Dua bulan setelah mengetahui bahwa Kosta sudah menikah dan memiliki anak, (Name) berusaha untuk melupakan Kosta dan fokus menumbuhkan rasa sayangnya pada Edward. Buat apa juga ia berharap pada suami orang?
Sepulang dari kantor Andrej, (Name) memutuskan untuk mampir ke cafe yang dekat dengan perusahaan nya. (Name) duduk sendirian sembari meminum jus mangga yang di pesannya. Anak perempuan berusia tiga tahun tiba-tiba mendekatinya dengan air mata yang berlinang.
"Pelmisi Kak,"
"Eh? Ada apa?" jawab (Name) bingung ia harus memanggil nya adik atau nak?
"Aku telpisah dengan Mama ku," ucapnya cadel sembari menangis
"Terakhir kali Mamanya ada dimana?" tanya (Name) menghapus air mata anak perempuan itu.
"Di lual sana, aku kila Mama masuk sini," ucapnya
"Yaudah Kakak bantu cari ya, Ayo!" (Name) menggandeng tangan anak perempuan itu dan berdiri diluar cafe berharap Mama dari anak ini segera datang.
"LAUREN!" Seorang perempuan memanggil menuju kearah (Name) dan anak perempuan yang ditemani nya.
"MAMA!" Anak perempuan itu -Lauren- turun dari pangkuan (Name) dan memeluk Mama-nya. Perempuan itu menggendong anaknya dan tersenyum pada (Name).
"Terimakasih ya kak sudah menjaga anak saya,"
"Sama-sama Kak, kalau begitu saya permisi dulu ya," ucap (Name) tersenyum
"Iya Kak, sekali lagi terimakasih dan hati-hati ya," ucap perempuan itu tersenyum ramah
(Name) merebahkan tubuhnya di apartemen nya dan seketika ia teringat tentang anak perempuan tadi, Lauren. Wajahnya sangat mirip dengan anak perempuan yang bermain bersama Kosta di taman waktu itu.
"Jangan-jangan anak tadi itu, anaknya Kosta?"
"Wajar sih Kosta suka padanya, dia cantik, baik dan ramah," ucap (Name) tersenyum palsu.
Bel apartemen nya berbunyi, (Name) bangkit dan membukakan pintu, siapa yang bertamu di malam hari seperti ini?
Saat pintu baru terbuka setengah, seorang laki-laki masuk dan memeluknya erat. Laki-laki itu dengan kasar menutup pintu apartemen yang otomatis langsung terkunci.
"I miss you, (Name),"
Suara ini?
(Name) yang tersadar segera melepaskan pelukannya dan menjauh dari laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion (Kosta Kecmanovic)
Teen FictionDandelion, tidak secantik mawar, tidak seabadi edelweiss dan tidak sewangi melati. "Могу ли поново да осетим твоје присуство?(Bisakah aku merasakan kehadiranmu lagi?) "Can i feel your presence again?" -Kosta Kecmanovic