17

29.6K 1.6K 32
                                    

Setelah insiden dikecil menangis kini mereka tidak berani lagi menggoda sibungsu kesayangan mereka karena mereka tidak suka melihat sibungsu meneteskan air mata

Saat ini Nana sedang bermain dengan ditemani abang-abangnya,hanya sibayi yang bermain sedangkan pria-pria itu sibuk mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing,walaupun begitu mereka lebih fokus kepada sibayi dari pada pekerjaan mereka

"ugh abang"panggil sikecil kepada abang-abangnya

"Kenapa bayi"balas mereka serempak menatap sikecil yang terlihat lesu

"Nana au cucu abang"ucap Nana membaringkan tubuh gembulnya dikarpet bulu yang sedang didudukinya

"tunggu"ucap Ravin beranjak dari posisinya menuju dapur membuat susu untuk adik kecilnya

Kini hanya tersisa Maxime,Kafael dan Melvin saja dan hal yang pertama mereka lihat adalah sibayi yang mulai mengantuk

kafael yang melihat dikecil mengantuk pun juga ikut beranjak dari posisinya untuk mengambil crib (boks bayi) untuk sikecil,kini hanya tinggal Maxime dan Melvin saja yang menjaga sibayi

"dimana kalian menemukan baby"tanya Max dengan wajah datarnya menatap Melvin yang juga menatapnya datar

"Jangan pura-pura tidak tau,tanpa kami memberitahu pun kalian tetap mengetahuinya"jawab Melvin ketus melihat sikap Abang sepupunya yang berpura-pura tidak mengetahui apa-apa

Max yang mendengar nada bicara melvin yang sangat tidak sopan kepadanya hanya menyeringai saja

"ahh sudah lama aku tidak bermain-main denganmu El"batin Max tersenyum smrik kearah Melvin yang merasa gelisah karena tatapan Max

El merupakan panggilan khusus Melvin dari Max kepada adik sepupu tersayangnya

"apa yang kau lihat sialan"Serkas Melvin kepada Max yang terus sama menatap dirinya dengan tatapan yang sulit Melvin artikan

"aku merindukanmu El"ucap Max dengan suara rendahnya

Deg

"Sial panggilan itu lagi"batin Melvin gelisah karena jika Max sudah memanggilnya seperti itu tamat sudah riwayatnya

Pasalnya saat umur Melvin 17 tahun dirinya tidak sengaja mengumpat dihadapan Max dan saat itu juga dirinya dihukum oleh Max dan hukuman yang diterimanya adalah 200 kali cambukan dan Melvin dikurung oleh Max dikamarnya ia kamar Maxime dan Melvin dilarang keluar dari sana kurang lebih satu bulan lamanya,sejak saat itu Max selalu memanggilnya El

"J-jangan bicara omong kosong"bantah Melvin lalu pergi begitu saja dari sana menuju kamarnya

masalah Nana biarkan saja Max,kafael dan Ravin yang menjaga sibayi,untuk sekarang dia akan menghindari Abang sepupunya itu dahulu

Max menyeringai saat melihat tatapan gelisah adik kesayangannya itu,tunggu saja dirinya akan memberikan hadiah kecil kepada Melvin

belum lama Melvin beranjak dari sana Kafael dan Ravin pun telah kembali dengan Kafael membawa Crib dan Ravin membawa sebotol susu

"baringkan disini bang"ucap Kafael yang diangguki oleh max

"eung hiks"Isak Nana merasa terganggu karena max yang memindahkan tubuhnya

Nana yang awalnya sudah terpejam dan kembali terbangun pun menjadi rewel sedangkan Ravin yang melihat sikecil terisak pun memasukkan nimple buatan itu kemulut kecil Nana yang langsung dihisap kuat oleh sibayi

"lucu"gumam kafael pelan tapi masih bisa didengar oleh Max dan Ravin

Max dan Ravin hanya acuh saja dengan ucapan Kafael karena wajah menggemaskan Nana yang sedang menyedot susu itu membuat kedua pipi berisinya naik turun

"Bang max"panggil Ravin menatap max yang fokus menatap sikecil

"hm"gumam Max tanpa melihat kearah Ravin

"dimana bang Melvin"tanya Ravin membuat max seketika menatapnya

"mungkin dikamarnya"jawab Max santai seakan-akan tidak ada yang terjadi diantaranya dan Melvin

Ravin yang mendengarnya hanya mengangguk paham saja kini pandangan mereka tertuju kepada sibayi yang masih menyedot botol susu yang sudah kosong itu

Kafael yang melihatnya pun menarik ujung nimple botol tersebut dari bibir mungil Nana lalu menggantinya dengan pacifier yang sedari tadi dibawanya saat mengambil Crib sibayi

"dimana kau mendapatkannya"tanya max kepada Kafael

"aku menyuruh Tio membelinya"ucap Kafael yang diangguki oleh max

(Tio Pratama Sekretaris sekaligus orang kepercayaan Kafael Suh Robertson)

Setelah itu tidak ada lagi percakapan diantara mereka karena menurut mereka terlalu banyak bicara juga tidaklah penting;)

"Kami kembali"ucap grandma kembali dari butik keluarga mereka diikuti Alana dan Erala dibelakangnya

"Selama kami pergi tidak ada hal serius yang terjadi kepada babykan"tanya Elana menatap serius putra-putranya

"Tidak ada ma"jawab Ravin membuat ketiga wanita dewasa itu bernafas lega

"Apa sudah lama baby tertidur dan apa kalian yang memberi baby pacifier itu hm"tanya Erala kepada ketiga Putranya

"Baru saja mom,Kafael yang membelinya"jawab max yang diangguki oleh Erala

"mommy akan kedapur memasak makan malam dulu"ucap grandma berlalu menuju dapur diikuti oleh Alana yang juga ikut membantu

"mommy minta tolong jaga adik kalian ya,mommy mau membantu grandma dan mama kalian memasak"ucap Erala yang diangguki ketiganya

Setelah Erala pergi menyusul mertua dan kakak iparnya pun ruangan yang tadinya ramai kembali hening

"Jaga baby"ucap Max beranjak dari posisinya kelantai atas

kini yang tersisa hanyalah Kafael dan Ravin saja tapi setelah kepergian Max pun,Faderico,Ricardo dan Johnny pun telah kembali dari mengurus tikus kecil yang berani-beraninya mengkhianati mereka

"Cucu kecil grandpa tidak terluka sedikit pun kan boy"ujar grandpa menatap manik tajam kedua Cucu datarnya

"tidak ada"balas Kafael menatap mata elang sang kakek

"Terima kasih karena telah menjaga adik kecil kalian boy"ucap Johnny tulus kepada Sang putra,tidak salah dirinya mempercayakan keselamatan sibungsu kepada Putra-Putra datarnya

"Tidak perlu berterima kasih Dad,hal itu sudah menjadi kewajiban kami sebagai Abang untuk menjaga dikecil"ucap Ravin menatap sang Daddy yang tersenyum tipis kearahnya

Kini kelima Pria dewasa itu berbincang- bincang disana sembari menjaga sibungsu yang sedang tertidur sedangkan disisi Max

"Buka Pintunya El"ucap Max berdiri didepan pintu kamar Melvin,Ya Max menghampiri Melvin dikamarnya untuk memberikan hadiah kecil kepada adik sepupu tersayangnya

sedangkan Melvin yang mendengar ucapan Abang sepupunya semakin gelisah,dirinya tidak menyangka Max akan menghampiri dirinya dikamar

"Ahh Sial kenapa dia kesini"batin Melvin prustasi

"Buka Pintunya El"ucap Max lagi dengan suara rendahnya,Melvin dengan berat hati pun membuka pintu kamarnya

Saat membuka pintu kamarnya hal yang pertama Melvin lihat ialah Max yang menyeringai sembari menatapnya

"ada ap-"Melvin yang hendak bicara pun tidak jadi karena Max melakukan sesuatu

"akhh sa-sakit"
















Halo Kak🤗Cia mau nanya dong,,,disini yang baca cerita baby nananya ada yang kuliah di universitas Pontianak gak?

Kalau ada tolong dijawab ya kak🤗

16-11-2023

Nana ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang