Apartemen (Name)
"Kamu kenapa (Name)?" David mengelus pundak (Name) berusaha menenangkan nya.
"Ko... Kosta," (Name) menjelaskan semua yang terjadi di skate park tadi. David mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Putusin aja (Name). Dia gak baik buat kamu," ucap David
"T-Tapi aku sayang sama dia Dav," ucap (Name) yang masih menangis
"Dia emang gak pantes buat kamu (Name). Bener apa kata David, kamu harus putusin Kosta," ucap Laura
"Enggak Lau, aku gak bisa," jawab (Name)
"Yaudah sekarang kamu ganti baju. Sebentar lagi cathering makan malam kamu datang," ucap David
"Aku pulang dulu ya (Name). Sudah mau malam," pamit Laura
"Kamu gak mau makan malam disini?" tanya (Name)
"Sebenarnya mau tapi hari ini Mama aku mau ngerayain anniversary pernikahan makanya aku gak bisa dinner disini. Maaf ya (Name)," ucap Laura
"Iya gapapa Lau titip salam buat Mama Papa kamu ya," ucap (Name)
"Iya. Kamu jangan terlalu mikirin Kosta ya, makan yang banyak oke?" Laura memeluk (Name) sebentar kemudian pamit pulang.
Saat diluar pintu apartemen (Name), Laura bertemu dengan dua orang gadis cantik yang akan berkunjung ke apartemen sahabat nya itu.
"Ehm sorry? Kalian mau ke tempat (Name) ya?" tanya Laura
"Iya. Kita temannya (Name) waktu di SMP, (Name) nya ada kan?" tanya Katarina
"Ada sih. Tapi... (Name) kayaknya lagi gak mood soalnya baru aja ada kejadian yang buruk?" jawab Laura
"Maksudnya?" Katarina bertatapan dengan Irina menyingkirkan pikiran negatif mereka.
"Pacarnya (Name) selingkuh tadi di skate park. Cowoknya bilang kalau cuma salah paham, tapi masa iya sampai kissing?" ucap Laura
"Gawat!" pekik Irina
"Kita telat Ir. Gimana dong?" tanya Katarina
"Yaudah kita kesini lagi aja besok?" usul Irina
"Tapi (Name) didalam sama siapa?" tanya Katarina khawatir
"Kalian tenang aja ada sepupu nya kok didalam," ucap Laura
"Yaudah deh. Eh iya kita belum kenalan, nama aku Katarina,"
"Aku Irina,"
"Aku Laura, salam kenal ya buat kalian," Laura tersenyum
"Salam kenal juga Lau. Eh kamu mau ke bawah kan? Bareng kita aja yuk," ajak Irina
"Boleh, ayo!"
Tak lama setelah mereka pulang, pintu apartemen (Name) berbunyi dan ternyata cathering makanannya sudah datang. Baru saja (Name) hendak menyiapkan makan malam, pintu apartemen nya kembali berbunyi.
"Siapa lagi? Apa barangnya Laura ada yang ketinggalan?" gumam (Name) menuju ke depan
Saat (Name) membuka pintu, Kosta berdiri disana dengan nafas yang tersengal. (Name) yang akan menutup pintunya ditahan oleh Kosta, Kosta sedikit mendorong (Name) agar ia bisa masuk ke dalam.
"Keluar!" perintah (Name)
"(Name) aku mau jelasin dulu kamu salah paham," ucap Kosta berusaha menetralkan nafasnya akibat berlari
"Gak ada yang perlu dijelasin semuanya sudah jelas," (Name) berusaha mengusir Kosta tapi laki-laki tampan itu malah meng-kabedon nya di tembok membuatnya tak bisa kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion (Kosta Kecmanovic)
Ficção AdolescenteDandelion, tidak secantik mawar, tidak seabadi edelweiss dan tidak sewangi melati. "Могу ли поново да осетим твоје присуство?(Bisakah aku merasakan kehadiranmu lagi?) "Can i feel your presence again?" -Kosta Kecmanovic