Jantung Minju seakan akan mau tercabut dari tempatnya. Yena segera bergerak mendekat ke arah Minju dan menopangnya
"Pembunuhan?" Yena bertanya kepada polisi itu, mewakili Minju yang kini terdiam. "kau menangkap orang yang salah, Yujin wouldn't hurt a f–"
Ucapan Yena terpotong kala mendengar teriakan daripada Yujin apabila tangannya di borgol. Dia cuba menarik tangannya, melepaskan dari genggaman mereka sambil menggelengkan kepalanya
"Minmin!" tangis Yujin, melihat tepat ke dalam mata Minju. Matanya menunjukkan kalau dia perlukan pertolongan. Minju snapped back into reality and put one hand on the wall to steady herself
"you can't just do that!" teriak Minju, mengarah ke tangan Yujin yang di borgol. Laki² itu tidak peduli dengan rintihan Yujin, menarik gadis jangkung itu ke arah pintu rumah mereka dengan kasar, practically dragging her by her collar
"Minmin!" rintih Yujin kesakitan, tangan Minju gemetaran melihatnya
"apa yang kau lakukan?!" teriak Minju ke arah polisi yang berdiri di hadapan mereka "kau tidak boleh mengambilnya begitu saja!"
Laki² itu menghela nafas berat, mengeluarkan kartu dari sakunya dan memberikannya kepada Yena. Dia tidak berikan kepada Minju karna dia tau Minju pasti tidak akan menerimanya
"aku cuma melakukan kerja ku, hubungi sama nomor ini untuk tau tentang teman mu. For now, there's nothing we can do"
Lutut Minju melemah dan Yena dengan segera memegangnya daripada jatuh ke lantai
"get the fuck out of our apartment" Yena menggeram, melihat tepat di mata polisi itu. Setelah itu pintu rumah mereka pun tertutup setelah polisi itu keluar. Kaki Minju melemah, dia jatuh di atas lantai dan menangis. Tangisan Yujin masih bisa didengari walaupun sudah samar dan itu cukup membuat hati Minju terluka mendengarkannya
Terdengar langkah kaki menuruni tangga rumah mereka
"what the hell is going on?" tanya Hyewon, dengan segera Hyewon mendekat ke arah Minju dengan tatapan cemasnya, cuba untuk menenangkan Minju "di mana Yujin?"
Pertanyaan Hyewon membuatkan Minju makin terisak, dia menumbuk dinding di tepinya dan menangis kencang. Eunbi terdiam di tangga, cuba untuk mencerna semua yang berlaku
"a-aku tidak tahu" Yena menghela nafasnya, terduduk di lantai bersebelahan Minju "They came looking for Yujin - three officers - and they said... they handcuffed her... and said something about murder" Yena cuba menjelaskan kepada kedua temannya yang baru turun
"pembunuhan?" Eunbi terkesiap, berjalan mendekat ke arah mereka dan ikut bersama duduk di lantai "Yujin wouldn't hurt a fly!"
"itu juga yang aku katakan..." kata Yena perlahan, menggelengkan kepalanya sambil cuba untuk menahan tangisannya daripada jatuh. Bukan hanya Minju tapi mereka semua sudah nyaman dengan kehadiran Yujin
"mereka tidak boleh... Tidak bisa... Itu adalah Yujin!" Minju terisak, menyandarkan tubuhnya dan menyembunyikan wajahnya dj antara kakinya sebelum menangis kencang "she's... she's Yujin... m-my baby..."
"all we can do is call in the morning and see what they say" Kata Yena, cuba untuk menenangkan mereka semua "Fucking with the cops... wont get us very far"
"Pembunuhan..." Eunbi berkata pelan, cuba untuk mencerna semuanya "apa kau rasa–"
"Yujin tidak mungkin melakukannya, unnie!!" Minju snapped, lifting her head up. Matanya merah akibat menangis, dia mengadahkan kepalanya. Menggusak rambutnya frustrasi "she wouldn't..." bisiknya pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
yellow
RomanceKim Minju membeci Ahn Yujin, semudah itu. Minju berpindah ke Seoul bersama 3 sahabat baiknya selepas dia tamat sekolah, dia berfikir dia dapat terlepas daripada sosok Ahn Yujin jika dia berpindah ke sana. Anehnya, Ahn Yujin sesosok gadis dia benci t...