AFFERO 05 - Devina & Mystery about Alfredo

51 25 69
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Dua puluh menit berlalu, tapi Fero masih tidak mengalihkan fokusnya pada dua perempuan berbeda usia yang tengah asik berbincang di depan sana. Pemuda itu menatap keduanya dengan satu tangan menopang dagu. Sesekali netra hitam pemuda tersebut akan bergulir ke arah jam dinding yang terletak di sudut Tenggara ruangan. Menanti kapan kiranya perbincangan kedua perempuan kesayangannya itu akan selesai.

"Ck! Kenapa mereka malah asik sendiri?" gumam Fero kesal.

Bukannya apa, tapi kan ia juga ingin bergabung dengan percakapan kedua perempuan itu. Namun apalah daya, ia malas beranjak dari tempat duduknya sekarang. Diam-diam sudut bibirnya terangkat ke atas ketika melihat sang kekasih bisa tertawa selepas itu karena lelucon mamanya.

Dua minggu ...

Dua minggu semenjak kejadian itu, dan dua minggu pula ia berusaha menghibur Dyezra dengan berbagai cara. Mencoba mengenyahkan bayang-bayang Devina dari otak gadisnya. Karena jujur saja, Fero tidak tega melihat Dyezra yang jadi sering melamun sendirian saat tidak ada orang di sekitarnya.

Pengaruh Devina Blanc memang sebesar itu untuk seorang Dyezra Wijaya Alengka.

Wajar saja, mereka adalah sahabat lama, dan pengkhianatan itu menghancurkan segalanya. Kepercayaan yang dibangun bertahun-tahun, langsung runtuh begitu saja seolah tak lagi berharga.

"Fero!"

Fero sedikit tersentak dari lamunannya saat suara panggilan sang mama terdengar. Maniknya mengarah ke sumber suara dan mendapati sang mama tengah menatapnya dengan garang sembari berkacak pinggang.

"Apa?" tanya Fero sesaat kemudian. Pemuda itu mengernyit tak mengerti saat mamanya justru memberikan kode lewat lirikan matanya, tapi Fero tetap mengikuti arah lirikan tersebut dan mendapati Dyezra yang masih duduk manis di sofa ruang tamunya.

"Temani Dyezra sebentar, gih. Mama mau melanjutkan masak untuk makan siang kalian," tutur wanita paruh baya tersebut pada sang putra.

Fero mengangguk singkat dan beranjak dari duduknya, lalu menghampiri Dyezra kemudian. Gadis itu tampak lahap sekali memakan nastar yang berada di dalam toples. Fero sampai dibuat terkekeh geli karenanya.

Mengetahui keberadaan Fero yang mendekat, Dyezra spontan menelan kunyahan nastar dalam mulutnya dengan cepat. "Dari mana?"

Fero menunjuk ke satu arah, tepatnya anak tangga yang menuju ke lantai atas. "Ganti baju bentaran," jawabnya. "Bahas apa aja tadi sama Mama?" tanya Fero kemudian seraya mengambil tempat duduk di samping gadisnya.

"Biasa. Nanyain kabar Diorza sama Papa. Terus nanyain soal ..."

Fero mengernyit saat Dyezra justru menghentikan kalimatnya. Akan tetapi, ia tetap sabar menunggu hingga lanjutan kalimat selanjutnya yang keluar dari mulut Dyezra membuatnya terdiam.

AFFERO : The Secret of Galarzo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang