9

399 39 4
                                    

"Bu, apakah anda baik-baik saja?" tanya Yumna khawatir.

Sang atasan kini terduduk lesu di atas ranjangnya sambil menatap ponselnya nanar. Yumna pikir sesuatu telah terjadi. Dari pagi bahkan hingga langit menjadi gelap ditaburi bintang, atasannya itu memang sedang tidak dalam suasana hati yang baik.

"Apa kamu bisa menghapus akun instagram, Yumna?"

"....."

"Kenapa, Bu? Akun Ibu di-hack?"

Pamela menggeleng lemas.

Dia tidak tahu bagaimana harus memberi tahu Yumna jika beberapa menit yang lalu tangannya dengan iseng memencet "Ikuti Balik" di tayangan layar instagram di ponselnya. Sebenarnya tidak ada salah mengikuti balik orang yang mengikutinya di media sosial walau dia sendiri cukup pemilih. Tapi orang itu adalah tak lain dan tak bukan adalah Dewa, Teuku Sadewa yang beberapa hari yang lalu dengan sombongnya Ia mengatakan pada orang itu jika mereka di masa depan tidak perlu bertegur sapa atau bertindak seperti orang kenal. Lalu sekarang apa? Dia malah mengikuti kembali sang mantan pacar di Instagram.

"Dasar munafik." Ejek Pamela untuk dirinya sendiri.

Makan apapun minumnya tetap saja ludah sendiri.

Foto-foto yang dibagikan oleh Dewa di akun pribadi lelaki membuat Pamela terkesan. Walau benci mengakuinya, Dewa sangat indah dan gagah dalam balutan seragam kebanggaan prajurit itu. Seragam yang di dapat lelaki itu setelah bersusah payah dan juga mengorbankan hubungan mereka yang terasa sangat romantis dan penuh cinta waktu itu. Dia juga membagikan momen-momen nya dengan senyum cerah seperti kepribadiannya yang hangat.

Jika ditanya apa Pamela pernah bertemu orang seperti itu lagi setelah hubungannya kadas dengan Dewa? Maka walau berat, Pamela harus mengakui bahwa pernah.

Pernah dan berkali-kali.

Tapi seakan semesta membenci Pamela bersatu dengan orang-orang seperti itu, pada akhirnya tidak ada satupun dari lelaki berkepribadian hangat dan baik di matanya bisa dimilikinya. Entah itu perbedaan agama, status sosial, atau mungkin sesimpel lelaki itu telah memiliki pujaan hatinya sendiri diluar sana.

"Itu sepintas pertemanan di instagram, Bu. Tidak ada yang istimewa." komentar Yumna santai setelah Pamela bercerita sekilas.

"Kamu yakin?"

Walau tidak begitu yakin dengan ucapannya sendiri, kepala Yumna mengangguk meyakinkan memberi konfirmasi pada Pamela yang menatapnya dengan mata memincing.

Serta merta Pamela menghela nafas lega dan kembali melempar ponselnya asal di atas ranjang. Dia ingin menjauhi benda petak itu sementara setelah pikirannya kacau balau, terenyuh oleh sikap impulsif.

Bunyi notif iPhone terdengar tak lama kemudian. Pamela biasanya tidak begitu penasaran atau terburu-buru mengecek punya siapa notif ponsel itu. Namun kali ini terasa beda. Apalagi Yumna yang bersantai di sofa menatapnya dengan cengiran kuda dan menggeleng kecil memberi tahu bahwa itu bukan notif miliknya.

"Mungkin dari Pak Sagara atau Bu Nana, Bu!" cicit Yumna yang juga sangsi.

"Engh....bisa jadi?!" sahut Pamela ragu-ragu.

Bisa jadi saja kan kalau dua sahabatnya yang mengirim pesan. Apalagi seharian Ia menghilang dari Jakarta. Lagian kecil kemungkinan jika itu sebuah notif dari Dewa. Iya kan? Dia hanya parno semata, pikri Pamela dalam hati. Sedikit gede rasa.

Tapi....

Kepala Pamela langsung berputar dan wajahnya sontak meredam merah menahan malu saat melihat sekilas bar notifikasi di ponselnya yang menyala.

Never Really OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang