Berjalan di belakang Faris dan Vicky membuat Najiya seperti mengekori dua pangeran. Beriringan masuk ke dalam sebuah istana. Najiya memang tak bisa menyembunyikan rasa takjub ketika pertama kali menjejakkan kaki di halaman luas dihiasi taman dan air mancur tadi. Suasananya seperti di Beverly Hills.
Namun entah kenapa rasa takjub berubah menjadi kalut ketika alas kakinya menyentuh teras bermarmer. Lanjut ke ruang utama rumah yang luas dan mirip seperti lobi hotel. Firasatnya mulai tak enak. Jantungnya seperti genderang perang. Mulutnya mulai komat kamit merapal doa.
Semoga saja ia tak bernasib seperti Belle dalam film Beauty and The Beast yang dikurung dalam sebuah kastil. Jika diperhatikan lebih seksama, rumah ini memang mirip kastil.
Ada sebuah tangga raksasa menghadap pintu yang langsung terlihat ketika memasuki rumah. Sebuah karpet merah tebal terhampar di tengahnya. Itu adalah tangga utama yang menghubungkan lantai bawah dan lantai atas. Dua buah railing mix kayu dan marmer membuat tangga itu tampak kokoh dan mewah.
Najiya sempat membayangkan betapa anggun dan memukau dirinya jika turun dari lantai atas melalui tangga itu dengan mengenakan gaun putih mekar dan rumbai-rumbai. Lalu seorang pangeran tampan nan gagah menunggu di bawah tangga dekat ujung railing sambil tersenyum. Pangeran tampan itu mengulurkan tangan begitu ia sampai di anak tangga terakhir. Najiya merasa pipinya memanas saat pangeran itu meraih tangannya dan mengecupnya sekilas.
"Aih, so romantic," gumamnya lirih sambil tersenyum kecil.
Untung saja Faris dan Vicky tak dengar karena sedang panik. Dua lelaki itu terlihat berbincang dengan seorang perempuan paruh baya yang kemungkinan sejak tadi menunggunya di ruangan besar ini.
"Najiya?"
Imajinasi Najiya seketika buyar saat telinganya menangkap sebuah suara. Suara itu dari perempuan yang diapit Faris dan Vicky. Najiya yang sibuk melihat-lihat dan terpukau dengn isi rumah mendadak terkejut, lalu membungkukkan badan. Ia heran kenapa perempuan ini mengenalnya. Sebegitu terkenal dan tenarkah dia?
"Saya?" Najiya memastikan jika ia yang dipanggil perempuan itu.
Pandangan Najiya kali ini teralihkan oleh penampilan perempuan tersebut. Jika ditaksir mungkin seumuran ibunya. Empat puluh lima tahunan. Dengan gaya rambut french twist, make up flawless membuat perempuan penyuka bunga ini terlihat elegan dan menawan. Rok span hitam dengan belahan samping dipadu sweater coklat tetap membuatnya berkelas. Ia terlihat seperti mantan pramugari.
Satu hal lagi. Wajahnya mirip dengan Faris. Apalagi bibirnya yang khas berbentuk lambang hati.
"Loh, Ris. Najiya kok bisa sama kamu? Bu Sofia kenapa nggak kasih kabar ya?" Nyonya Kamelia bertanya-tanya. Faris hanya diam saja. Dia bingung harus menjelaskan dari mana. Berbasa basi dahulu atau to the point. Jadi dia hanya mematung ketika Maminya mendekati Najiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIPAKSA MENIKAHI CEO TUA
RomanceNajiya Faradisa, seorang dokter muda yang harus menikahi lelaki seusia kakeknya demi melunasi hutang-hutang. Status sosialnya hancur lantaran video pendek tentang dirinya dan sang konglomerat viral di berbagai media sosial. Ia dituding sebagai dokte...