"Syarifuddin vs Abdullah"

331 38 7
                                    

Cklek

Brugh!


"Makasih ya Mang, Bi, udah nganter Yeji pulang" Ujar Yeji saat keluar dari mobil milik Asep.

"Sama-sama Ji, oh iya titip salam buat Lia ya" Putri tunggal dari Agus dan Ayu itu mengangguk. "Iya Mang, hati-hati di jalan. "
Setelah mobil milik keluarga Syarifuddin itu pergi, Yeji pun masuk kedalam tempat kos yang ia huni selama 2 tahun ini.

Yeji melihat jam ditangannya yang sekarang menunjukkan pukul 19.30. Tadi setelah membuat kue dirumah Asep, ia sempat makan malam bersama sebelum akhirnya nebeng pulang ke kos sekalian lewat, karena Asep family akan pulang ke Nangka runtuh. Hanya Asep dan Jennie sih, soalnya Acep sudah lebih dulu di antar ke kosannya.

Pintu dengan cat putih itu ia buka dan hal pertama yang ia lihat adalah senyuman menggoda dari Lia, teman sekosnya. "Acie..... yang abis masak-masak bareng camer ekhm!"

Bukannya tersipu malu dengan godaan Lia, gadis bernama lengkap Yeni Julianti Darmawan itu malah memutar matanya malas dan berlalu begitu saja meninggalkan sang sahabat.

"Seenggaknya lo malu-malu kek gitu Ji, bukannya masang muka males begitu. Heran gue ama lo, minim ekspresi banget sih." Omelnya sembari mengekor Yeji yang sekarang mendudukkan diri diatas karpet.

"Bacot"

Dari Yeji mari kita beralih ke Acep yang sekarang tengah mengerjakan tugas untuk besok. Namun, ditengah fokusnya, ponsel yang sedari tadi tergeletak diatas meja belajar berdenting tanda pesan masuk. Remaja kelahiran 13 September itupun meraihnya untuk mengecek apakah penting atau tidak.

........................................................................

"Teh Rianti"


Cep, gw tagih janji lo

Janji apa Ri?


Share location📍

.......................................................................

Acep menautkan alisnya bingung. Memang kapan ia berjanji kepada gadis tomboy tersebut? Namun karena penasaran putra sulung Asep itupun segera membereskan alat tulisnya, kemudian berganti baju dan mengambil dompetnya.

Suasana kos bu Jes malam ini terlihat lebih damai dari biasanya. Beberapa pemuda yang berstatus mahasiswa seperti Chan, Abin dan Asahi belum pulang entah kemana. Sedangkan diruang tengah hanya ada Jian yang sibuk dengan ponsel, Ram yang tengah bermain catur bersama Nana. Sisanya anteng di dalam kamar.

"Duh gara-gara Umi nih saya harus ngasih penjelasan sama Karina" Celetuk Jian. Ram memutar matanya malas "ya siapa suruh kamu mendua Yan... Yan.... jadi pusing sendiri kan?"

"Justru itulah tantangannya Ram!"

"Iya deh terserah kamu aja."

"Oy Cep mau kemana?" Tanya Nana saat melihat adik kelasnya itu berjalan ke arah pintu luar dengan jaket dan celana jeans nya.

"Iya Cep tumben, kamu kan baru pulang tadi, udah mau pergi lagi?" Timpal Ram heran. Acep hanya menggaruk tengkuknya. "Eheheeh iya, ada urusan bentar. Kalo gitu saya pergi dulu ya Bang, Ram, Yan"

"Ok, hati-hati Cep"

"Iya, Assalamu'alaikum... "

"Walaikumsalam.. "

Setelah kepergian Acep. Ram dan Jian saling lirik, keduanya bertanya-tanya lewat tatapan, tidak biasanya sahabat mereka itu pergi malam-malam begini.

....

"Asep Family"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang