Chapter Twenty

6.3K 463 62
                                    

Terkadang, anak yang terlahir sebagai anak pertama selalu dituntut untuk serba bisa, harus bisa diandalkan, kuat tanpa boleh berkeluh kesah, dalam kata lain, mereka dituntut menjadi sempurna. Salah satu manusia yang tidak bisa mengelak dari garis hidup ini adalah Aldwin Kintagioro.

Dia berusia enam belas tahun saat dikenalkan pada bisnis keluarga, saat tahun terakhirnya di SMA. Dia bersekolah di Eton College, Inggris sedari usianya 13 tahun. Tempat yang juga menjadi sekolah Pangeran William dan Pangeran Harry itu menawarkan program akselerasi yang memungkinkan siswa terpilih dan berprestasi bisa menyelesaikan A-levels[1] pada usia 16 tahun. Untuk bisa masuk ke sana saja sangat kompetitif, melibatkan persaingan antara para elit di seluruh dunia. Tapi dia masih bisa merebut posisi akselerasi? Pria itu memang tidak membual kepada Freya bahwa dia memang sehebat itu.

Begitu banyak kendali dan ekspektasi dijatuhkan kepada Aldwin di usianya yang masih belia. Di saat semua teman sekelasnya masih sempat membahas video gim, liburan di St. Tropez, hingga pulau pribadi yang dibelikan keluarga mereka setiap akhir pekan, ia mengikuti pelatihan bisnis dari tim profesional yang turut disupervisi oleh Gideon serta Adnan. Aldwin juga akan selalu pulang ke Indonesia dan ikut berkeliling Asia pada setiap liburan panjang yang diperoleh, untuk dikenalkan secara mendalam terhadap perusahaannya, mulai dari survei lapangan hingga menghandle klien besar.

"In case I don't make it until you're old enough." Demikian kata Adnan usai dia mengetahui fakta jika ia mengalami penurunan fungsi ginjal dan peradangan yang mulai menyerang fungsi katup jantung, buntut dari komplikasi Lupus Eritematosus Sistemik[2] yang telah diderita Adnan sekian lama. Posisi CEO Kalanka Group yang seharusnya diisi oleh Adnan kembali diambil alih oleh Gideon Kintagioro.

Mereka tidak punya pilihan, mereka– keluarganya tahu ada yang tidak beres dengan Hendrick, namun tidak bisa mendepaknya dengan mudah di saat beberapa tokoh penting di perusahaan mereka mulai didoktrin oleh konspirasi busuknya. Dia harus bertindak secepatnya.

Dia yang didewasakan oleh keadaan sadar jika dunia tidak berhenti hanya karena dia bersedih, jadi dia tetap harus menjalankan apa yang seharusnya dijalankan sebab keluarganya pasti akan menjadi lebih sedih dan menderita jika apa yang mereka bangun selama ini— peninggalan ratusan tahun jatuh ke tangan Hendrick dan orang-orang tak bertanggung jawab yang berkomplot untuk mendapat bagian di Kalanka Group. Lantas bagaimana dengan ibu Kaiser kala itu? Hendrick yang licik bahkan menjerumuskan sang istri ke pusat rehabilitasi setelah merecoki Winona dengan obat-obatan adiktif agar tidak bisa menghentikannya.

Akhirnya, dengan bantuan tangan kanan dan private investigator, Aldwin berhasil mengumpulkan bukti, membongkar semua kebusukan dan konspirasi sang paman yang turut melibatkan petinggi di perusahaan keluarga mereka. Meski harus kehilangan sang Kakek pada perjuangan itu sebab banyaknya tekanan pada seseorang dengan riwayat penyakit jantung, awan hitam yang melanda keluarganya perlahan menghilang, kondisi ayahnya juga membaik secara bertahap usai mendapat transplantasi ginjal dan perawatan intensif.

Hanya saja, untuk alasan kesehatan, Aldwin tidak ingin terlalu banyak melibatkan Adnan dengan pekerjaan, pria itu banyak membantu sang ayah di belakang layar. Sampai pada saat dia menyelesaikan semua studi dan mencapai usia 25 tahun, usia yang sekiranya akan dinilai cukup matang oleh para pemegang saham, barulah estafet yang semula masih harus disambung oleh Adnan langsung dilewatkan ke Aldwin Kintagioro.

Terbukti semenjak itu, Aldwin melaksanakan tugasnya dengan baik, memenuhi janji yang dia buat pada diri sendiri dan Gideon, kakeknya yang selalu mengedepankan keluarga, bahwa ia akan menjaga dan memastikan seluruh keluarganya dalam keadaan baik-baik saja. Maka disinilah dia sekarang, di sebuah lapangan golf di Sentul, untuk kembali memainkan perannya sebagai kakak yang sempurna untuk Aidan.

Dancing with Our Hands TiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang