13. Luka yang tertutupi oleh kejahatan

13 5 25
                                    

13

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13.Luka yang tertutupi oleh kejahatan

Jangan memandang ku sebagai orang jahat, aku hanya mencari kebahagiaan dengan cara ku sendiri.

-Launa Auroramedra-

•••

"Lo yang namanya, Thanisa ya?"

Thanisa, sedang duduk seorang diri di kantin sekolah. Menikmati sepiring nasi goreng dan air teh manis yang ia pesan lima menit lalu.

"Iya, ada apa ya?" Tanya Thanisa menatap tiga gadis cantik yang mengenakan seragam sama sepertinya.

Salah satu dari tiga gadis itu mendudukkan dirinya tepat pada bangku yang berada di hadapan Thanisa. "Lo yang belakangan ini sering sama, Alva kan?" Tanyanya tiba-tiba.

"Lo juga kan, yang sering pergi sekolah dan pulang bareng sama dia?"

Thanisa berdengus, sepertinya ia mengerti kemana arah pembicaraan gadis di hadapannya. Tak ingin mengambil pusing, Thanisa hanya menjawab dengan anggukan dan kembali menikmati nasi goreng miliknya yang belum habis.

"Si Alva kayaknya populer deh di sekolah. Ya Allah, aku sekolah beneran mau cari ilmu, bukan mau ngerebutin cowok populer di sekolah."

"Gue tuh pacarnya Alva, lo kok ganjen banget sama dia. Mau jadi perusak hubungan orang lo ya?" Gadis itu menimpali.

"Astaghfirullah, gunanya buat aku apa? Aku sama Alva tu pure temenan doang kok gak lebih." Thanisa menjawab dengan suara lembut.

"Temenan doang tapi lo nempel mulu sama dia anjir! Dia aja gak pernah anter jemput gue sebagai ceweknya, malah lo terus yang mepet." Sepertinya gadis pemilik nama Launa itu tersulut emosi.

"Maaf ya." Hanya ucapan itu yang di lontarkan Thanisa, lalu ia beranjak dari duduknya meninggalkan Launa dan dua temannya.

"Ngeselin banget tu anak. Murid baru juga, gaya banget ngedeketin Alva." Sahabat Launa yang bernama Renjana berucap seraya menatap sinis kepergian Thanisa.

"Lo gak malu apa, Na? Ngakuin Alva sebagai pacar lo, kalau tu anak ngadu ke Alva gimana?"

Launa mendengus. "Lo ada masalah apa sih sama gue, Ra? Belakangan ini nyimpang banget pendapat lo sama kita pada." Launa berbalik arah, menatap sahabatnya yang bernama Lara.

Begitu juga dengan Renjana, gadis itu mendekati Lara dan berkata. "Jangan bilang lo juga naksir ya sama Alva? Munafik banget hidup lo, gaya-gayaan bilang ini bilang itu ternyata elo juga suka sama Alva!"

"Gak gitu, gue kan cuma ingetin kalian sebagai temen." Lara tersulut emosi.

Launa berdecih, melemparkan tatapan sinis terhadap Lara. "Temen lo bilang? Yakin lo temen?"

Thanisa melampaui nestapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang