1. Thanisa kecil kilas balik
Aku meminta kalian melukiskan kebahagiaan, namun mengapa kalian malah melukis luka dan mewarnai nya dengan pekat.
-Thanisa Sheika Rania-
•••
Flashback
"Kenapa Thanisa harus pilih? Emangnya Ibu sama Ayah gak bisa rawat Thanisa bareng-bareng lagi?"
Gadis kecil yang masih berusia 5 tahun itu menatap nanar ke arah kedua orang tuanya. Mata itu mulai berkaca-kaca, tapi ia tidak tau apa yang sedang dihadapinya saat ini. Gadis kecil itu tidak tau apa arti dari perpisahan, seperti yang sedang di bahas oleh kedua orang tuanya, ia juga tidak tau bagaimana definisi dari sebuah perceraian, dia hanya diberi pilihan harus memilih sang Ayah atau sang Ibu.
Pria paruh baya yang bernama Reza itu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan sang anak, seraya mengelus lembut rambut gadis kecil pemilik nama Thanisa. "Kamu cuma disuruh pilih antara dua nak, mau ikut Ayah, atau ikut Ibu?"
"Kenapa harus milih? Selama ini kalian rawat aku sama-sama," Sarkas gadis manis itu menatap Ayahnya.
"Sudah lah Mas, dia tidak akan mengerti apa yang kamu maksud!" Ucap wanita yang berdiri di samping Thanisa. Wanita itu bernama Wita, Ibu kandung dari Thanisa.
Pria paruh baya itu kembali membenarkan posisi berdirinya, menatap nyalang wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu.
"Kamu yakin dengan pilihan mu? Apa kamu tidak melihat gadis kecil ini, dia akan kehilangan keharmonisan sebuah keluarga."
"Rumah tangga ini sudah tidak sehat Mas! Percuma kalau kita lanjut,"
"Itu kan kata mu! Kamu tidak memikirkan bagaimana Thanisa kedepannya?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanisa melampaui nestapa
Loup-garou"Semua orang yang menyakiti maka akan tersakiti. Tapi semua orang yang membahagiakan belum tentu dapat kebahagiaan" LUKA ITU TERLALU BANYAK TAPI TIDAK SATU PUN ADA YANG BERDARAH. TRAUMA ITU MELEKAT, MENCARI OBAT DI MANA DAN SIAPA YANG DAPAT MENYEM...