Tuan Muda Albana

517 30 6
                                    

Tuan Muda Albana

---------------------------------

Sepasang mata berbingkai kacamata itu sedikit membeliak ketika menemukan wajah pucat dan cantik dari jarak yang begitu dekat. 

"Lepas!" Gadis berhidung mancung itu berteriak dengan suara parau yang berat. 

"Siapa pula yang megang? Kalau takut ngapain mau bunuh diri? Sudah gila kamu? Sudah nggak punya iman?" Seru lelaki itu. Nafasnya terengah-engah. Semua energinya serasa terkuras.

Lelaki bersarung navy mencoba membela diri. Sikap gadis itu membuatnya tersulut emosi. Meski detak jantungnya tak sekeras saat berlari tadi. Harga dirinya serasa diinjak-injak saat gadis itu melayangkan tatapan risih padanya. Padahal sudah sejak tadi ia melepaskan pelukan darurat itu. Semua terjadi begitu saja tanpa rekayasa apa-apa. Jika ditelaah lagi, sepertinya gadis itu sendiri yang masih mencengkram kuat lengan kekarnya sebab ketakutan. Mungkin saja dia malu karena sudah ketahuan takut. Lalu marah-marah tak menentu.

"Itu urusanku. Ngapain kamu ikut campur? Ngapain nyelametin?" sembur gadis berambut hitam legam, tak mau kalah.

Sekilas Faris terpaku pada wajah gadis itu. Meski terkesan awut-awutan, tapi tetap terlihat menawan. Bahkan saat marah pun aura cantiknya tetap terpancar. Kulitnya yang cerah semakin berkilau dengan gaun pengantin sutra putih yang ia kenakan. Faris mengernyit. Lalu menghela napas sejenak. Gadis itu terlihat tak asing. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk berkenalan. 

"Oh gitu? Ya sudah sana bunuh diri. Mau kamu hancur berkeping-keping ditabrak kereta api aku nggak peduli. Kereta api nanti lewat lagi jam enam. Tunggu saja disini," bentaknya jengkel. Ia harus segera pergi sebelum amarahnya semakin memuncak.

Percuma tadi ia berlari seperti dikejar gorila. Percuma ia menarik lengan itu kuat-kuat hingga membuatnya hampir terjengkang dan nyaris tertabrak kereta. Mungkin begitulah kebanyakan orang yang mati karena bunuh diri. Iman terkikis di saat tak kuat menanggung beban hidup.

"Ya, tak usah campuri urusanku!"

"Asal kamu tahu. orang yang melakukan bunuh diri dosanya lebih besar dibanding orang yang membunuh orang lain. Barangsiapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang tergenggam di tangannya akan selalu ia arahkan untuk menikam perutnya dalam neraka Jahanam secara terus-menerus dan ia kekal di dalamnya." 

Faris menunjuk perut gadis itu seolah ada besi tertancap di sana. Reflek sang gadis memegangi perutnya, menaikkan ujung bibir. Ngeri. 

"Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara meminum racun maka ia akan selalu menghirupnya di neraka Jahannam dan ia kekal di dalamnya."

Lagi. Si gadis reflek memegangi lehernya. Seolah ada racun mengalir di sana. Merampas saluran pernafasannya. 

"Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara terjun dari atas gunung, maka ia akan selalu terjun ke neraka Jahanam dan dia kekal di dalamnya. Begitu pula kalau kamu bunuh diri dengan cara menabrakkan diri pada kereta. Maka kamu di neraka jahanam akan ditabrak kereta berkali-kali dan kamu kekal di sana." 

Faris menatap tajam sang lawan bicara. Gadis itu bergidik. Bara api yang sempat menyala-nyala di matanya redup seketika. Berganti bayangan api neraka menjilat-jilat dan kereta super besar menabrak tubuhnya berkali-kali. 

"Nggak usah ceramah! Kamu pasti ustadz sok-sokkan seperti yang di tivi-tivi." 

Si gadis cantik mencibir sambil memindai lelaki di depannya dari atas ke bawah. Ia berusaha menata harga dirinya yang terserak dan hancur berkeping-keping di depan Faris. 

DIPAKSA MENIKAHI CEO TUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang