"Kosan Cogan"

411 61 10
                                    


*Chap pengganti yg kemarin
*3,7 k kata lebih
*Acep-Minji moment
............................................................










"Alah paling carmuk tuh, mentang-mentang bentar lagi bakal pemilu, sok-sokan blusukan bantuin orang susah. Ntar mah kalo udah enak nangkring di kursi jabatan juga lupdir, mana peduli ama orang miskin, tau-tau di tangkap kpk aja.. " Gerutu seorang perempuan sembari menonton tayangan televisi yang menunjukan berita seorang pejabat.

Cklek!

"Assalamu'alaikum.... " Suara pintu terbuka diiringi ucapan salam dan langkah kaki dari tiga orang yang berbeda.

"Umi Zam pulang!"

"Berisik Zam, jangan teriak-teriak!."

"Itu Teteh juga teriak"

"Eheheheh" Asep yang berjalan dibelakang kedua anaknya hanya menggeleng pelan.

"Walaikumsalam.. " Perempuan itu, Jennie, bangkit dari sofa menyambut kedatangan Minji dan Zam yang baru pulang dari sekolah dijemput Asep.

"Baru dateng udah rame aja kalian ini" Jennie terkekeh saat Minji dan Zam mencium tangannya bergantian.

"Eheheheh kan biar gak sepi Umi... "

"Iya juga sih, yaudah sana ganti baju, shalat dzuhur terus makan."

"Siap Umi laksanakan!" Sepasang adik kakak itu langsung membuat pose hormat sebelum masuk ke kamar masing-masing.

"Neng.... " Ah iya Jennie hampir lupa dengan suaminya itu yang sedari tadi menyimak percakapan ia dan anak-anak.

"Iya A?"

"Nanti sore Aa harus ke Jakarta, tadi Jajang nelpon katanya ada masalah pendanaan proyek baru." Asep mendudukan dirinya di atas sofa sembari memijat kepalanya yang berdenyut. Jennie yang melihat hal itu hanya tersenyum kemudian duduk disebelah suaminya sembari mengelus bahu tegap itu.

"Berangkat aja A, kalo masalahnya sulit, minta bantuan jangan di handle sendiri yang malah bikin Aa pusing." Asep mengangguk sembari mencuri satu kecupan di pipi Jennie.

"Tapi kita gak jadi jalan-jalan dong?"

"Gapapa, jalan-jalan bisa lain kali. Toh gak enak juga kalo kita main sekeluarga tapi Acep gak ikut." Rencananya besok Asep family mau jalan-jalan ke Pangandaran atas permintaan Minji, namun karena masalah dadakan di kantor terpaksa harus ditunda.

"Tapi nanti Minji ngambek gimana?"

"Ya tinggal bujuk aja A, Aa kan paling bisa ngebujuk anak-anak. Kalo tetep ngambek, beliin aja album txt ntar juga baik lagi tuh anak."

"--Nah sekarang mending kita makan siang" Jennie bangkit setelah mengelus pipi suaminya lembut. Namun, karena tidak hati-hati kaki perempuan itu kepentok ujung meja, sehingga Jennie jatuh terduduk di pangkuan Asep. Dan hal itu bertepatan dengan Minji dan Zam keluar dari kamar masing-masing.

Melihat orang tuanya saling pangku, Minji reflek menutup mata Zam dan matanya sendiri.

"Umi! Abi! Masih siang ihhhh...... "

Asjen gelagapan dan langsung memisahkan diri. Rasa sakit di kelingking kaki Jennie tidak sepadan dengan rasa malu tercyduk pangkuan oleh anak sendiri. Maka, perempuan 37 tahun itu langsung melenggang ke arah dapur untuk menyiapkan makanan.

"Tadi Umi kamu kesandung meja Ji, terus jatoh ke pangkuan Abi." Jelas Asep agar anak gadisnya tidak salah paham.

"Oh gitu, kiraian apaan eheheh" Minji tertawa canggung sembari menuntun Zam ke arah meja makan. Asep berniat nyusul, namun perkataan Minji berhasil membuatnya tertegun.

"Asep Family"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang