5

58.7K 3.1K 21
                                    

Satu Minggu sudah berlalu dimana Nana dirawat dirumah sakit dan saat itu juga Johnny dan Erala selalu menemani sibungsu diruangannya,lalu siang ini dirinya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter

"mymy,,,Nana na cudah boyeh ulang"tanya Nana menatap polos Erala yang sedang mengemasi barang'nya

"iya sayang Nana sudah boleh pulang tapi kita tunggu Daddy jemput dulu oke"jawab Erala tersenyum kearah putra kecilnya yang sudah terbiasa dengan dirinya dan Johnny

"Huemm otee"jawab Nana mengangguk paham

Nana pun hanya memandangi mommy nya yang sedang disibukkan mengemasi barang'nya selama dirumah sakit lalu dirinya mulai merasa bosan hanya duduk ditempat tidur yang memang dikhususkan untuk pemilik rumah sakit jika ada Keluarga yang sedang dirawat

"Mymy mymy tulun"ucapnya memanggil Erala yang sedikit jauh darinya

Erala yang mendengar panggilan dari sikecil pun menghampirinya

"Nana sayang mau turun hmm?"tanya Erala yang langsung diangguki cepat oleh Nana

"eughh tulun mymy"gumam Nana mengangkat tangannya meminta Erala untuk mengangkat tubuh gempalnya

"haha baiklah' putra kecil mommy ini kenapa semakin berat eoh"goda Erala saat mengangkat tubuh buntal Nana

"Nana na belat tan kalena mymy,
mymy na telus Kaci Nana mam yang anyak"gumam Nana mengerucutkan bibirnya membuat Erala terkekeh dengan tingkahnya

"mommykan tidak mau baby sakit sayang karena makannya sangat sedikit,memangnya Nana mau sakit dan disuntik lagi hmm"ucap Erala setelah menurunkan Nana lalu dirinya menunduk untuk melihat Nana dibawahnya

"Nooo mymy nooo"ucap Nana mendongak menatap Erala lalu menggelengkan kepalanya cepat

"kalau begitu Nana harus makan yang banyak hmm"ucap Erala mengelus Surai hitam bayi kecilnya

"Baby belajar bicara seperti tadi dari mana sayan-"tanya Erala sebelum perhatiannya teralihkan dengan ponselnya yang bedering

"Nana tunggu disini sebentar hmm,,,
jangan kemana-mana,mengerti"ucap Erala kepada Nana yang mengangguk pelan

Erala yang mendapat jawaban dari sang putra pun langsung keluar dari ruangan putra kecilnya tapi sebelum itu dirinya menyempatkan diri untuk mengecup kedua belah pipi putih berisi Nana terlebih dahulu

"eumm Nana cekalang apain yahh"ucap nya bingung ingin melakukan apa diruangan seluas ini

Nana pun melihat sekelilingnya apa ada yang bisa dimainkannya atau tidak,tapi setelah dilihat setiap penjuru ruangan tidak ada yang bisa dimainkan olehnya

"Huhh tida ada yang bica Nana ainkan dicini"ucapnya merasa kesal

saat dilanda kekesalan dirinya tidak sengaja melihat kearah pintu ruangannya yang sedikit terbuka karena kecerobohan Erala yang tidak benar-benar menutup rapat pintu tersebut

"Nana ijinn kelual cebental naa tataaa"ucapnya tersenyum lebar entah kepada siapa dirinya meminta ijin pasalnya Erala sedang keluar jadi hanya dirinya yang berada diruangan itu

Nana pun akhirnya keluar dari ruangannya tanpa memikirkan gimana khawatir dan paniknya Erala jika kembali tidak mendapati bayi kecilnya didalam ruangan tersebut

"Wahhh becal lumah cakit na"ucapnya menatap kagum bangunan yang ditempatinya tanpa menyadari dirinya menjadi pusat perhatian orang-orang disana yang menatapnya gemas

Sedangkan dari kejauhan terlihat seorang pria yang sedang berjalan kearah kamar sang putra bungsu dengan wajah datarnya,siapa lagi jika bukan Johnny Suh Robertson

Nana ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang