Part-10

677 27 0
                                    

Pagi ini Salma menyiapkan sarapan untuk Ridho, ia tau suaminya ada latihan pagi hari ini jadi ia menyiapkan sarapan lebih pagi agar suaminya bisa menikmati masakannya.

Ridho keluar dari kamarnya dengan pakaian latihan Persebaya dan membawa tas berisikan sepatu miliknya.
"Tumben langsung pake baju latihan mas, biasanya ganti disana? " Tanya Salma.
"Iya, lagi males ganti disana. " Jawab Ridho dan dibalas anggukkan oleh Salma.
"Yaudah sarapan dulu mas, Salma ambilin ya.. " Ucap Salma.
"Makasi ya, oh iya mas ada pertandingan lawan Psis Semarang lusa, jadi mas harus pergi kamu ga papa dirumah sendiri? " Ucap Ridho.
"Ga papa mas, kan udah biasa." Jawab Salma, mendengar ucapan Salma, Ridhos sedikit tertusuk mengingat hari hari sebelumnya Ridho sering meninggalkan Salma sendirian dirumah.
"Mas minta maaf ya, kemarin kemarin mas sering ninggalin kamu sendirian. " Ucap Ridho, Salma menoleh dan tersenyum.
"Ngga papa mas, Salma ngerti kok, oh iya mas, mas berapa lama di Semarang?" tanya Salma mengalihkan pembicaraan
"Ngga lama cuma 2 hari aja. " jawab Ridho.
"Yaudah mas hati-hati ya, semoga pertandingannya lancar, timnya mas menang. " Ucap Salma.
"Aamiin." Jawab Ridho. Keduanyapun sibuk menghabiskan sarapan masing-masing. Setelah selesai sarapan Salma mengantar Ridho hingga kedepan pintu.
"Yaudah mas berangkat dulu ya. " Ucap Ridho
"Iya mas, oh iya mas, ehhh Salma boleh cium tangan mas Ridho? " Ucap Salma ragu.
"Boleh.. " Jawab Ridho sembari tersenyum, Salma pun mencium tangan Ridho hati Salma berdebar ini kedua kalinya Salma mencium tangan Ridho setelah acara ijab qobulnya, tak lain halnya dengan Ridho, ia juga merasa ada getaran aneh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
"Yaudah mas pergi, assalamu'alaikum. " Ucap Ridho
"Waalaikumsalam mas, Hati-hati dijalan. " Jawab Salma.

Setelah Ridho menghilang dari pandangan Salma segera masuk kedalam rumah, mengingat Ridho akan latihan hingga sore Salma berencana akan membawakan makan siang untuknya. Salma bergegas memasak untuk Ridho namun karena kurang hati-hati goresan pisau mengenai jari telunjuk Salma.
"Aw, astaghfirullah." Ucap Salma terkejut ia segera membasuh jarinya dengan air lalu memberikan obat anti bakteri dan membungkusnya dengan plaster. "Aduh aku ceroboh banget sih. " Ucap Salma pada dirinya sendiri sebelum akhirnya ia melanjutkan acara masak memasaknya.

Jam menunjukkan pukul 10.00 pagi, Salma ber siap-siap sebelum mengantar makanan.

(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(

*outfit Salma, tapi ga pake cadar ya, visualnya kalian bayangin sendiri aja, mimin belum nemu visual yang pas😁*)

Jam 11.00 Salma pergi menuju tempat latihan Persebaya dengan menggunakan taksi. 15 menit perjalan Salma telah tiba di markas Persebaya. Salma turun dari taksi dan segera menemui Ridho, saat akan menuju lapangan ia berpapasan dengan teman Ridho, (Ernando)
"Eh mba Salma ya? " Sapa Nando.
"Eh, iya mas, kalo ngga salah ini mas Nando ya? " Ucap Salma.
"Iya, mba Salma pasti mau nyari Ridho. " Kata Nando.
"Iya mas, mas Ridhonya masih disini kan? " Tanya Salma.
"Masih mba, ada dilapangan dia, tadi kayanya lagi ngobrol sama seseorang" Jawab Nando.
"Oh gitu ya mas, yaudah Salma temuin mas Ridho dulu ya. " Ucap Salma.
"Iya mbak, monggo. " Ucap Nando.
Salma bergegas menuju lapangan, namun sayangnya sesampainya di lapangan Salma dikejutkan oleh pemandangan tak mengenakan, ia melihat suaminya tengah berpelukan dengan seorang perempuan yang sangat Salma kenali, ya perempuan itu adalah Silvy pacar Ridho.
Langkah Salma terhenti, kakinya tak mampu melangkah, nafasnya tercekat, menahan air mata yang hendak menerobos. Ya Salma cemburu, sangat cemburu, kali ini Salma tak mampu menahan amarah, Salma benar-benar sakit melihatnya karena Salma mencintai Ridho, ya Salma sudah jatuh cinta dengan pria itu sejak pria itu resmi menyandang status sebagai suaminya bahkan Salma sudah berjanji akan melayani Ridho dan menjadi istri yang baik untuk Ridho.
Salma tak mampu menahan sesak, ia berbalik dan pergi meninggalkan lapangan yang menjadi tempat latihan Persebaya. Salma memutuskan untuk pulang.

Pov Ridho.

"Dho, aku leren sek ya, aku arep neng mess, ganti. " Ucap Nando pada Ridho
"Ok.ok.. " Balas Ridho.

Saat Ridho tengah mengemasi barang2 miliknya, ia dikejutkan dengan kedatangan seseorang.
"Ridho... " Ridho yang merasa dipanggil pun menoleh ke sumber suara. Suara yang mengisi hari-harinya 2 tahun ini. "Silvy... Kamu ngapain disini? " Tanya Ridho.
"Ridho, aku minta maaf sama kamu, aku ngga mau kita putus Ridho, aku masih cinta sama kamu. " Ucap gadis itu yang tak lain adalah Silvy.
Ridho terdiam sejenak.
"Maaf Sil, kamu ngga perlu minta maaf, semua permasalahan ini berawal dari aku, aku yang ngga bisa meyakinkan kamu untuk menjadi pedampingku, aku yang ngga bisa nunggu kamu sampai kamu siap, aku yang ngga bisa mengerti posisi kamu, aku yang ngga bisa menghentikan perjodohan ini, kalau ada yang perlu minta maaf, akulah orangnya Sil, bukan kamu. " Ucap Ridho.
"Engga Dho, kamu bisa akhiri pernikahan ini dan tinggalin cewek itu, aku ngga mau pisah dari kamu Ridho. " Ucap Salma lagi.
"Maaf Sil, aku nggak bisa ninggalin Salma, aku ngga mau ada perceraian, karena aku cuma mau nikah sekali seumur hidup Sil, kamu ikhlasin ya, diluar sana banyak yang lebih baik daripada aku. " Ucap Ridho dengan lembut.
"Aku nggak bisa Ridho, aku cuma cinta sama kamu. " Ucap Silvy penuh emosi ia menghambur kedalam pelukan Ridho*tanpa mereka sadari ada sesosok wanita cantik yang tengah menyaksikan adegan itu*

" Aku ngga bisa pisah dari kamu Ridho, aku ngga bisa" Lanjut Silvy, Ridho berusaha melepaskan pelukan Silvy namun cengkeraman Silvy begitu kuat.
"Maaf Silvy, sekarang keadaan sudah berbeda, aku udah jadi suami Salma, Salma itu gadis baik, aku ngga bisa ninggalin dia gitu aja, dia juga merawat aku dengan baik selama satu bulan ini dan sayangnya aku jatuh cinta sama Salma. " Ucap Ridho penuh ketegasan yang membuat Silvy melepaskan pelukannya. Silvy menatap Ridho sejenak.
"Kamu jahat Ridho, kamu jahat.. " Teriak Silvy yang sudah bercucuran air mata sejak tadi, Ridho tak tega melihatnya.
"Aku minta maaf, mungkin jika kamu menerima lamaran ku waktu itu, perpisahan ini tidak akan terjadi. Sebaiknya kamu pulang Silvy, ini mau ujan. " Ucap Ridho lalu meninggalkan Silvy sendiri dilapangan, ia tak akan tega jika terus berada disana.
Silvy terduduk dipinggir lapangan, ia menangis sesegukan, kini menyesal tiada guna lagi, Silvy benar benar-benar ingin mengulang waktu dimana ia sedang makan siang dengan Ridho sehingga ia bisa menerima lamaran Ridho saat itu. Rasa sesak begitu hebat dihati Silvy, air matanya terus mengalir, ia terdiam dan mengingat kenangannya dengan Ridho beberapa bulan terakhir hinggan uluran tangan menyadarkannya.
"Mau hujan, masih mau disini? " Ucap pria itu, Silvy menoleh dan menatap pria itu, Salman dia salah satu pemain muda Persebaya, tak ingin menjawab Silvy menurunkan kembali pandangannya, merasa tak direspon Salman jongkok menyeimbangi Silvy.
"Saya tau apa yang kamu rasain saat ini, saya juga tau sakit berada diposisi kamu, tapi mas Ridho juga tidak sepenuhnya salah, dan menyesal pun sudah tidak ada gunanya, mungkin mas Ridho bukan jodoh kamu, ikhlasin aja, ayo kuantar pulang. " Ucap Salman sembari mengulurkan tangan pada Silvy, kali ini Silvy memyambut uluran tangan Salman, ia pergi bersama Salman hingga hujan turun cukup deras siang ini.

*gimana nih bestieee, ceritanya makin seru apa makin ruwet? Kasih sarannya ya bestie kalo ada kekurangan, jangan lupa vote nya, terimakasih*❤❤😊

S untuk Salma (Rizky Ridho Ramadhani) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang