28

134 15 4
                                    


Setelah dia kembali sendirian, Minju membuka kembali sketchbook nya. Dengan menggunakan pensil miliknya dia mulai melukis detail² wajah Yujin. Tanda lahir Yujin di wajahnya, lesung pipinya dan lengkungan sempurna bibirnya. Minju menutup matanya rapat dengan erat dan menarik nafas dalam

Maybe wanting to remember what she looked like was superficial, but Minju didn't see it that way. Melihat Yujin mengingatkan dia tentang perkara lain. Melihat matanya mengingatkan dia wajah Yujin yang tersenyum karna matanya yang berubah menjadi eye smile. Melihat bibirnya mengingatkan dia dengan ketawa Yujin, and how good it felt to kiss her and feel her giggle against her lips. Dan melihat matanya juga mengingatkan dia apabila Yujin memerhatikannya tanpa rasa malu

Yujin was something else. Dan ia bukannya juga dengan Yujin versi baru. Setelah membaca jurnal lamanya Yujin dan mengenal kisah silam Yujin, perlahan Minju jatuh cinta dengan diri Yujin yang lama dan yang baru. But now, she might not get to know either one

Minju menghela nafasnya berat, mengelap air matanya yang jatuh dan perlahan menutup sketchbook miliknya, meletakkan semula ke dalam tasnya. Dia memerhatikan mobil yang berada di parkir itu. Dia terlalu lelah untuk semuanya

Setengah jam telah berlalu dan matanya semakin berat, dia hampir saja tertidur di tangga utama itu. She was in half asleep, half dreaming state















Sementara itu, empat gadis perlahan keluar dari courthouse. Tiga gadis itu menunjuk ke arah Minju, mendorong pelan gadis jangkung itu. Gadis itu berpaling dan melihat di mana arah mereka tunjuk dan serta merta dia tersenyum, kakinya dengan segera bergerak menuruni tangga itu ke arah Minju

The minute Minju felt a body practically tackle hers into the grass, she swore she was dreaming. Dia mengedipkan matanya dan bingung. "Minmin" the voice hummed contently. Mata Minju membulat sempurna apabila dia mengenal suara itu, jantungnya berpacu laju karna tidak percaya dengan semua ini

"Yujin?" bisiknya, mengangkat kepalanya dan mengelap air matanya. Gadis jangkung itu memeluknya erat dengan wajahnya disembunyikan di leher Minju. Sebaik saja Yujin mengangkat kepalanya dan bertemu dengan mata Minju, gadis cantik itu baru tersadar kalau ini bukanlah mimpi. Ini adalah benar² terjadi

"Oh my god" Minju dengan segera menarik Yujin masuk ke pelukannya, memeluk gadis itu sangat erat. Dia telah kembali. Dia telah terselamat dari perkara buruk. Dia disini bersamanya...

"Minmin berjanji" gumam Yujin, dengan kepalanya masih berada di pundak Minju. Kedua duanya terbaring di rumput berhadapan dengan courthouse itu, tidak peduli dengan tatapan orang lain

"apa?" Minju bertanya, melepaskan pelukan mereka dan mengelap air matanya. Sebaik saja Yujin melihat keadaan Minju, mendadak dia mulai risau. Dia meletakkan tangannya di pipi Minju dan memiringkan kepalanya

"Kenapa Minmin menangis?" Yujin bertanya lembut, risau dengan keadaan Minju. Dia menggunakan tangannya yang lain untuk mengelap air mata Minju. "apa Minmin sedih?"

Minju menggelengkan kepalanya dengan cepat "tidak, sudah tentu tidak" dia ketawa pelan. "aku cuma sangat gembira" dia menjelaskan kepada Yujin. Menggunakan lengan bajunya untuk mengelap air matanya "sometimes people cry when they're really happy"

"I am happy too, Minmin" Yujin tersenyum lebar kearahnya. Menarik Minju semula untuk berpelukan. Dan sekali lagi, Minju bisa merasakan semuanya

"apa yang aku janji?" Minju bertanya tentang pernyataan Yujin tadi. Gadis jangkung itu senyum dan mengelus lembut rahang Minju. "kau berjanji untuk pastikan aku selamat" Yujin mengangguk. "kau telah melakukannya. Aku selamat" bibirnya tersenyum manis

yellow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang