46

819 90 0
                                    

2 tahun pun berlalu kini ara telah sadar dari koma nya

"Tante adek udah sadar tante"teriak sisca antusias ketika melihat sang adik membuka matanya,feni pun segera memanggil dokter

Setelah pemeriksaan lebih lanjut dokter pun keluar dengan mengatakan bahwa kondisi ara saat ini telah stabil, sontak semuanya tertawa gembira,namun kejadian tersebut tak bertahan lama ketika

"Kalian siapa?aku siapa?dan dimana aku sekarang?"tanya ara,semuanya segera menoleh dan mendekati ara

"Dede ayo jangan bercanda,ga lucu tau"ucap jinan sedih sambil mencium pipi ara

Ara terkejut ketika ia di cium oleh sosok yang tak ia kenal sama sekali,feni pun segera membangunkan shani yang sedang tertidur

"Ara,kamu ga inget kita siapa?"tanya shani memastikan

"Ara? Siapa ara?"tanya ara dengan bingung,entah kenapa ketika ia menyebutkan nama ara,tiba tiba terlihat sebuah payung berwarna biru dengan lumuran darah

"Kamu nak,kamu ara dan tante adalah tante kamu,tante shani"ucap shani dengan sendu

"Ka-kamu ga inget a-aku siapa?"tanya vivi pada ara dengan isak tangis,ara segera menggeleng kan kepalanya

"Tantee"tangis jinan pecah ketika melihat adiknya tidak mengenali dirinya ataupun siapapun

"Udah lah shan kita sembunyikan aja semuanya,kita beritahu dia yang baik baiknya aja kalaupun dia nanya kenapa bisa di rumah sakit jawab aja kecelakaan waktu mau beli boneka"ucap onel dengan pelan namun dapat d dengar oleh shani dan feni

"Dengerin tante yaa,nama kamu adalah Zahra Vienny Negredo Harlan,anak dari vienny dan alva,kamu anak ketiga dari tiga bersaudara,nah yang ini namanya Jinan Negredo Harlan,dan yang ini Sisca Negredo Harlan"ucap shani mengenalkan kepada ara

"Nama tante shani,nah yang ini tante feni,dan yang ini om onel"ucap shani pada ara,ara segera memandang satu persatu orang yang diperkenankan oleh shani

"Nah ini semua sepupu kamu yang ini viona tapi kita semua sering panggil dengan nama Vivi"ucap shani,vivi pun segera mendekat ke ara dan memeluk ara

"Hai kak vivi"ucap ara sambil memandang wajah Vivi

"Bukan vivi,tapi badrun kamu sering panggil aku itu"ucap vivi

Ya memang benar selama ini ara memanggil vivi dengan sebutan badrun,awalnya hanya dia yang memanggil vivi dengan sebutan badrun namun pada akhirnya semuanya mulai mengikutinya

"Nah yang ini anak tante shani,gita paling tua lalu ada muthe fiony dan ashel,mereka bertiga kembar cuma ga identik aja"ucap shani menjelaskan

"Terus om onel anak nya mana?"tanya ara pada shani

"Nanti om kenalin ya,tapi kapan kapan aja"ucap onel

Akhirnya ara mulai kembali dekat dengan semuanya

2 bulan berlalu ingatan ara berangsur pulih,namun anehnya ia tak bisa mengingat masa kecilnya ia hanya ingat sebatas ia di rawat di rumah sakit

Selama 3 tahun ara dan yang lainnya tinggal di jepang di rumah feni,semuanya berjalan lancar hingga tiba hari dimana jinan sisca dan ara memutuskan untuk pulang ke Indonesia

Semuanya menentang keinginan mereka bertiga,namun mereka tidak bisa menahannya dan pada akhirnya mereka bertiga telah sampai dirumah mereka

Sesampainya di rumah mereka bertiga di sambut oleh alva oh ralat hanya jinan dan sisca yang di sambut oleh alva sedangkan ara ia hanya di sambut oleh bi ina yang berkerja di rumah tersebut

Hari berganti hari bulan pun berganti bulan hingga tak terasa sudah 10 bulan mereka bertiga menetap di Indonesia

Selama 10 bulan juga ara melewati hari hari yang suram,cacian maki bahkan kekerasan telah menjadi makanan sehari-hari baginya

Sedangkan menangis dan sesak sudah menjadi makanan bagi jinan sisca dan bi ina,bagimana tidak hati siapa yang tak sakit ketika melihat seseorang yang ia sayang mengalami hidup yang pahit

Sejak kejadian di hotel tersebut jinan berubah yang awalnya ia sangat manja dan hangat kepada alva kini berganti dengan jinan yang pendendam dan dingin, seolah-olah jinan yang lama telah hilang dan mati

Sisca pun begitu yang awalnya ia manja pada lava,kini ia lebih banyak menghindari alva

Sedangkan ara,ia yang tak ingat apapun selalu ingin bermanja degan sang papa,namun sayang bukannya kasih sayang yang ia dapat melainkan cacian dan kekerasan yang ia dapat

Kehidupan mereka sekarang seakan mati, kehangatan di dalam rumah pun semakin memudar terlebih jinan yang kini menjadi dingin kepada siapapun membuat sang adik segan dan takut padanya

Di sore hari ini ara duduk di balkon dengan menikmati keindahan senja"hai senja, makasih ya kamu selalu menepati janji untuk kembali meskipun hanya sebentar lalu menghilang kembali,senja kamu tau aku pernah mendengar seseorang berkata agar aku menjadi bumi bukan menjadi hujan, apakah kamu mengerti apa maksudnya?"ucap ara bertanya pada senja

"Apapun maksudnya pasti maknanya yang terbaik"ucap jinan,ara terkejut ketika mendengar siara jinan yang tiba-tiba muncul di belakangnya

"Kamu kenapa ngobrol sama senja?"tanya sisca yang kini ikut Bergabung duduk bersama jinan dan sisca

"Tau, bukannya cerita ke kakak kakaknya ini malah cerita ke senja"ucap jinan

Ara segera menoleh ke arah jinan"ara boleh cerita ke kak jinan dan kak sisca?"tanya ara pada keduanya yang di jawabi dengan anggukan

"Kamu boleh cerita apapun itu ke kita berdua ra,rumah kamu saat ini hanya kak jinan dan kakak,tolong jangan gini,sisca ga mau kita bertiga jadi asing hiks"ucap sisca menangis

Jinan segera tersadar dengan hubungan mereka bertiga sekarang,asing,renggang,acuh,ia segera memeluk kedua adiknya

"Maafin kakak ya,seharusnya kakak lebih peka lagi terhadap kalian berdua,maafin kakak yang egois sampe sampe ga perduli kalian punya cerita atau ngga"ucap jinan menahan tangis

"Ara capek kak"ucap ara dengan suara lemah dan tersenyum yang menyedihkan

"Tolong,tolong bertahan lebih lama lagi dek"ucap sisca pada ara

"Tapi ara capek kak,ara bingung kenapa segitu bencinya papa sama ara,ara juga bingung kenapa papa sering bilang kalau ara penyebab mama pergi,apa itu semua bener?"ucap ara menunduk

Jinan segera memeluk ara dengan erat"tolong,jangan berhenti sekarang"ucap jinan memohon

"Ara harus bertahan,jangan jadikan sakit yang kemarin jadi sia-sia,jangan jadikan perjuangan yang kemarin jadi sia-sia,kamu harus yakin"ucap sisca

Ara segera memeluk kedua kakaknya"ara kangen mama"ucap ara

Jinan dan sisca saling menatap"kakak yakin,mama pasti lebih kangen ke kita"ucap jinan tersenyum

"Udah ahk jangan melow gini,sekarang kalian berdua mandi,atau kakak hukum buat mijitin badan kakak"kata jinan sambil terkekeh

Sisca dan ara tertawa mendengar ucapan jinan"dasar tua"ucap sisca yang tentu saja membuat ara tertawa terbahak-bahak

Jinan hanya memutar bola mata dengan malas,namun kemudian ia tersenyum ketika melihat sisca dan ara tertawa lepas,dalam hati ia berjanji akan selalu melindungi kedua adiknya itu,ia berjanji akan selalu menjaga mereka berdua meskipun nyawa taruhannya

Sedangkan di rumah lain


































Gimana guys cerita nya,maaf ya kalau agak melow yang di part ini

Jujur author pun nangis pas ngetiknya,karena jujur cerita yang part ini sedikit author tambahi dengan perasaan author yang saat ini capek hehe

Tapi gapapa author kiat, maybe

Happy graduation deh buat ci jesllyn

thank you:)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang