26

99 12 7
                                    

Sejam berlalu, kini dia sedang menunggu ketibaan kereta api. Sebaik saja dia masuk ke dalam, dia memberikan tiket kepada mbak² yang sedang bertugas. Dia duduk di tempatnya iaitu berdekatan dengan jendela dan sebaik saja dia menyandarkan kepalanya dia terus tertidur. Exhausted from having barely any sleep for the past two days

Dia terbangun karna mengalami mimpi buruk. Memerhatikan sekelilingnya kalau² ada yang melihat dia yang tiba² terbangun. Meletakkan tangannya di dadanya dan merasakan degupan jantungnya yang begitu kencang

Di dalam mimpinya, Yujin di masukkan ke dalam penjara, dan di buli oleh her inmates. Minju berada di sana tapi dia tidak dapat bergerak atau mengeluarkan sebarang perkataan, dia hanya mampu melihat Yujin di pukul dan di dorong. Yujin berkali kali memanggilnya tapi dirinya seakan akan di paku di tempat, dia tidak dapat bergerak sama sekali dan hanya memerhatikan Yujin. The idea that Yujin could possibly end up in jail scared Minju to death

Dia memaksakan dirinya untuk menarik nafas dalam. Mengelap air matanya yang dengan nakal sekali mengalir di pipinya. Dia ingin menyelamatkan Yujin, dia ingin Yujin tau kalau semua orang tidak sejahat pamannya. Yujin sudah melalui fasa yang sangat buruk dalam kehidupannya sebelum dia kecelakaan dan dia tidak mau perkara itu berulang kembali. Dia tidak mau Yujin merasakan kalau di dunia ini semua orang adalah jahat kecuali temannya

Sepanjang perjalanan pulang semula ke Seoul. Minju termenung jauh, pandangannya kosong. Yang ada dalam fikirannya adalah Yujin. Apa yang Yujin sedang lakukan ketika ini? Adakah Yujin sudah makan? Adakah Yujin sudah ganti baju? Pemikirannya hampir saja ingin membuatkan dia gila sebelum dia tersadar semula akibat kereta api yang kini berhenti di perhentiannya

Dia menunggu semua penumpang untuk keluar dahulu. Dia mengeluarkan hapenya dan memberikan pesanan kepada temannya kalau dia sudah tiba di Seoul. Setelah keluar dari kereta api itu, Minju segera memesan taksi

Akhirnya dia telah sampai di rumah mereka. Jalannya lemah ketika keluar dari elevator, Minju membuka pintu rumahnya dan perkara pertama ia lihat adalah ketiga temannya yang kini sedang duduk di sofa. Yena adalah orang pertama yang mendekatnya

Sebaik saja Yena melingkarkan lengannya di tubuh Minju. Gadis cantik itu menangis sejadi jadinya, tidak lama kemudian mereka semua berpelukan dan menangis bersama. Keempat empat mereka kelihatan lelah karna kurang tidur selama 2 hari ini

"Dia tidak patut merasakan semua ini" bisik Minju. Mereka semua melepaskan pelukan mereka dan melihat Minju

"apa kau menemui sesuatu?" tanya Eunbi. Minju menghela nafasnya dan mengangguk. Dia mengeluarkan jurnal dan juga kertas milik Yujin dari tasnya

"Her uncle was abusive" Minju menggigit bibirnya dan menahan air matanya daripada mengalir. Dia membuka jurnal itu dan mengusap perlahan tulisan Yujin, mengingat semula apa yang telah ia baca tadi. "it must have worsen after the accident"

"but what about the gun?" Hyewon bertanya, cuba untuk berfikir secara logik. Minju membaca semula isi di dalam jurnal itu, mengingat semula apa yang Yujin tulis dan apabila dia telah menemuinya, dia melihatkan kepada ketiga temannya yang lain

"dia menggunakan itu untuk mengancam Yujin" Minju menelan ludahnya kasar "dia kata dia sudah mengeluarkan pelurunya tapi pamannya tetap akan mengisikan pelurunya semula"

"If someone threatened me with a gun, I'd shoot him, point blank" Yena snapped, mengepal kan tangannya marah

"kalau aku tidak salah, it's his fault for having a gun unlocked and accessible to a minor, right?" Eunbi berfikir untuk seketika "kelas sebelum ini kami ada study a script for a criminal investigation show dan aku mengingat kes persis seperti ini"

yellow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang