"(Name), siapa yang memukul kepalamu kemarin?" tanya Andrija yang duduk disebelah (Name)
"Siapa yang bilang aku dipukul?" tanya (Name) menatap Andrija
"Mommy. Mommy bilang kemarin kamu pulang terakhir dengan laki-laki, siapa?" tanya Andrija lagi.
"Aku tidak dipukul Aku hanya terjatuh saat latihan dance kemarin," ucap (Name) mengalihkan pandangannya pada kamus bahasa Arab.
"Oh ya? Mommy mu bilang nama laki-laki yang keluar bersama mu itu adalah Kosta?" ucap Andrija
"Iya aku kemarin keluar bersama Kosta. Tapi bukan Kosta yang membuatku terluka," ucap (Name) reflek menoleh ke Andrija
"Lalu siapa?" tanya Andrija
"Vi---,"
"Kosta memang keterlaluan ya Ad? Bisa-bisanya ia melukai (name)," ucap Angelina yang baru datang dan duduk di bangkunya bersama Adriana
"Jadi Kosta yang melukai (Name)?" tanya Andrija yang berdiri dan menghampiri meja Angelina
"Loh? Tentu saja, aku juga tidak mengerti jalan pikirnya. Kalau tidak percaya tanya nih pada Adriana dan Petra saksinya," ucap Angelina. Andrija yang mendengar itu segera keluar kelas dengan emosi.
"Rijaaa!" teriak (Name) tapi Andrija tak menggubris nya
"Angelina! Apa maksudmu berkata seperti itu? Kamu jangan memfitnah Kosta ya, jelas-jelas itu perbuatan nya Vidak!" marah (Name) didepan meja Angelina
"Sudahlah (Name) untuk apa kamu membelanya? Kamu menyukai Kosta ya?" tanya Angelina
"Kosta itu teman laki-laki ku selain Andrija disini. Kamu jahat banget sih sama Kosta? Lebih baik kamu nanti minta maaf sama Kosta dia gak salah!" (Name) segera keluar kelas mencari Andrija
"Ad? Kok diem aja sih? Aturan kamu tuh ngebela aku tau. Bisa mampus nanti kita kalau Vidak yang salah," ucap Angelina
"Kan memang Vidak yang salah?" Adriana berdiri dan meninggalkan Angelina yang menatapnya kesal.
(Name) berjalan terburu-buru dilorong sekolah sampai Katarina memanggilnya dan menyuruhnya mengikuti nya. Sampainya mereka di depan parkiran sekolah, Andrija memarahi Kosta, terlihat lebam di sudut bibir Kosta.
"MAKSUD MU APA MELUKAI (NAME)? DIA SALAH PADAMU? HAH?" Andrija menahan emosi nya menatap Kosta dengan tatapan benci.
"TIDAKKAH KAU SADAR DIRI BAHWA SEJAK HARI PERTAMA (NAME) BERSEKOLAH DISINI IA SELALU MEMBANTU MU JIKA KAU SEDANG DI BULLY? DAN SEKARANG KAU MALAH MELUKAI NYA. UNTUNG SAJA (NAME) BAIK-BAIK SAJA!" ucap Andrija kesal.
"Bukan aku yang melukai (Name). Tapi Vidak!" Kosta menunjuk Vidak yang tersenyum miring dengan Lazar. Vidak segera memasang ekspresi tak percaya.
"Apa-apaan kau menuduhku begitu, hah?" tanya Vidak mendekati Kosta dan memukul sudut bibirnya hingga berdarah.
"VIDAK, STOP!" (Name) mendekati Kosta dan membantunya berdiri. (Name) menatap Vidak dengan tatapan tajam
"Kau! Kau yang melukai ku bukan Kosta," ucapan (Name) membuat para siswa yang menonton menatap tak percaya.
"Tapi (Name) kata Angelina, Kosta yang melukai mu?" ucap Andrija mendekati (Name)
"Dia bohong Rija! Vidak, cepat katakan dengan jujur bahwa kamu yang melukai ku, ayo Vidak bicara jujur!" paksa (Name) dengan tatapan memohon.
"Tidak Andrija. Bukan Vidak tapi memang Kosta yang melukai (Name), Angelina benar Aku saksinya. Iyakan Lazar?" ucap Petra
"Iya. Aku saksinya bersama Petra dan Angelina," ucap Lazar
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion (Kosta Kecmanovic)
Teen FictionDandelion, tidak secantik mawar, tidak seabadi edelweiss dan tidak sewangi melati. "Могу ли поново да осетим твоје присуство?(Bisakah aku merasakan kehadiranmu lagi?) "Can i feel your presence again?" -Kosta Kecmanovic