AFFERO 28 - Antonio and His Ambitions

14 1 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bohong jika Dyezra berkata ia tidak kepikiran. Karena setelah 2 jam berlalu semenjak pertemuannya dengan Bang Ega di perpustakaan kota, ia masih memikirkan fakta yang baru saja ia ketahui tentang kekasihnya.

"Ternyata gue belum mengenal Fero dengan baik, ya." Dyezra tersenyum getir sebelum memejamkan matanya dan menghela napas lelah. "Kenapa gue baru tau kalau dia bukan anak tunggal di Keluarga Galarzo?"

Ponsel yang sedari tadi digenggam oleh sang gadis terangkat ke depan wajah. Dyezra kembali membuka mata dan melihat album foto yang berisi seluruh kenangannya bersama Fero selama 3 tahun terakhir. Rutinitas yang selalu dilakukan oleh Dyezra jika tengah merindukan sosok jahil yang merangkap sebagai sahabat sekaligus kekasihnya tersebut.

Aku merasa ada yang berbeda dengan Fero, tapi aku tidak tahu itu apa.

𓈓 𓈓 ◌ 𓈓 𓈓

"Bagaimana perkembangan Fero selama beberapa hari ini, Levin?"

Lucius Levin yang ditanya demikian oleh sang bos besar, spontan menegakkan postur tubuhnya dan menjawab pertanyaan tersebut dengan lugas. "Tuan Muda bekerja dengan sangat baik. Beliau sepertinya juga orang yang sangat cerdas, karena ketika saya memberikan sedikit pengarahan, Tuan Muda Fero sudah bisa menyelesaikan sisanya dengan baik. Beliau juga memiliki public speaking yang bagus seolah memang sudah terlatih sejak lama."

Senyuman puas seketika terukir di bibir pria paruh baya yang tengah duduk di kursi kebesarannya tersebut. "Tentu saja. Sejak kecil, Fero sudah kuajak untuk terjun di dunia bisnis. Baru ketika dia mulai masuk SMA itulah, dia jadi anak yang sedikit pembangkang dan suka memberontak. Apalagi sejak berteman dengan putri dari Arkabima Wijaya itu." Kepala Keluarga Galarzo itu berdecak di akhir kalimat. Seolah menegaskan bahwa ia benar-benar membenci sosok Dyezra yang kini telah menjadi kekasih dari putranya.

Levin yang tidak tahu-menahu tentang permasalahan itu jelas kebingungan dengan kalimat yang diucapkan oleh sang atasan. Karena yang ia tahu, sang bos besar mengirim Fero ke London dengan alasan supaya anak laki-lakinya tersebut bisa lebih bertanggung jawab terhadap perusahaan keluarga yang suatu saat juga pasti akan diwariskan kepadanya.

Arkabima Wijaya juga merupakan nama yang asing bagi Levin. Mungkin dia akan bertanya langsung pada sang bos muda nanti. Sepertinya Fero juga harus mengetahui soal ini. Karena bagaimanapun, Levin kini sudah menganggap Fero seperti adiknya sendiri.

"Levin, aku ingin kau terus mengabarkan tentang perkembangan Fero. Termasuk kegiatan apa saja yang dia lakukan dan bersama siapa saja dia berinteraksi di tempat kerja. Kau mengerti?"

Sekali lagi, Levin hanya mengangguk paham. Lalu setelah itu pamit undur diri keluar ruangan. Seperti yang baru saja kalian ketahui, Lucius Levin bukan hanya seorang sekretaris, tapi sekaligus mata-mata yang dikirimkan langsung oleh sang bos besar.

AFFERO : The Secret of Galarzo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang