39

281 38 7
                                    

Vote lah kalen!
:)

Dulu, Pamela tidak akan segan meninggalkan Dewa karena harus menjalani hubungan jarak jauh, segala masuk sekolah militer yang asing bagi dunianya, tapi sekarang ternyata dengan orang yang sama Pamela akan menjalani apa yang dulu dihindarinya. Betapa takdir yang tidka bisa diotak-atik.

Dewa membicarakan pernikahan mereka, rasanya akan lebih baik jika mereka menikah secepatnya. Tapi disatu sisi, Dewa juga takut meninggalkan Pamela dengan status janda jika dia pulang tidak selamat. Alasan apa itu. Benci dengan fakta bahwa Dewa adalah orang yang punya resiko seperti itu tiap kala Ia berangkat satgas di masa depan.

Pamela tidak berpikir Dewa akan membicarakan ini juga dengan ayahnya, tentang pernikahan mereka. Hingga besok siangnya, Bibi asisten rumah tangga yang menjadi kepercayaan Pamela melaporkan bahwa ada seorang lelaki bernama Sadewa yang mencari ayahnya pagi Minggu tadi.

Pamela penasaran, pasalnya Dewa sama sekali tidak memberi tahunya sama sekali jika Dewa akan menemui ayahnya. Sangsi bahwa yang dikatakan oleh bibi benar.

Rumah Dewa di Menteng memang dekat dengan rumahnya, beda blok saja. Namun, rumahnya sudah dikenali oleh Dewa karena lapangan basket tempat mereka pertama kali bertemu ada di dekat rumahnya.

"Masya Allah, Non, pacarnya Non kasep pisan."

"Bi, serius kan?"

"Serius atuh, Non. Alhamdulillah, selamat ya, Non." kata asisten rumah tangga itu dengan sangat bahagia, akhirnya anak lajang majikan sampai pada tahap yang lebih serius dalam hidupnya. Ada lelaki yang meminta izin menjadi teman lelaki Pamela dengan serius, hubungan yang di masa depan akan dibawa ke pelaminan.

Karena selama ini hanya majikan utama nya yang bawa pacar, Pak Djoko, sedang anaknya sendiri tidak pernah membawa lelaki manapun ke rumah yang diperkenalkan sebagai teman lelaki spesial.

"Bi cepat banget kasih selamatnya, tapi terima kasih, Bi. Saya tutup dulu."

Bohong kalau Pamela tidak bahagia mendengar berita itu, dia juga langsung menghubungi sekretaris ayahnya untuk berita lebih lanjut. Dari Adrian, Pamela tahu jika Dewa meminta restu untuk hubungan mereka dan juga lelaki itu membicarakan tentang pekerjaan nya yang mengharuskan dia satgas bulan Agustus nanti ke daerah konflik di tanah Papua.

Sampai ke tahap ini bersama Dewa, benar-benar hal yang baru untuk Pamela. Akhirnya, orang yang dia inginkan juga menginginkan dia.

"Terus si Matheo itu gimana, Kak?" tanya Sagara yang duduk di sebelah Pamela, mengalihkan sejenak pikirannya dari Dewa.

Mereka siang itu ada di sebuah restoran keluarga dan sedang menikmati santapan siang, Pamela menyimpan ponselnya ke tas dan fokus pada makanannya. Suasana hatinya sangat baik hari ini.

"Matheo? Ya aku sudah nolak dia. Hari aku ke Kuala Lumpur, harusnya aku kencan dengan dia, tapi karena aku tidak datang, Matheo tidak akan mengganggu aku lagi. Itu dia sendiri berjanji. Jadi, aku pikir, kami sudah berakhir."

Sebenarnya tidak semudah apa yang dia bicarakan. Ada Bu Kharisma yang harus diajak bicara baik-baik karena hubungan Pamela dan anaknya tidak berhasil, walau bagaimana hubungan bisnis antara dua perusahaan mereka sudah terjalin bertahun-tahun. Tapi, selama Matheo tidak muncul di depannya, Pamela mau pusing memikirkan lelaki itu.

Sayang sekali sebenarnya, lelaki seperti Matheo dilewatkan begitu saja. Tapi, hati tidak mungkin dipaksa.

Isaac dan Eric yang ikut mendengar berita baik tentang kakaknya dan sang kekasih juga ikut berbahagia. Walau bagaimanapun, kakaknya akan menikah dengan lelaki yang baik, Abangda mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never Really OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang