"Tragedi pas Taraweh"

522 59 8
                                    

Tak terasa idul fitri tinggal satu minggu lagi, itu artinya bulan Ramadhan tahun ini akan segera selesai digantikan bulan syawal. Semua orang sudah bersiap-siap untuk menyambut lebaran, mulai dari membeli baju baru, mengecat rumah atau membuat kue-kue kering. Seperti saat ini keluarga Asep tengah berbelanja di salah satu mall besar di kota Bandung.

Jennie, Minji dan Adzam terlihat bersemangat kesana kemari memilih baju. Sedangkan Asep dan copyannya a.k.a Acep terlihat santai berjalan di belakang ketiganya.

"Umi, Minji mau gamis yang ala-ala hanbok ya... " Gadis penyuka kpop itu selalu saja menginginkan sesuatu yang berbau Korea, mulai dari baju bahkan sampai makanan. Tapi baik Jennie maupun Asep tidak masalah akan hal itu, asal Minji tau batasannya dimana.

"Boleh, ambil aja" Ucap Jennie yang tengah melihat-lihat gamis brukat warna putih. Perempuan 37 tahun itu sudah memutuskan jika tema lebaran tahun ini adalah putih. Pernah tahun sebelumnya si ibu itu memberi tema warna pink, sehingga Asep dan Acep terpaksa menahan malu karena godaan Jimi-Kai dan Jian-Ram.

"Cep, sana pilih baju yang kamu mau" Celetuk sang Abi.

"Gak tau Bi, palingan koko aja, nanti juga pasti dipilihin Umi." Asep hanya mengangguk.

Selama kurang lebih 4 jam mereka habiskan untuk berbelanja baju, salahkan saja para ladies yang betah kesana-kemari tanpa memperhatikan para pria yang sudah merasa lelah dan bosan. Setelah itu, mereka langsung pulang karena Adzam mengeluh cape.

14.45, akhirnya mereka sampai dirumah, Asep langsung menggendong Adzam yang tertidur, sementara Acep membantu Jennie dan Minji membawa barang belanjaan mereka. Remaja 15 tahun itu mendudukan dirinya disofa, lelah.

"Cep, mandi sana abis ini ke mesjid persiapan shalat ashar." Ujar Asep yang baru keluar dari kamar si bungsu.

"Iya Abi" Tanpa membantah remaja itu langsung masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Banyak yang bilang Asep dan Acep itu terlihat seperti adik kakak, bukan karena Acep yang terlihat tua, melainkan si Abi yang awet muda. Apalagi jika pria yang hampir kepala empat itu mengenakan baju santai, seperti kaos lengan pendek dan celana training ditambah topi. Pasti tidak ada yang mengira jika pria tersebut sudah memiliki tiga orang anak, bahkan dua di antaranya sudah beranjak remaja.

"Bi, ada tamu ya?" Tanya Acep yang saat ini menggunakan koko berwarna biru dipadukan celana bahan hitam dan kopyah, hampir sama dengan Asep, hanya saja si Abi menggunakan koko coklat.

"Kayaknya sih iya, tapi kalo dilihat dari sendalnya perempuan semua"

Kedua pria beda usia itu baru saja sampai sepulang shalat ashar di mesjid.

"Assalamu'alaikum... " Ucap Asep dan Acep ketika membuka pintu rumah dan mereka langsung disambut jawaban serempak oleh 4 orang gadis remaja seusia Minji. Salah satu dari ke-empat nya jelas sudah tidak asing, yaitu putra bungsu Kai sekaligus adik dari Ram, Ela.

"Tumben Ela main kesini?"

"Iya Mang, kebetulan kami mau bukber sama Minji."

"Oh gitu, kok kamu gak ajak Ram?"

"Engga Mang, A Ram lagi sibuk ngurusin Roberto yang gak mau makan."

"Roberto teh siapa?"

"Dombanya Ram Abi" Jawab Acep yang sedari tadi terdiam. Asep hanya terkekeh dan menggeleng pelan, memang benar ya buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

"Kalo gitu, Mamang tinggal dulu ya anak-anak... " Pamit Asep yang berniat menghampiri Jennie didapur.

"Iya Mang" Jawab gadis-gadis itu kompak. Melihat ayahnya pergi, Acep pun ikut berlalu dan masuk ke kamarnya.

"Asep Family"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang