•
•
•Dyezra tidak tahu kalau hari seperti ini akan datang. Hari di mana ia akan bertemu dan bertatap muka langsung dengan Antonio Galarzo. Ini benar-benar di luar dugaannya. Ia yang baru saja sampai di depan gerbang sekolahnya dan hendak pulang, terpaksa harus mengurungkan niat saat mobil Kijang Innova hitam menghadang jalannya. Jelas saja ia terkejut, terlebih lagi saat kaca mobil tersebut terbuka dan terdapat eksistensi Papa Fero di sana.
Hingga di sinilah ia sekarang. Cafe sederhana yang berada di pinggiran kota. Bersama pria paruh baya yang merupakan ayah kandung dari Fero. Ia memang sudah pernah bertemu dengan Antonio saat main ke rumah Fero bersama Viona dan Devina, atau saat diajak pemuda itu mampir ke rumahnya sepulang sekolah untuk mengerjakan tugas bersama. Kami disambut dengan hangat saat itu, meskipun sosok Antonio Galarzo hanya menanggapi dengan senyuman tipis dan jawaban singkat.
Saat itu, pria paruh baya tersebut terlihat sangat ramah. Begitupun juga dengan istrinya, Mama Fero. Akan tetapi entah kenapa, Dyezra merasa berbeda saat ini. Senyuman dan gaya bicara pria itu memang terbilang ramah, tapi tidak dengan tatapan matanya yang dingin dan seolah menyiratkan banyak kata.
"Jadi, ada apa ya, Om? Kenapa Om Nio bawa Dyezra ke sini?" Dyezra yang tidak tahan dengan keheningan yang terjadi, memutuskan untuk segera memulai pembicaraan. Ia tidak peduli dengan jantungnya yang berdebar-debar dan berbagai pikiran negatif yang timbul di otaknya. Ia hanya ingin momen ini cepat selesai dan ia bisa tahu apa tujuan Antonio Galarzo mengajaknya kemari.
"Saya hanya ingin berbicara santai denganmu, Dyezra."
Lagi-lagi senyuman itu. Senyuman yang ramah, tapi terkesan janggal bagi Dyezra. Gadis dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya itu mencengkeram rok yang ia pakai.
"Soal apa?"
"Hubunganmu dengan Fero, mungkin?"
Mungkin?
Astaga! Sebenarnya apa yang ingin pria tua ini katakan?! Ingin sekali ia membuka tempurung kepala Antonio Galarzo dan melihat isi otaknya.
"Ada apa dengan hubungan saya dengan Fero? Kami sepasang kekasih."
Sudut bibir Antonio terangkat ke atas. Kalimat penuh percaya diri dari gadis di depannya membuat ia ingin sekali tertawa. Ia sudah tahu kalau Dyezra adalah kekasih Fero, dan karena tujuan itulah ia ingin berbicara empat mata dengan gadis itu sekarang. Ia juga merasa kalau ini adalah waktu yang tepat. Terlebih saat tanpa sengaja ia mendengar gumaman samar gadis itu tentang 'lolos audisi' dan 'model'.
"Kamu baru saja mendapat kabar yang membahagiakan, bukan? Boleh saya tahu tentang apa itu?"
Jujur, Dyezra semakin tidak mengerti dengan situasi yang tengah ia hadapi sekarang ini. Sikap Antonio seolah menunjukkan kalau beliau ingin berbicara hal penting padanya. Akan tetapi, apa ini? Kenapa pak tua ini justru malah berbasa-basi?
"Sebelumnya saya mohon maaf, Tuan Antonio." Dyezra menopang dagunya dengan kedua tangan dan memanggil Antonio dengan panggilan formal. Ia tidak akan berbasa-basi lagi kali ini. "Saya tidak tahu apa maksud Anda menghadang jalan pulang saya dan membawa saya kemari. Saya tahu kalau Anda pasti memiliki alasan tertentu. Jadi akan lebih baik kalau Anda mengatakannya secara langsung dan tidak berbasa-basi seperti ini."
Dyezra tersenyum bangga dalam hati. Ia selalu diajarkan untuk berani menyampaikan pendapatnya dan menatap tepat pada kedua bola mata sang lawan bicara jika tengah terlibat dengan percakapan yang cukup serius. Sedari awal, ia sudah menduga, kalau Antonio Galarzo pasti memiliki tujuan yang sangat penting sampai-sampai merelakan waktu berharganya untuk sekadar bertemu dengannya dan berbicara empat mata.
"Ternyata kamu gadis yang tidak sabaran, ya." Antonio terkekeh sebelum mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya dan menyalakannya. Aroma khas nikotin langsung saja menyerbak di sekitar meja mereka. "Baiklah. Saya tidak akan berbasa-basi lagi, Dyezra." Antonio Galarzo menatap tepat pada kedua bola mata kecoklatan milik gadis remaja di depannya sebelum melanjutkan ucapannya.
"Akhiri hubunganmu dengan Fero."
𓈓 𓈓 ◌ 𓈓 𓈓
"A-apa?"
Pupil netra Dyezra mengecil. Ia menatap tak percaya pada sosok pria paruh baya yang tampak santai-santai saja seolah tak bersalah itu.
"Apa maksud Anda?"
Antonio Galarzo menegakkan posisi duduknya dan menyesap batang rokok tersebut dengan tatapan yang tak lepas memerhatikan setiap ekspresi serta gerak-gerik Dyezra. "Bukankah perkataan saya sudah jelas, Nona Dyezra? Akhiri hubunganmu dengan Fero dan jauhi anak saya."
"Sejak awal, saya tidak pernah merestui hubungan kalian berdua. Kamu pasti sudah menduga alasannya, 'kan? Tidak mungkin saya membiarkan putra saya yang merupakan keturunan Keluarga Galarzo harus menjalin hubungan dari keluarga biasa sepertimu."
"Keluarga kami memiliki reputasi yang sangat bagus. Anda pasti tidak mau kalau sampai menjatuhkan harga diri Fero sebagai anggota Keluarga Galarzo, bukan?"
Dyezra mengepalkan tangannya di bawah meja. "Jadi ini semua soal kasta, ya?" tanyanya dengan nada yang begitu pelan, tapi Antonio bisa mendengarnya dengan jelas.
"Baiklah. Tidak masalah."
Dyezra mendorong kursinya ke belakang dan berdiri. Gadis itu sedikit menepuk-nepuk rok belakangnya sebelum kembali memusatkan perhatian pada Antonio. "Saya akan mengakhiri hubungan saya dengan Fero sesuai keinginan Anda."
"Ohh, benarkah? Kamu akan mengakhirinya begitu saja?"
"Tentu. Bukankah memang ini yang Anda inginkan? Saya akan dengan senang hati melakukannya, Tuan Antonio. Karena Anda salah paham jika beranggapan kalau saya akan merengek-rengek pada Anda agar tetap mempertahankan hubungan saya dan Fero." Dyezra terkekeh sebelum tersenyum dengan sangat manisnya. "Karena sedari awal, hubungan ini sudah tidak sehat. Jadi lebih baik diakhiri saja, bukan?"
Antonio terdiam. Ia tidak tahu 'hubungan tidak sehat' seperti apa yang dimaksud oleh gadis di depannya. Ia juga tidak peduli. Yang ia tahu, ia tidak perlu repot-repot dan mengeluarkan banyak tenaga untuk membuat Dyezra melepaskan Fero. Karena gadis itu dengan mudahnya bersedia memenuhi permintaannya untuk mengakhiri hubungan itu dengan putranya.
"Tentu. Jadi saya anggap, kamu setuju untuk mengakhiri hubunganmu dengan Fero."
Dyezra mengangguk tegas. Mati-matian ia menahan air mata yang siap tumpah kapan saja dari pelupuk matanya.
"Ya. Saya akan memenuhi permintaan Anda, Om."
•
•
•ARGH! AKU GIGIT JARI SENDIRI PAS NULIS PART INI, GUYS😭
Bener-bener jahat emang si Om Antonio🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFERO : The Secret of Galarzo ✔
Novela Juvenil[𝐃𝐧𝐀 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟎𝟐] Genre : Teenfiction - Drama Tema : Slice of Life, Family, and Friendship ⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] ⚠ Follow dulu dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca❤ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | / 。˚☂︎࣪࣪⋅...