"Double Date"

244 35 16
                                    

"Kita mau kemana nih?"--Acep

"Ke tempat wahana bermain aja gimana?"--Lia

" Oke"--Yeji

"Boleh"--Sobin

Setelah menentukan tempat wisata yang akan mereka tuju, ke empat remaja itupun langsung naik ke motor masing-masing berboncengan. Jika kalian pikir Acep dengan Yeji dan Sobin dengan Lia, maka kalian salah. Karena yang membawa motor itu hanya Yeji dan Sobin, jadi Yeji membonceng Lia dan Sobin membonceng Acep. Biar gak risih dan canggung kalau kata Sobin. Masalahnya kan Lia agresif, jadi Sobin jaga-jaga saja.

Acep melirik ke arah Lia yang bermuka masam di boncengan Yeji. Acep tau jika kakak sepupunya itu pasti ingin di bonceng oleh Sobin agar bisa modus. Tapi Lia salah target, anak ustadz gak bisa di modusin.
Karena hal itu Acep jadi mendapat ide, sulung Syarifuddin itu melingkarkan tangannya diperut Sobin dan merebahkan kepalanya di pundak lebar putra sulung Jaenal tersebut.

"Teh Lia, bisa gini gak?"

Lia yang tadi fokus ke depan melirik ke arah samping dimana motor Sobin berada.
"Jangan gitu Cep, ntar kalian dikira homo"

"Bilang aja iri Ya ahahahah" Timpal Yeji

"Bener-bener ya kalian berdua tuh! Cocok jadi pasangan, sama-sama nyebelin!"

"Bin, belain gue dong Bin" Rajuknya. Sobin hanya terkekeh pelan dengan pandangan fokus ke jalan.

"Udah ah jangan pada ribut, gak enak di liatin pengguna jalan lain tuh"--Sobin

Sesampainya di tempat wahana bermain, ke empat remaja itu langsung membeli tiket dan memilih permainan apa yang akan mereka coba. Namun lagi-lagi Sobin selalu memilih Acep jika wahana di peruntukan untuk dua orang. Lia jadi merasa kencan ini bukan ia dengan Sobin, tapi Sobin dengan Acep. Maka ia pun merencanakan sesuatu dengan Yeji.

"Ji!"

"Hmm?"

"Lo bawa Acep kemana kek gitu, biar Sobin gak nempel mulu ama Acep"

"Ogah, lagian Sobin juga gak mau berduaan ama lo Ya. Lo kan agresif, ntar Sobin lo apa-apain lagi" Lia menatap datar Yeji, namun beberapa detik kemudian langsung memasang wajah melasnya.

"Please Ji, bantuin gue yaa~"
Putri dari Agus itu menghela nafas kemudian mengangguk. Ia berjalan ke arah Acep dan Sobin yang tengah duduk di kursi panjang.

"Cep, ikut gue bentar"

"Kemana?"

"Udah jangan banyak tanya, yuk!"

Acep mengangguk dan segera mengikuti langkah Yeji. Sedangkan Lia buru-buru duduk di samping Sobin, tentu dengan jarak setengah meter.

"Kita mau kemana sih Teh?"

"Gak tau, gue cuma bantuin Lia. Dia kesel liat lo nempel mulu ama Sobin, jadinya dia gagal modus" Acep terkekeh.

"Dasar Teh Lia kkkkkkk"

"Cep, mau arumanis gak?"

"Boleh Teh" Yeji jalan duluan ke arah penjual arumanis sedangkan Acep malah terdiam. "Kebalik gak sih?"

"Woy cep! Malah bengong!"

"E-eh iya Teh" Tidak ingin memikirkan hal yang tidak perlu, Acepun segera menyusul Yeji. Dan kini, dua buah aromanis sudah ada ditangan keduanya. Biru untuk Yeji dan pink untuk Acep. Keduanya mencari tempat duduk yang nyaman untuk menikmati arumanis tersebut sembari bersantai.

"Keadaan Rianti sekarang gimana Cep?"

"Belum tau Teh, Haje belum ngasih tau apa-apa" Rianti mengangguk kemudian tertawa, tentu hal itu membuat Acep bingung.

"Asep Family"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang