AFFERO 13 - Inner Turmoil and Guilt

51 28 51
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jika saja membunuh orang itu tidak dosa, maka Dyezra ingin sekali melakukannya pada Tante Mala sekarang. Bagaimana tidak? Ibu tirinya itu malah melarang-larang dirinya yang ingin bertemu dengan sang ibunda.

"Tante nggak ada hak ya, buat ngelarang-larang aku." Dyezra bisa merasakan kalau dadanya terasa panas sekarang karena amarah yang dipendam. "Aku juga nggak perlu izin Tante buat ketemu sama Bunda."

Winata Malaya, ibu kandung dari Winata Eska Anindita itu mendelik tak suka saat mendengar rentetan kalimat yang diucapkan oleh anak perempuan dari suaminya tersebut. "Kamu benar-benar tidak bisa diajak bicara ternyata," desis wanita paruh baya itu.

"Sudah aku katakan sebelumnya, Tante boleh tinggal di sini asalkan Tante nggak ngusik kehidupan aku, ngerti?" Dyezra berujar tanpa rasa takut. "Eh, sekarang malah mau larang-larang aku ketemu Bunda. Cih, yang benar saja." Netra kecoklatan Dyezra berputar malas dengan tangan bersedekap.

Posisi ibu dan anak tiri itu berada di dapur sekarang. Lebih tepatnya di dekat anak tangga yang menghubungkan langsung ke lantai atas. Dyezra yang sudah rapi dengan pakaian santainya itu berencana untuk pergi ke rumah sang ibunda malam ini. Akan tetapi, atensi Winata Malaya malah menghalanginya sekarang.

"Kemarin kamu sudah ke sana, Dyezra!"

"Ya terus kenapa?! Suka-suka aku, dong! Kok Tante jadi ngatur, sih?! Takut kalo Papa bakalan berpaling lagi ke Bunda dan ninggalin Tante?!"

Plak!

"Jaga omongan kamu, ya."

Dyezra bisa merasakan kalau pipinya terasa panas sekarang. Gadis itu berusaha menahan air mata yang hendak keluar dari pelupuk matanya. Tanpa membalas ucapan terakhir Tante Mala, gadis bernama lengkap Dyezra Wijaya Alengka itu langsung berjalan cepat menuju pintu keluar rumah. Ia sudah tidak peduli lagi sekarang. Beruntung sekali Tante Mala karena sang papa dan adiknya sedang tidak berada di rumah.

Kalau ada Diorza di sini, bukan tidak mungkin kalau Anda akan mendapatkan siksaan batin dari adik saya itu, Tante.

Sekarang tujuan Dyezra hanyalah ke rumah sang ibunda, Abella Wilona. Terkadang ingin sekali ia tinggal bersama sang ibunda. Akan tetapi di sisi lain, ia tidak bisa meninggalkan sang adik sendirian di rumah yang sudah seperti medan perang setiap harinya tersebut. Lagipula, ia sudah seperti pengganti sang bunda bagi Diorza sekarang.

Dyezra berjalan memacu motornya menelusuri jalan raya malam itu. Dengan jaket kulit berwarna cokelat dan scarf merah di leher, Dyezra mengendarai motornya dengan kecepatan 50 km/jam membelah jalanan. Sesekali gadis itu harus mengusap air matanya yang dengan lancang turun tanpa diminta.

Ketika dirasa dadanya semakin sesak dan air mata yang terus turun dengan deras, Dyezra segera menepikan motornya di pinggir jalan. Gadis itu mencari spot yang nyaman untuk memarkirkan sepedanya sebentar. Sesekali isakan mulai terdengar dari bibir mungil Dyezra.

AFFERO : The Secret of Galarzo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang