British International School
Bel pulang sekolah berbunyi, (Name) segera merapikan buku dan alat tulisnya. Gabriel menghampiri nya mengajak pulang bersama, karena hari ini cukup panas dan Kosta tak pulang bersama nya (Name) menyetujui nya.
"(Name)? Kita mampir ke cafe dulu yuk," ajak Laura ketika mereka keluar kelas
"Boleh," jawab (Name)
"(Name)! Ayo kita pulang bareng!" cegat Ilya ketika (Name) melewati kelasnya
"Sorry bro, (Name) pulang sama gue," ucap Gabriel merangkul pundak (Name)
"Gak! Gak! Ayo (Name) pulang sama aku aja," paksa Ilya
"Aku bisa pulang sendiri nanti. Sekarang kita bertiga mau ke cafe, kamu mau ikut?" tanya (Name)
"Mau deh. Naik mobil aku aja," ucap Ilya
"Lo berdua aja sama Laura naik mobil. (Name) sama gue naik motor," ucap Gabriel
"Lo gila? Ini panas banget kulit (Name) itu sensitif kalau panas nya begini," ucap Ilya
"Iya Gabriel kulit aku sensitif soalnya panas banget," ucap (Name) merasa tak enak pada Gabriel dikiranya dia gak mau naik motor.
"Oh yaudah deh. Gue ikut naik mobil lo juga," ucap Gabriel mengalah
"Terus motor Lo?" tanya Ilya
"Gampang,"
Mereka berempat menaiki mobil Ilya menuju cafe terdekat. Setelah sampai mereka segera memesan makanan dan sedikit mengobrol santai.
"Kabarnya Natasha baik kan, Il?" tanya (Name) ia hanya memesan jus mangga dan kentang goreng.
"Baik. Emangnya kamu jarang chat-an sama dia?" tanya Ilya
"Chatan kok tapi seminggu yang lalu Natasha gak online," ucap (Name)
"Dia sibuk," jawab Ilya
"Natasha itu sepupu kamu yang di Rusia?" tanya Laura. (Name) menganggukkan kepalanya. Laura hanya membalas oh.
"Foto dulu yuk guys!" ajak Laura
"Ayo!"
"Nanti kita up di ig bareng-bareng ya!" ucap Laura
"Aku repost aja deh," ucap Gabriel
"Aku juga," ucap Ilya
"Ih gak asik," ucap Laura
"Nanti aku up," ucap (Name)
"Oke!" Laura tersenyum cerah
"Eh guys aku balik duluan ya! Soalnya ada latihan," ucap Gabriel
"Latihan apa Lo?" tanya Ilya
"Balapan. Biarin aku aja yang bayar," Gabriel berpamitan dengan mereka tak lupa ia mencium pipi (Name) dan segera pergi menuju kasir takut di gampar Ilya.
"Woy!" teriak Ilya membuat pengunjung yang lain menoleh kearah mereka.
"Maaf!" ucap Laura dan (Name) merasa tak enak sudah membuat sedikit keributan.
"Udah Il, malu ah," ucap (Name)
"Harus dibersihin!" Ilya mengelap pipi (Name) dengan tisu agar bekas ciuman Gabriel dipipinya hilang.
"Lebay bener sih Il, (Name) juga gak ada hubungan apa-apa kan sama kalian? Cuma sebatas teman aja?" ucap Laura
"Ya aku gak suka aja!" ucap Ilya
"Gak perlu gitu juga Il. Sudah gak usah marah-marah, dimakan makanannya ya," ucap (Name) lembut ia tahu jika Ilya marah salah satu cara menenangkannya adalah bicara dengan nada lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion (Kosta Kecmanovic)
Teen FictionDandelion, tidak secantik mawar, tidak seabadi edelweiss dan tidak sewangi melati. "Могу ли поново да осетим твоје присуство?(Bisakah aku merasakan kehadiranmu lagi?) "Can i feel your presence again?" -Kosta Kecmanovic