"Jennie vs Euis"

379 57 13
                                    

Seorang siswa dengan ciri seragam lapangan hitam bergaris kuning khas BKP, terlihat fokus mendengarkan beberapa penjelasan dari guru pembimbingnya.

Tatapannya terlihat tajam dengan peluh yang membasahi kening yang tertutup helm. Maklum saja saat ini kelasnya tengah praktik pengukuran tanah dengan menggunakan alat theodolit, yang dilakukan di halaman sekolah, hal tersebut sudah berlangsung selama 2,5 jam dari jam kedua sampai sekarang menjelang istirahat.

"Ingat, data jangan sampai salah, karena itu akan mempengaruhi pengerjaan proyek selanjutnya. Kalian paham?"

"Paham pak"

"Baik kalau begitu pelajaran hari ini kita cukupkan sampai disini, silahkan kalian bisa langsung istirahat."

Semua siswa yang tadi dibagi menjadi beberapa kelompok nampak menghela nafas lega, kemudian langsung menyebar begitu saja tentunya setelah membereskan alat praktik.

"Acep sini!"

Salah satu siswa tersebut, Acep, nampak melangkah ke sebrang lapangan menghampiri Ram dan Jian yang tengah duduk santai dibawah pohon. Kebetulan 10 TKJ 1 baru saja selesai pelajaran olahraga dengan materi basket.

"Wes bapak insinyur" Celetuk Jian saat Acep mendudukan diri disamping keduanya. "Bisa aja kamu Yan"
"Eheheheh" Jian cengengesan sembari melirik ponselnya yang berdenting tanda pesan masuk.

"Cep, nyobain helm kamu dong" Celetuk Ram. Acep yang memang merasa gerah langsung melepas helm proyek berwarna kuning yang ia gunakan tadi dan memberikannya kepada Ram. Ya, begitulah anak BKP saat praktik lapangan, selain menggunakan baju lapangan, juga dilengkapi dengan helm dan sepatu khusus/ safety shoes. (Ini sesuai pengalaman author aja ya, gak tau kalo disekolah lain)

"Saya cocok gak Cep pake helm gini" Ujar Ram dengan cengiran khasnya.

"Cocok-cocok aja sih"

"Eh kalian kaget gak, kalo saya bilang, saya udah punya pacar?" Celetuk Jian tiba-tiba yang berhasil menarik perhatian Acep dan Ram.

"Gak kaget sih, tapi siapa?" Belum sempat Jian menjawab pertanyaan Acep, tiba-tiba datang tiga orang siswi berstatus kakak kelas trio AJR. Dua diantaranya membawa botol minuman dan langsung memberikannya kepada Acep dan Jian.

"Nih Cep buat lo"

Acep menatap bingung kakak kelasnya itu, karena beberapa hari ini siswi tersebut gencar mendekati dirinya, entah ada maksud apa. Namun sesuai ajaran yang diterapkan oleh abinya, Acep tidak berpikiran buruk dan tentu menerima minuman tersebut, meski tidak akan ia minum.

"Makasih teh"

"Panggil Windi aja, gak usah pake embel-embel Teh atau kakak."

"Eh? Iya Windi"

"Nah itu lebih enak di denger" Sementara Jian sudah tebar pesona dengan menyugar surai lepeknya kebelakang, tak lupa dengan sebelah mata yang mengedip nakal, membuat siswi bernama Karina tersipu malu.

"Nih Yan, aku tau kamu abis olahraga jadi aku bawain minuman dingin."

"Duh perhatian banget sih pacar aku, jadi makin sayang deh... " Ujar Jian sembari menerima sebotol pocari sweet dingin.

Tentu percakapan tersebut membuat Acep dan Ram saling pandang.

"Jadi yang kamu maksud itu?"

"Iya Cep, Ram, pacar yang saya maksud itu, ya Karina cantik"

"Hah?! Kalian jadian, dari kapan?!" Ternyata bukan hanya Acep dan Ram saja yang terkejut, Windi dan Yunapun begitu. Mereka tidak tau jika temannya itu mempunyai hubungan dengan salah satu anggota trio AJR.

"Asep Family"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang