17

122 14 2
                                    

Sepanjang menaiki tangga Minju berpikir tentang Yujin. Bagaimana gadis itu bisa kemari? Bagaiman serpihan kaca itu bisa berada di converse nya? The bruises?

Minju menghela nafasnya sebelum membuka pintu kamarnya perlahan. Kelihatan Yujin terlelap di tempat tidurnya, Minju membiarkan saja Yujin tidur di sana. Dia meletakkan pakaian yang Hyewon belikan untuk Yujin di hadapan closet nya dan berpikir, where should she put the clothes?

Tanpa sadar Minju mengalihkan pakaiannya untuk membuat ruang buat pakaian Yujin. This was a new feeling for her... and she wasn't sure how she felt about it

Sambil mengemasi barang Yujin, Minju terkekeh melihat dress yang Hyewon belikan untuknya. She couldn't help but blushing. Yes the dress is pretty but it also... Hot? Okay. Okay. Minju may or may not accidentally imagining Yujin wear the dress. Oh siapa saja yang tidak malu kalau memikirkan perkara itu, dress itu adalah backless dan Minju secara tidak sengaja menggambarkan Yujin yang sedang memakainya

Minju menggelengkan kepalanya dan membuang pikiran gilanya itu. Sebaik sahaja Minju selesai mengemas pakaian Yujin, dia merasakan ada sepasang tangan memeluknya secara tiba² membuatkan dia hilang keseimbangan dan menahan tubuhnya di dinding untuk mengelakkan dia terjatuh

"Minmin" gumam Yujin. Dia menenggelamkan wajahnya di dada Minju dan memeluk gadis itu erat

"well hello to you too" Minju tertawa, gemas dengan cara Yujin tiba² saja memeluknya. Menyadari Yujin yang enggan melepaskan dirinya, Minju menjauh kan dirinya dan mundur beberapa langkah ke belakang untuk melihat gadis jangkung itu. Dia memerhatikan wajah Yujin, mata memerah, air matanya yang sudah kering di pipinya dan matanya yang sembab. Dia rasa bersalah karna semua ini terjadi disebabkan dirinya

"maafkan aku, Minmin" bisik Yujin, melihat wajah Minju dengan mata sembabnya. Minju memiringkan kepalanya, bingung dengan pernyataan darinya

"aku membunuhnya" gumam Yujin. Menggelengkan kepalanya dan mendekat ke arah tempat tidur Minju. Perlahan Minju mengikutinya. "bodoh" hela Yujin. Dia masuk semula ke dalam selimut Minju, cuba untuk bersembunyi dari gadis itu

Minju merasakan getaran di sakunya, rupanya ada pesan masuk daripada Yena dan melihatnya

Yena:
Oh iya, Yujin tidak sengaja memecahkan pasu bunga selepas kau keluar. Aku rasa itu sebabnya kenapa dia masih menangis.

Minju menghela nafasnya, meletakkan hapenya di meja tidur. Dia bergerak mendekat ke arah Yujin

"Yujin, aku tidak marah dengan mu" Minju berkata lembut. Dia baru sadar mungkin saja kalau dirinya dua hari lalu dia akan marah besar tapi ini cuma meja dan pasu bunga. Keduanya bisa diganti tapi tidak dengan Yujin. Itu apa yang dia sadar selama beberapa hari dekat dengan gadis jangkung itu

Dengan perlahan kepala Yujin keluar di balik selimut itu. Dia memerhatikan reaksi Minju sebelum duduk menghadapnya

"janji?" Yujin memiringkan kepalanya, melihatkan pinky finger nya kepada Minju. Si gadis berambut merah jambu itu tertawa dan menganggukkan kepalanya sebelum mengaitkan jari mereka

"janji" kata Minju. Yujin melepaskan kaitan jari mereka dan menunduk, melihat telapak tangannya dia masih sedih tentang sesuatu. Minju menyadarinya dan mulai risau terhadapnya

"Yujinie? Apa kau mau berbicara dengan ku?" Minju meletakkan sebelah tangannya di lutut Yujin. Mengelusnya pelan. She know that she was in too deep, but for some reason her compassion outweighed her fear

"bicara?" tanya Yujin. Dia melihat tangan Minju yang mengusap lembut lututnya. Perlahan Yujin meletakkan tangannya di atas tangan Minju, bermain dengan jari Minju. Even that smallest gesture still make Minju's stomach flutter

yellow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang