"Latihan+Ketemu Mantan"

293 41 9
                                    

____________________________________

+62 987 991...

Hai TJ
Tidak ku sangka putramu tampan juga

Hai TJTidak ku sangka putramu tampan juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa maumu Sofia?

Aku peringatan, jangan. berani.


menyentuh. putraku!


Mauku?
Aku cuma mau kamu menepati janji

Janji apa?


Janji yang kamu katakan 17 tahun lalu

____________________________________

Asep menghela nafasnya kasar, Jimi dan Kai yang kebetulan ada dihadapan pria itu mengeryit bingung.

"Kamu kenapa Sep?"--Jimi

"Saya pusing ngadepin Sofia yang makin barulah Jim, Man" Kedua sahabatnya itu mengangguk paham, selama ini keduanya memang selalu jadi tempat curhatan Asep. Termasuk permasalahannya dengan Sofia.

"Saya takut dia nyentuh Jennie sama anak-anak saya"

"Padahal semuanya udah berlalu ya Sep, kok dia nagih janjinya sekarang?"--Kai

" Itu yang bikin saya bingung Man, padahal dia udah sukses jadi wanita karir, terus Rianti juga udah gede, kenapa masih nagih janji itu lagi?" Asep mengusap wajahnya frustasi.

"Dia kurang belaian kali Sep" Celetuk Jimi yang langsung mendapat jitakan dari Kai.

"Kalo emang gitu, kenapa gak nikah aja?"

"Dia maunya sama kamu kali Sep"--Kai

" Seharusnya dia paham, sedari awal saya udah bilang kalo saya gak bisa nikahin dia, makanya saya bikin janji itu. Tapi dia malah ngilang dan ketemu lagi beberapa tahun lalu pas saya kuliah di London." Asep terdiam, tatapannya menerawang ke masa lalu dimana akar dari permasalahan itu terjadi.

"Seharusnya kamu gak perlu bikin janji itu Sep"

"Saya cuma ngerasa bertanggungjawab aja sama  Rianti Man."

"Rianti teh saha?" Tanya ayah dari Ram tersebut.

"Anaknya Sofia, dia kakak kelas sekaligus temennya Acep. Mereka deket, bahkan tadi Sofia kirim foto Acep yang lagi main dirumahnya. Dan hal itu yang bikin saya tambah pusing, Sofia udah tau kalo Acep anak saya, saya takut dia juga libatin Acep kedalam masalah saya."

Kai dan Jimi menghela nafas kompak. "Terus kedepannya kamu mau ngelakuin apa Sep?"

"Saya belum tau, tapi buat sementara saya bakal ikutin dulu permainan dia, baru setelah itu saya ambil keputusan apa yang tepat buat nyelesain masalah ini" Jika Asep sudah berkata seperti itu, Jimi dan Kai sebagai sahabat hanya bisa mendukung segala keputusan si pria Desember.

"Asep Family"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang