Chapter Three

8.9K 664 10
                                    

Pintu penumpang Bugatti Chiron milik Raphael Haddankara akhirnya terbuka usai pria itu tak kunjung melihat Freya turun dari mobil itu. Usut punya usut, gadis ini masih mengaplikasikan lipstik berwarna coral ke bibirnya.

    "Ya ampun, Freya Nichole, buruan dong. Nanti gue ditampol bokap gue, Gigi sama bonyoknya  juga udah di dalem."

    Dari cara Raphael yang menyertakan nama tengahnya, Freya bisa menyadari bahwa Raphael sekarang sedikit kesal.

    "Chill, Raf. Acaranya kan 20 menit lagi." Tukas Freya sembari turun dari mobil dan menatap pria di sampingnya dengan gemas.

    "Lo enak chall chill chall chill, tinggal datang, stay pretty terus pulang. Gue kan juga harus stand by buat ngurus tamu. Makanya lain kali itu kalau mau dijemput, jangan ngaret!" Oceh pria itu sembari mengunci pintu mobilnya, sebelah tangannya tetap terangkat untuk membantu Freya berjalan sebab sebelah kakinya masih diperban. 

    "Iya, maaf maaf, bentar lagi Versace Fall/Winter masuk, gue minta keep buat lo deh. Lagian lo juga yang minta ditemenin, ya harus terima dong resiko punya temen sibuk kayak gue."

    "Beneran ya, eh hati-hati, ini tangganya agak tinggi."

    Freya kemudian tersenyum tipis, saat pria di hadapannya itu sangat berhati-hati dalam menuntunnya naik beberapa tangga kecil untuk sampai pada pintu utama gedung hotel. Keduanya kemudian memasuki ruangan berkilau itu. Tidak hanya dari marmer, namun juga dari lampu gantung kristal di tengah ruangan – terpatri kokoh pada langit-langit tinggi berbentuk kubah yang dilengkapi dengan berbagai jendela, mengelukan kemewahan. Mata cokelatnya kini terpaku pada tangannya yang masih digenggam oleh Raphael. Pria ini dan Germaina Wirjawan merupakan dua orang yang telah mewarnai hidupnya sejak mereka berusia 14 tahun. Satu-satunya yang selalu ada untuknya.

    "Udah ah, gue bisa sendiri dari sini. Bahaya. Takut habis gue sama selir-selir lo." Ucap Freya sembari melepaskan pegangan Raphael setibanya mereka di lorong lift hotel.

    "Tenang, yang penting lo udah punya asuransi, terus gue siap membela lo kapan aja di pengadilan."

    "Ogah, makin hancur image gue karena lo."

     Pria itu hanya tertawa geli sembari mematut dirinya dan sesekali membetulkan rambut ikalnya yang telah tersisir rapi ke belakang melalui kaca kecil di samping lift. Freya hanya bisa menggelengkan kepalanya, it's just Raphael being Raphael. Pria tampan yang sayangnya tahu dan sangat bangga dengan ketampanannya sendiri.

Ia perlu berhati-hati saat bersama dengan pria itu di publik, selain akan ada banyak rumor palsu, tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan dijambak dan disiram air lagi oleh para pemuja Casanova di sampingnya ini seperti yang lalu-lalu, jika saja mereka tidak punya sejarah panjang bersama, Germaina dan Freya pasti akan pertama mendepaknya dari circle mereka.

     "Yuk, masuk." Ajak Raphael sesaat setelah pintu lift terbuka.

***

Penyesalan terbesar Aldwin Kintagioro malam ini: datang ke pesta yang digadang-gadang sebagai pesta paling prestisius ini. Pertama, pada saat ia tiba ke gedung ini, banyak orang yang ternyata telah menantikan kehadiran pengusaha kondang sepertinya, meski tak semua orang tersebut merupakan tamu undangan, orang-orang itu tahu kapan kaum kelas atas akan berkumpul. Sepanjang jalan menuju lift saja sudah ada 3 orang yang menyodorkan proposal dengan harapan agar penerus dinasti Kintagioro itu bisa berderma sedikit pada usaha mereka yang hampir bangkrut, bahkan beberapa orang mengikutinya hingga ke toilet dan menunggunya di samping urinoir.

Kedua, ia bahkan kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan gadis yang duduk di sampingnya ini, pasalnya, semenjak bertemu dengannya sekitar 20 menit yang lalu, Tatiana Keshwari tidak berhenti membicarakan hal tidak penting tentang orang lain bersama dengan temannya, seperti pemilik perusahaan ternama yang selingkuh karena kepala istrinya lebih besar daripada kepalanya, bahkan, Aldwin sampai tahu bahwa pacar baru dari mantan Tatiana merupakan anak 'OKB' – setidaknya itu yang dilabel oleh Tatiana – melakukan operasi pembesaran payudara pada minggu lalu di Thailand namun mengaku ditindak oleh dokter bedah Kim Kardashian.

Dancing with Our Hands TiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang