•
•
•"Udah semua? Ada yang mau dibeli lagi?"
Fero terdiam sejenak dan berpikir sebentar, lantas menggeleng kemudian. "Kayaknya udah, deh. Bahan-bahan lainnya temen kelompok gue yang bawa," jawab Fero atas pertanyaan yang Dyezra lontarkan tadi.
Keduanya baru saja keluar dari area market mall dengan satu kantong plastik sedang berwarna hitam di tangan kiri Fero. Sementara Dyezra ... ah, gadis itu hanya membeli beberapa snack untuk camilannya di rumah. Mengingat ada film baru yang ingin ia lihat bersama Diorza nanti.
"Ohh, ya udah. Kalo gitu kita langsung pulang aja, ya? Takutnya kesorean," ujar Dyezra yang langsung diangguki oleh Fero.
Kedua sejoli yang masih memakai seragam sekolah tapi pakaian atasnya tertutup oleh jaket itu langsung berjalan ke area parkiran mall dan mengendarai motor masing-masing untuk pulang. Yahh, benar. Mereka membawa motor masing-masing, jadi tidak ada drama-drama boncengan seperti yang kalian harapkan. Baik Fero ataupun Dyezra memang selalu berangkat sekolah bersama, tapi mereka lebih memilih mengendarai motor masing-masing agar lebih nyaman.
Karena keduanya tahu kalau satu sama lain tidak harus selalu bersama setiap saat, apalagi Dyezra yang sekarang sudah beda kelas dengan Fero. Gadis itu lebih memilih menetap di XI MIPA-3 bersama Viona. Sementara ia tetap di XI MIPA-2 dan menggantikan Dyezra sebagai ketua kelas di sana. Nindi dan Mira pun juga masih duduk sebangku, lalu Deon dan Fikri yang berada di XI MIPA-1 juga demikian.
Mereka masih berteman sampai sekarang, meskipun interaksi mereka sudah tidak se-intens dulu. Setidaknya, mereka masih makan bersama di kantin saat jam istirahat tiba. Dampak dari peristiwa yang melibatkan nama Devina dan Devano terlalu besar bagi mereka, terutama Dyezra dan Viona. Bahkan Fero diam-diam masih memperhatikan kedua gadis itu sengaja menatap kursi yang selalu ditempati Devina di kelas XI MIPA-1 ketika tidak sengaja lewat di depan kelas tersebut. Wajar saja, mengingat persahabatan mereka bertiga yang tidak sebentar. Pasti tragedy itu sangat membekas di hati dan pikiran mereka.
Ckiittt!
Suara decitan karena gesekan ban motor dan aspal yang terdengar nyaring itu membuat Fero langsung mengerem motornya secara mendadak. Pemuda itu berdecak kesal melihat pengendara di depannya yang justru malah cengar-cengir setelah membuatnya jantungan.
"Ngapain, sih?! Ngagetin orang aja."
Dyezra mendelik tak terima. "Heh! Harusnya gue yang nanya itu sama lo! Kita itu lagi di jalan, dan lo malah sempat-sempatnya ngelamun tadi! Mikirin apaan, sih?!" tanya Dyezra dengan sedikit berteriak. Ia hanya khawatir terjadi sesuatu dengan Fero jika ia tidak ada bersama pemuda itu tadi. Bagaimana mungkin Fero bisa melamun seperti itu saat mengendarai motor di jalan?!
Yang ditanya malah menghela napas dan menggeleng pelan. "Gue nggak mikirin apa-apa, bukan hal penting." Fero melepas helmnya dan sedikit menepikan motornya di sisi kiri jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFERO : The Secret of Galarzo ✔
Teen Fiction[𝐃𝐧𝐀 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟎𝟐] Genre : Teenfiction - Drama Tema : Slice of Life, Family, and Friendship ⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] ⚠ Follow dulu dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca❤ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | / 。˚☂︎࣪࣪⋅...