14. Siapa yang berharap kepada luka
Sebenarnya, tanpa berharap pun kamu pasti akan mendapatkan luka. Bahkan tanpa kamu meminta, luka itu sendiri yang akan menghampiri kehidupan mu. Menyakitkan tapi, ini adalah fakta.
•••
"Pulang bareng gue, ya?"
"Gak mau! Lo ngerti bahasa Indonesia gak sih, Ngit!"
"Nar, ini udah mau gelap. Emang lo mau pulang sama siapa kalau bukan sama gue?"
"Gue bisa pesen taxi, bagus lo cabut dari sini. Eneg gue liat muka lo!"
Terdengar helaan nafas dari Langit. Ia memandang intens wajah gadis di hadapannya. Gadis cantik pemilik nama Kanara Arunika, kekasih dari Langit Idling Wijaya.
"Gue emang ada salah sama lo, ya?"
"Fikir aja sendiri, Ngit! Lo gak pernah ngotak sih!" Kanara berdecih.
"Kanara Arunika, gue sayang sama lo. Bisa ya, turuti gue kali ini. Udah mau gelap sayang, gak baik kalau gue biarin lo pulang sendiri." Langit mengelus lembut rambut Kanara, mengeluarkan suaranya dengan lemah lembut membujuk sang kekasih.
Kanara kembali menatap mata Langit, ia mengerucutkan bibirnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Kenapa nangis? Gue jahat ya?" Kanara langsung menggeleng dan menghamburkan diri dalam dekapan Langit.
"Ngit, gue sayang banget sama lo gak boong. Lo jangan tinggalin gue ya, gue cuma punya lo di dunia ini, dan lo pasti tau itu."
Langit tersenyum, dengan gaya cool nya ia mengeratkan pelukan pada tubuh Kanara. "Mana mungkin gue tinggalin lo, Nar. Gue bakal ada di samping lo kapan pun itu."
"Maafin gue yang masih sering labil ya, Ngit. Gue tau, gue sering bikin lo kesel sama sikap gue. But I love you Langit."
Langit menganggukkan kepala, ia melepaskan pelukannya dan menatap mata Kanara dengan lekat. "I love you more Kanara Arunika."
••☾˚。❀୧˚𝓣𝓱𝓪𝓷𝓲𝓼𝓪˚୨❀。˚☽••
Tak pernah lekang dari pandangan ku sebuah keluarga yang bercanda ria dengan senyuman yang keluar begitu tulus mengukir bibir indah mereka. Dalam diam ku menahan sebuah butiran bening yang akan jatuh dari asalnya.
Tawa itu selalu terngiang di telinga. Memori ku terputar kepada masa masa yang pernah ku alami. Memori yang tak sampai memenuhi alam ingatan ku. Hanya sebuah makanan favorit yang selalu menjadi dambaan ku ketika mengingat kedua perannya.
Perannya tak pernah ku dapat kan dari aku kecil. Bahkan aku seperti tak memiliki peran keduanya. Perpisahan itu terlalu menyakiti hati kecil ku.
Goresan itu adalah luka pertama ku, dan aku sangat sulit untuk menghilangkan bekasnya. Bahkan, rasa sakit itu masih ada sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanisa melampaui nestapa
Loup-garou"Semua orang yang menyakiti maka akan tersakiti. Tapi semua orang yang membahagiakan belum tentu dapat kebahagiaan" LUKA ITU TERLALU BANYAK TAPI TIDAK SATU PUN ADA YANG BERDARAH. TRAUMA ITU MELEKAT, MENCARI OBAT DI MANA DAN SIAPA YANG DAPAT MENYEM...