Pengantin di Rel Kereta

1.1K 45 11
                                    


"Kasihan, lulus jadi dokter bedah langsung disuruh nikah sama kakek-kakek."

"Rupanya dokter cantik itu jadi tumbal orang tuanya sendiri. Ck... ck... ck...."

"Kalau aku sih mau aja. Kan konglomerat itu udah aki-aki. Bentar lagi dipanggil Yang Maha Kuasa. Warisan yang gak bakal habis dimakan tujuh turunan akan jatuh di tangan dah. Haha."

"Demi mewujudkan mimpi anaknya jadi dokter, orang tuanya rela berhutang. Miris."

"Si aki konglomerat itu darimana sih?"

"Siapa nama dokter viral itu? Jadi kepo."

Cuitan-cuitan itu menghiasi berbagai kolom media sosial. Berawal dari sebuah konten video yang menayangkan seorang dokter muda berparas cantik dan lelaki berumur sekitar tujuh puluhan dengan caption "Pernikahan Tak Biasa," menjadi trending topik dan ramai diperbincangkan.

Video yang awalnya hanya viral di tik tok, merambah ke media sosial lain seperti Facebook, Instagram, twitter, whatsapp dan telegram melalui share berantai--mendulang ribuan bahkan ratusan ribu komentar.

Entah bagaimana mula kabar itu berhembus. Yang pasti dari satu mulut ke mulut yang lain, berita itu merembet cepat dan tersebar dengan berbagai versi. Mereka, netizen asyik membicarakan dokter muda dan sang konglomerat tanpa peduli dengan dampak negatif yang bisa timbul.

Bukankah sudah banyak insiden bunuh diri bahkan di kalangan artis yang terkena dampak dari media sosial? Mereka tak kuat meredam gosip buruk tentang dirinya. Gosip yang merusak status sosial serta reputasi mereka.

🍁🍁🍁

Gadis itu mematung di depan cermin. Entah karena masalah pelik atau gaun pengantin ketat yang membuatnya kesulitan bernapas. Dadanya kembang kempis seperti sedang menghalau rasa sesak. Sebuah ponsel yang menayangkan video dirinya dengan konglomerat tergenggam di tangannya. Membuatnya gemetaran dan terpukul.

Sejenak ia tatap lagi wajah pucat itu di cermin. Gaun pengantin yang melilit tubuhnya sejak tiga puluh menit lalu serasa berubah menjadi jubah kematian. Ia pejamkan mata. Berharap ketika mata itu kembali terbuka, semua akan berubah seperti sedia kala.

Rumor itu merembet cepat dan merusak segalanya. Menghancurkan mimpi-mimpinya.

Baru saja ia merasa begitu bahagia telah diterima bekerja di sebuah rumah sakit ternama. Suara itu kembali menggema di telinganya.

"Selamat, anda diterima bekerja di rumah sakit Mitra Albana."

Kabar bahagia itu seketika menjadi kabar duka ketika sang ibu mengungkap sebuah rahasia. Rahasia yang membuat dirinya bagai terhempas ke dasar jurang. Rahasia yang membuat mimpinya hancur berantakan.

Netra yang dinaungi bulu lentik itu bergerak menatap sebuah snelli yang bertengger rapi di dinding. Sebuah jas yang selalu membuatnya bangga saat mengenakannya, kini seolah ikut menertawakan nasib buruk yang sedang merundungnya. Ia kembali mengangkat ponsel setelah mengetuk sebuah kontak dengan nama My Lovely Doctor. Ia harus segera mengambil keputusan. Ia butuh dukungan. Ia butuh seseorang yang bisa memberinya solusi.

"Angkat teleponmu, Sam. Please."

Ia semakin kesal setelah panggilan yang ke dua puluh tak juga menuai respon. Gadis itu kembali menarik napas. Sejenak ia tatap daun pintu kamarnya dengan sorot mata tajam. Sebelum ibunya kembali Ia harus membuat keputusan. Ia bukan robot yang bisa seenaknya diatur dan dikontrol. Ini sudah bukan zaman Siti Nurbaya dan Laila Majnun.

"Kenapa aku yang harus bertanggung jawab? Salah sendiri tidak bicara dari awal. Baiklah, kalau itu mau kalian," geramnya dongkol.

Ia bergerak cepat meninggalkan ruangan setelah menyambar kunci mobil. Sebuah teriakan tak ia hiraukan.

DIPAKSA MENIKAHI CEO TUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang