20

155 12 10
                                    

"jadi...?" Hyewon memulainya. Dia kini duduk di sofa bersebelahan Minju. "continuing our conversation from earlier.... Kau takut kalau Yujin tidak bisa membalas perasaan mu?"

"Minju menaikkan alisnya" iya, maksudku. Kenapa pula aku tidak perlu risau tentang perkara itu?"

" Jujurnya, kami takut kalau kau yang sebenarnya tidak bisa membalas perasaan Yujin" kata Hyewon jujur, Minju terkejut. "Perasaan Yujin?" tanya nya. Hyewon mengangguk, terkejut karna Minju selama ini tidak menyadarinya

"she's completely attached to you, Minju-yah" Hyewon terkekeh. "gadis itu sudah jelas sekali menyukaimu, aku tidak faham kenapa kau tidak menyadarinya" pipi Minju merona merah, dengan segera dia mengalihkan pandangannya

"tapi dia kan tidak... Well at least in high school, she wasn't attracted to girls" Minju menggigit bibirnya dan melihat Hyewon "apa mungkin dia sebenarnya dia tidak menyukaiku?"

"siapa kata dia tidak menyukaimu? Walau apa pun itu, dia menyukaimu sekarang, buat masa ini, ketika ini, detik ini, karna percaya padaku... pandangannya ke arah mu mengatakan semuanya, Minju-yah" tegas Hyewon. Dia mahu Minju percaya kepadanya. "besides, wasn't she the one who said she wanted to kiss you?"

"iyaa... Tapi..." pipi Minju semakin memerah. "Tapi, bagaimana kalau ciuman itu tidak bermaksud apa²? Bagaimana kalau dia tidak mengerti mak–"

"Minju, berhenti memikirkannya" Hyewon tertawa melihat tingkah temannya dan menggelengkan kepalanya. "kau perlu berhenti memikirkan perkara yang tidak baik buat dirimu, sekarang kau hanya perlu fokuskan dirimu untuk perkara baik juga, okay?"

Mengeluh, perlahan Minju mengalah. Hyewon benar, dia perlu membuang pikiran negatif nya "I guess I do, yeah"

Perlahan Hyewon tersenyum dan mendorong Minju pelan. " Percaya saja dengan masa, Minju" Hyewon berdiri dan menyusuri rambutnya menggunakan tangannya ke belakang. "jja, Aku perlu bersihkan diri sekarang sebelum mereka kembali" Minju menganggukkan kepalanya dan memerhatikan Hyewon yang perlahan menghilang untuk membersihkan dirinya

Minju mengeluh, perlahan mendekat ke arah lukisannya tadi dan memerhatikannya semula sambil berpikir tentang kata² Hyewon sebentar tadi. Perlahan dia menambahkan details pada lukisannya














Sementara itu, Yujin dan Yena baru saja keluar dari kedai pizza itu. Mereka sekarang menaiki mobil Yena untuk kembali ke rumah. Yujin meletakkan sekotak pizza di pangkuannya. Yena hanya mengizinkan dia untuk membawa sekotak saja karna dia takut akan terjadi apa²

"jadi, Yujin..." Yena menggigit bibirnya dan melihat sekilas ekspresi Yujin "kau dan Minju kelihatan semakin dekat"

"iya" Yujin mengangguk setuju. Dia tersenyum dan melihat Yena "Minmin adalah teman ku"

Yena ketawa pelan "apa kau rasa mungkin... Kau menyukai dia lebih daripada teman?" Yujin memiringkan kepalanya, bingung dengan ucapan Yena "seperti... secara romantis, seperti kau ingin menciumnya dan memeluknya dan menjadi teman wanitanya dan semualah"

Mata Yujin membulat sempurna dan dengan segera menggelengkan kepalanya "Tidak, Tolong" dia mengangkat kedua tangannya seolah olah dia menyerahkan dirinya "Jahat, Yujin bodoh"

"Yujin, kau bukannya bodoh?" Yena menaikkan alisnya bingung. Dia nampak keadaan Yujin yang semakin memburuk dan menepikan mobilnya, memerhatikan gerak geri Yujin "kenapa, Yujin?"

"Tolong" Yujin merayu, menggelengkan kepalanya dan cuba untuk bersembunyi daripada Yena. "Bodoh" gumam Yujin

"Kau tidak bodoh, Yujinnie" Yena membujuknya, menghulurkan tangannya dan memegang tangan Yujin. Gadis jangkung itu awalnya terkejut dengan perlakuan Yena tapi tidak melepaskan tangannya dari genggaman Yena. "Aku bertanya perkara ini kepada kau karna... Hyewon melihat kau mengecup bibir Minju sebaik saja kau bangun tadi"

yellow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang