"Kuda Hitam Treasure"

141 23 30
                                    

Double up~

*****





Untuk kesekian kalinya Ram berada di arena, tapi hanya sekedar menonton. Karena semua anggota Treasure melarangnya untuk ikut turun, mereka takut terjadi apa-apa dengan remaja 16 tahun yang sudah mereka anggap seperti adik kecil kesayangannya itu. Tapi berbeda dengan kali ini, ketika lawan mereka yaitu Sean dari Enha menjadikan seorang gadis sebagai taruhan. Bahkan gadis itu melotot tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Sean lo gila?!" Bentak Hesa saat mendengar ucapan sahabatnya itu.

"S-sean" Windi menatap nanar sosok tampan itu. Ini pertama kalinya lagi Windi datang ke Arena setelah kejadian di kafe bersama Sean dan Ram waktu itu.

"Tenang aja Win, lo taukan kemampuan gue? Gue pasti menang ngelawan siapapun. Jadi lo gak usah takut"

"T-tapi kalo lo kalah, gue yang rugi Sean! Gue gak mau!"

"Gimana Sean, mau di ubah?" Tanya seorang pria dewasa yang dikenal sebagai pemilik arena.

"Gak. Gue tetep sama keputusan awal. Siapapun yang bisa ngalahin gue, boleh ambil motor dan milikin cwek gue selama tiga bulan. Begitupun kalo gue menang, gue berhak ngambil motor lawan sekaligus cweknya. Tapi kalo orang itu gak punya cwek, bisa di ganti sama dirinya sendiri yang gue jadiin babu selama 3 bulan."

Tawaran yang cukup menantang, sehingga banyak perwakilan gang lain yang mendaftarkan diri. Namun nantinya Sean sendirilah yang akan memilih dari beberapa orang di antara mereka yang mengajukan diri.

"Treasure ada yang mau maju gak?" Tanya Zayn dengan tampang songongnya.

Sementara anak-anak treasure terlihat kurang minat, karena yang mereka mau hanya uang atau motor. Bukan taruhan manusia, apalagi perempuan. Seberandal-berandalnya anak Treasure, mereka tidak pernah main perempuan.

"Ijinin gue turun ke arena ya bang"

Semua anggota Treasure melotot syok dengan ucapan Ram. "Jangan ngadi-ngadi lo Cil. Udah lo duduk aja nonton sambil minum ultramilk nih" Yoshi menyerahkan susu kotak yang dibelinya khusus untuk Ram.

"Saya gak mungkin biarin si brengsek itu jadiin orang yang pernah saya suka jadi bahan taruhan bang." Ucapnya sembari menggertakkan gigi menahan emosi.

"Oalah pantes, urusan cwek toh...." Jihoon mengangguk-anggukan kepalanya.

"Bahaya Ram, selama ini lo kan gak pernah turun"--Hardi

" Bener kata bang Hardi, Sean itu bukan lawan yang gampang dikalahin"--Odoy

"Gue aja pernah dikalahin ama dia"--Jujun

" Tapi saya gak bisa diem aja bang. Kalo orang lain yang maju terus menang, saya takut Windi diapa-apain"

"Oke gini aja, biar gue yang turun. Kalo gue menang, lo boleh ambil cweknya" Putus Hardi.

"Tapi kalo kalah, lo yang bakal jadi babu dia bang. Lo leader, gimana jadinya kita kalo leadernya aja dijadiin babu geng lain?!"--Yoshi

" Saya emang gak ada pengalaman terjun langsung, tapi selama ini saya suka ngasah skill bareng bang Asahi. Ya kan bang?" Ram menatap Asahi penuh harap. Pemuda berdarah Jepang itu hanya mengangguk. Kemampuan Ram memang berkembang pesat, tapi tidak untuk balapan dengan Sean. Kalo lawannya Zayn mungkin Ram masih bisa menang.

"Please bang, sekali ini aja" Ram menatap melas Hardi dan abang-abang lainnya.

"Gak Ram. Gue gak mau lo kenapa-napa. Lagian gue juga gak mau disalahin Acep sama Jian"

"Asep Family"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang