membaca dengan lancar di umur 7-8 tahun. Jadi wajar kalau mereka senang mendenger bocah 5 tahun itu sudah bisa membaca dengan lancar dengan umur segitu.
Sejak saat itu juga Tresha yang belum mahir membaca saja kalau ada tugas kadang Rantara yang bacakan, kurang enak apa punya adek pintar kek Rantara.
Pagi-pagi Tiffaya sudah mempersiapkan bekal milik anak-anak serta suami nya yang tidak sempat sarapan karena tinggal 30 menit mereka harus masuk sekolah. sedangkan Hades dan anak-anak nya sedang sibuk kocar-kacir mencari sepatu serta dasi.
"Bunda! kos kaki esha hilang sebelah" ujar Tresha dengan wajah di tekuk dan tangan yang menunjukan satu kos kaki berwarna biru langit dengan motif beruang.
"kemarin taro di mana ?" tanya Tiffaya sibuk menata bekal milik Rantara.
"Di tas, tapi pas tresha cari lagi ga ada" balas nya sambil menggaruk rambut nya.
"Cari lagi mungkin keselip di buku-buku"
"Sayang, gini ga pake dasi nya ?" Hades datang kedapur dengan dasi yang terpasang tapi mencong.
Tiffaya menatap suami nya lalu menepuk jidat nya pelan, dia mendekat lalu membantu Hades memperbaiki dasi nya, di saat sibuk dengan dasi Hades, Hiro datang dan mengadu kalu kos kaki nya yang satu bolong gara-gara Erlangga yang menggunting nya.
bahkan Tiffaya sudah tiga kali menghembuskan nafas lelah di pagi hari ini.
"Ambil baru aja, bang hiro" ujar Tiffaya.
"ck, gara-gara abang nih!" sungut Hiro pada Erlangg di samping nya.
wajah Erlangga masih sama seperti dulu datar tampa ekpresi bahkan sekarang wajah nya tampak cool dan tampan hampir menyerepet wajah Hades saat muda tapi Erlangga versi tidak banyak gaya. Dia tidak peduli dengan ocehan Hiro lebih memilih memasukan alat tulis ke tas dan bekal buatan Bunda nya.
Kalau yang lain sibuk dengan peralatan nya Rantara lebih sibuk dengan sarapan nya sambil kaki yang bergoyang maju mundur.
'tak'
Rantara mendongak menatap Tiffaya dengan tampang polos, penampilan Bunda nya sudah seperti orang urakan tapi tetap cantik.
"Ini bekalnya adek, di habisin ya jangan lupa susu nya di habisin juga" ucap Tiffaya mengelus rambut Rantara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTAR | Publik✅
FanfictionARTAR [ TRANSMIGASI ] ( FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DULU, TERIMA KASIH💋 ) ###### "yang benar aja!! gw jadi bayi ?!" batin pria bernama Gilangga arthur kenjosen, yang jiwa nya masuk ke tubuh seorang bocah berusai 1 tahun bernama Rantara. Bukan kah...