•
•
•Kelopak mata yang menyembunyikan sepasang netra kecoklatan itu mengerjap-erjap. Mencoba menghalau sinar matahari yang dengan lancang memasuki korneanya. Dyezra, gadis pemilik netra kecoklatan itu seketika membuka mata dengan cepat ketika baru saja menyadari sesuatu. Ranjang dengan sprei biru, poster para husbu kesayangan, kamar yang sangat tidak asing bagi Dyezra.
"Lahh? Kok gue bisa ada di rumah Bunda?!" pekik gadis itu kaget. Bagaimana mungkin ia terbangun di kamarnya yang berada di rumah sang ibunda? Bukannya semalam ia masih berada di kandang kuda dan berbicara dengan si kuda tampan Willy?
Dyezra membuka selimut yang menutupi tubuhnya dengan cepat dan beranjak turun dari atas ranjang. Ia segera membuka pintu dan keluar dari kamar, lalu mencari keberadaan sang ibunda. Tidak sulit bagi Dyezra untuk menemukannya. Karena jika masih sepagi ini, sang ibunda pasti tengah berkutat dengan masakannya di dapur.
"BUNDAAA!"
"BUNDA DI MANA?"
"BUN-"
"Ya ampun, Dyezra. Masih pagi kok udah teriak-teriak," tegur sang ibunda yang baru saja muncul dari arah pintu dapur.
Cengiran lebar langsung ditunjukkan oleh Dyezra. "Hehe, ya habisnya Bunda nggak jawab-jawab. Btw Dyezra kok bisa ada di rumah Bunda, sih?"
"Fero yang nganterin kamu ke sini semalam," jelas sang bunda. "Kasian dia, Ra. Malem-malem nganterin kamu, terus langsung pamit pulang karena Mamanya telepon. Kamu jangan sering-sering bergantung sama Fero, ah. Udah gede juga. Ntar kalo dia nggak bisa terus di samping kamu gimana? Masa iya mau bergantung terus?"
Dyezra terdiam mendengar nasihat sang ibunda. "Apa iya selama ini aku terlalu bergantung sama dia, Bun?"
"Ya iyalah, sayang. Bunda yang cuma ngelihat interaksi kalian sekaliii aja udah tau kalo kamu itu bergantung banget sama Fero. Iya, 'kan? Diorza juga sering cerita loh ke Bunda."
"Ya gimana ya, Bun. Dyezra tuh sayang banget sama dia. Fero juga ngejaga Dyezra dengan baik, kok."
"Justru karena itu, sayang. Kamu jangan terlalu bergantung sama Fero. Karena kita nggak tau ke depannya bakal gimana. Bunda cuma nggak mau kalo kamu nantinya bakal ngerasa kecewa." Ibunda Dyezra menjeda sejenak kalimatnya karena harus mengangkat air panas yang baru saja mendidih.
"Nih ya, Bunda kasih tau. Gimana pun, Fero itu cuma ibaratnya kayak orang asing di keluarga kita. Sama kayak Viona ataupun Devina. Kamu juga nggak bisa bergantung terus sama sahabat-sahabat kamu itu, 'kan? Apalagi kasta keluarga kita sangat berbeda dengan keluarga Fero, sayang."
"Jadi intinya, Bunda cuma mau bilang kalo aku nggak boleh terlalu bergantung sama Fero karena ke depannya kita nggak tau apakah aku sama Fero bakalan terus sama-sama atau justru malah berpisah, gitu 'kan?"
"Yups! Tepat sekali. Bunda cuma nggak mau kamu ngerasain kecewa yang begitu dalam, sayang."
Seulas senyum kecil seketika terbit di bibir Dyezra. "Iya, aku ngerti sekarang. Bunda juga selalu bilang kan sama aku, kalo segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFERO : The Secret of Galarzo ✔
Fiksi Remaja[𝐃𝐧𝐀 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟎𝟐] Genre : Teenfiction - Drama Tema : Slice of Life, Family, and Friendship ⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] ⚠ Follow dulu dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca❤ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | / 。˚☂︎࣪࣪⋅...