2

819 54 3
                                    

"Astaga, tiba-tiba hujan. Ck!" ucap Pamela sambil mengusap tetes-tetes air yang menempel di bajunya. Tanpa aba-aba, langit tumpah ruah air, membuat sebagian orang di jalanan berlari mencari perlindungan. Sementara itu, Pamela melihat hujan turun lebat dari balik jendela kaca sebuah kafe tempatnya berdiri. Ia terjebak di luar tanpa menyadari akan hujan yang akan datang, sehingga bajunya kini sedikit basah oleh rintikan hujan dalam perjalanannya. Untungnya, kafe yang ingin ia kunjungi tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Dengan cekatan, Pamela melangkahkan kakinya masuk ke dalam kafe yang hangat dan nyaman yang sudah berulang kali Ia kunjungi sejak dirinya hidup mandiri di salah satu apartemen yang tak jauh dari hotel tempat kerjanya.

Bau kopi segar menguar dari sudut ruangan, menyambutnya dengan ramah. Ia menepis kecil bahunya yang basah akan rintikan air dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan akibat hembusan angin. Memandang keluar, ia bisa melihat betapa derasnya hujan yang mengguyur tanah, menciptakan irama gemuruh yang menenangkan di tengah keramaian Ibu Kota yang sibuk.

Pamela merasakan getaran lembut di dalam tas yang dijinjingnya. Saat ia menarik ponselnya, layar terangkat menampilkan panggilan masuk dari nama yang sudah dikenalnya dengan baik, Sagara. Sambil melangkah kecil menuju konter pemesanan, ia menyentuh layar untuk menjawab panggilan itu.

"Halo iya, ada apa?" sapanya sambil jarinya dengan lembut meluncur di atas halaman buku menu di depannya, mencoba menemukan pilihan yang tepat untuk meredakan rasa lapar dan suntuknya. Salah satu dari alasannya malam ini keluar dari apartemennya dengan jalan kaki ke tempatnya berada saat ini.

"Haloow. Kak Pam lagi dimana sekarang?" tanya Sagara dengan suara santai, diselingi dengan bunyi lembut dari lift yang naik turun di belakangnya.

"Aku ada di kafe dekat apartemen," jawabnya pada lelaki yang lebih muda dua tahun darinya itu. Beberapa waktu ini mereka pindah ke tower apartemen yang sama, hanya beda unit saja. Tentu Pamela sangat senang dengan kepindahan Sagara ke tower yang sama dengannya, setidaknya dia tidak terlalu kesepian di gedung apartemen tinggi itu. Ada orang yang dikenalnya yang kadang kala bisa ditemuinya walau mereka sama-sama sibuk bekerja.

"Aku akan segera kesana bersama Sea. Jangan pulang dulu." Ujar Sagara lalu memutuskan sambungan. Lelaki itu menyusul dari kantor bersama Sea yang juga satu kantor dengan lelaki berparas cantik berketurunan Bali itu.

Pamela melanjutkan pemesanannya. "Saya ingin memesan cheese crepes, chicken salad, hot cappuccino, dan satu air mineral," ucapnya beruntun pada pelayan.

"Ada lagi, Bu?"

Wanita yang melayani Pamela tersenyum ramah pada salah satu pelanggannya yang sudah menjadi langganan setia. Meskipun tidak tahu namanya, ia cukup akrab dengan kehadiran Pamela yang sering datang ke kafe ini, memesan hidangan ringan, dan bekerja di sudut kafe dengan laptopnya kadang kala.

"Oh, saya juga ingin pesan Fettuccine Alfredo," tambah Pamela. Ia merasa tidak akan puas hanya dengan chicken salad malam ini dan juga cemilan manis seperti crepes. Pasta fettuccine lebar yang disajikan dengan saus Alfredo yang kaya akan krim, mentega, dan parmesan ditambah dihiasi dengan potongan udang di kafe ini cukup mengenyangkan untuk dirinya.

Sementara itu, suasana di dalam kafe tetap hangat dengan deru mesin kopi yang berirama, menciptakan suasana yang menyenangkan bagi semua pelanggan yang datang.

Setelah memesan, Pamela menyusuri ruangan yang ramai, mencari kursi yang nyaman untuk duduk. Setelah beberapa saat berputar, ia menemukan sebuah meja kosong di sudut ruangan yang tenang. Ia duduk dengan tenang, membiarkan suasana kafe meresap ke dalam dirinya sambil menunggu pesanannya datang.

Minuman cappuccino panas yang dipesan oleh Pamela tiba lebih dulu, menyuguhkan kehangatan yang menyelusup ke dalam jari-jarinya yang sedikit kedinginan akibat terpaan rintik hujan. Dengan perlahan, ia membiarkan aroma kopi yang menggoda itu mengusir dingin yang merayap di sekitarnya.

Never Really OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang