"Kelahiran Sikembar"

439 65 39
                                    

Asep terduduk didepan ruang UGD, pria 40 tahun itu terlihat berantakan. Pikirannya berkecamuk setelah mendengar cerita dari salah satu saksi yang ikut ke rumah sakit. Saksi tersebut mengatakan jika seorang gadis berhasil menyelamatkan Jennie dengan mendorong tubuh perempuan hamil itu ke pinggir jalan. Namun karena hal itu, si gadis lah yang menjadi korban. Tubuhnya terbentur keras dan terlempar cukup jauh. Entah kenapa Asep merasa dejavu, kejadian itu persis seperti kejadian ia di masalalu dengan almarhum Angga.

Cklek!

"Dengan keluarga ibu Jennie?"

Asep reflek berdiri dan langsung menghampiri dokter tersebut "Dok bagaimana keadaan istri saya?"

"Istri anda mengalami pendarahan karena benturan keras dan kami terpaksa harus melakukan persalinan lebih awal secara caesar."

"Tapi istri dan anak saya bisa selamat kan dok?"

"InsyaAllah bisa pak, hanya saja kami membutuhkan donor darah yang sama dengan golongan darah istri anda"

"Baik akan saya carikan, dan tolong tangani dengan sebaik mungkin ya dok"

"Iya Pak, anda tenang saja. Oh iya, bisa anda carikan keluarga dari pasien gadis yang menyelamatkan istri anda dari kecelakaan?"

"Maaf dok, kalo boleh tau, nama gadis tersebut siapa?"

"Dari nametag dibaju pegawainya gadis itu bernama Rianti Atmaja pak"

Deg!

Asep tertegun, Rianti menyelamatkan istrinya? Kenapa? Kenapa anak itu benar-benar mengikuti jejak ayahnya? Jika begini Asep lagi-lagi berhutang nyawa kepada ayah dan anak tersebut.

"Saya yang akan jadi walinya dok, kalo boleh tau keadaannya bagaimana sekarang?"

Dokter pria itu menghela nafasnya kemudian tersenyum sendu "Cukup parah, apalagi luka dikepalanya. Lengan kiri dan kaki kanannya patah, itu baru luka luar, kami belum memeriksa lebih jauh untuk luka dalamnya. Gadis itu sempat mengalami henti jantung, namun syukurnya detakannya kembali meskipun lemah. Dan saat ini ia dinyatakan koma."

Asep tertegun, separah itu keadaan Rianti demi menyelamatkan istrinya. Malang sekali nasib gadis baik itu.

"Saya mohon dok, tolong usahakan yang terbaik untuk istri, anak saya dan Rianti. Apapun tindakan yang menurut dokter dapat membantu kesembuhan mereka tolong lakukan, berapapun akan saya bayar."

"Baik Pak, kami akan berusaha, namun kembali lagi, dokter hanya manusia. Sebaik apapun kami berusaha jika Yang Maha Kuasa sudah berkehendak kami tidak bisa apa-apa. Jadi tolong bantu dengan doa juga ya pak"

"Iya dok, pasti"

"Kalo begitu saya permisi, setengah jam lagi ibu Jennie akan segera melakukan operasi caesar"

.....

Acep bersama Jian dan Ram berjalan tergesa di lorong rumah sakit menuju ruangan Jennie. Si sulung itu baru saja mendapat kabar tentang Uminya dan langsung pergi saat itu juga. Kini jam sudah menunjukan pukul 21.00.

"Abi!"

Asep yang terduduk di kursi tunggu tersenyum tipis melihat kedatangan sang putra. Sedangkan disebelahnya ada Yuna yang tengah menangis dipelukan Cahyo, dan Susi yang terduduk gelisah bersama Agung.

"Cep" Asep berdiri kemudian memeluk erat putranya. Minji dan Zam dibiarkan tidak tau dengan kondisi Uminya karena Asep tidak mau membuat kedua anaknya itu sedih dan khawatir.

"Gimana keadaan Umi sama adek kembar Abi?" Tanya Acep panik.

"Abi belum tau, Umi kamu masih ditanganin sama dokter. Tapi kita harus percaya kalo Umi dan adek kembar pasti kuat"

"Asep Family"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang