6

581 50 5
                                    

Wang Group adalah salah satu jejaring perusahaan besar industri manufaktur yang telah bertahun-tahun menjalin hubungan baik dengan Luv Hospitality Group, apalagi saat Adidaya mengembangkan lini produk perusahaannya di bidang pariwisata besar-besaran, Wang Group langsung menanamkan sahamnya lebih banyak di Luv Hospitality Group.

Sebagai orang yang mengelola salah satu hotel dari Luv Hospitality Group, Luv The Hotel, Pamela harus menjaga hubungan relasi yang telah terjalin lama ini awet. Walau bagaimana pun dia telah ikut terjun dalam bidang bisnis keluarganya.

Takdir anak-anak konglomerat yang tak pernah jauh dari cerita klise novel yang dijodohkan, itu juga berlaku untuk Pamela. Orang tuanya tak memaksa, namun pinangan untuk merealisasikan perjodohan antar pewaris perusahaan beberapa kali datang untuk Pamela.

Seperti katanya, Pamela lebih tertarik dengan orang-orang dengan latar belakangan biasa saja. Lantas pada faktanya, tidak banyak lelaki seperti itu yang secara cuma-cuma mendekatinya saat tahu latar belakang yang Pamela punya. Nihil. Kalaupun ada, tak lama kemudian mereka juga mundur.

Dan kemudian malam ini, pertemuan dengan Bu Kharisma dari Wang Group itu mengharuskan Pamela menekan semua rasa tak nyamannya. Dia paling tidak senang jika nyonya-nyonya besar keluarga konglomerat itu mulai menyodorkan anak-anaknya kepada dia. Lebih konyol lagi, saat ada yang menarik mata Pamela, lelaki-lelaki itu malah sudah punya istri atau pacar atau bahkan hidup dengan reputasi buruk yang tidak akan pernah Pamela sukai.

Seperti perkataan Papanya tadi pagi, Bu Kharisma benar-benar mengenalkan anak bungsu pada Pamela.

Lelaki berkacamata bingkai hitam dengan rambut lebat ditata rapi yang memakai kemeja lengan panjang malam ini duduk di depannya ikut makan malam bersama. Sekilas, Pamela bisa melihat jika lelaki di depannya adalah seseorang yang selalu berkutat dengan lembaran buku.

"Pamela kuliah dimana sebelumnya?" tanya Matheo berbasa-basi. Ia mencoba sebaik mungkin mencairkan suasana dengan wanita yang baru pertama kali Ia temui itu. Dia cantik dan menarik seperti yang didengarnya. Benar-benar tidak bisa dilewatkan.

"Aku tidak sepintar Kak Matheo. Jadi kuliah di universitas biasa-biasa saja di Melbourne." Jawab Pamela merendah membuat Matheo terkekeh kecil. Wanita itu jelas bermanis kata.

Ya jika dibandingkan dengan Matheo yang menempuh pendidikan sarjana hingga PhD di Oxford di bidang Ekonomi dan Bisnis, Pamela bukan tandingannya.

"Lho! Pamela hebat kok. Jangan berkata seperti itu. Lagi pula saat mengaplikasikan ilmunya, Pamela jauh lebih jago dari kakak." Puji lelaki itu yang telah banyak mendengar bagaimana sepak terjang Pamela dalam mengelola Luv The Hotel berbintang lima itu.

Matheo memang selama ini menghabiskan waktunya melanjutkan pendidikan dan sesekali mengajar di kampus-kampus saat professor memintanya. Dia tidak pernah terjun langsung bekerja di perusahaan seperti Pamela yang sekarang mengelola salah satu hotel dari Adidaya Group, Luv The Hotel. Dia lebih sering terlibat dalam proyek penelitian ilmiah, konferensi ekonomi dan berbagai macam hal-hal akademis lainnya.

"Jadi, kak Matheo akan menetap di Jakarta?" tanya Pamela sambil melilitkan pasta di garpunya.

"Iya. Sekarang perusahaan sudah membutuhkan Kakak. Jadi, mungkin sampai waktu yang belum bisa ditentukan, Kakak akan fokus pada perusahaan dan tetap di Jakarta." Tambahnya.

Bu Kharisma sangat senang melihat anaknya dan Pamela berinteraksi dengan baik. Sangat besar harapannya dapat membawa Pamela masuk ke keluarganya. Matheo anaknya itu memang pintar dan jenius, dia bahkan telah mendapatkan gelar PhD dari salah satu kampus terbaik di dunia. Tapi, masalah asmara, otaknya sangat-sangat tolol.

"Saya sangat berharap kalian bisa saling kenal lebih jauh lagi." Kata Bu Kharisma tersenyum dan menatap penuh arti Pamela.

Tapi! Ini Pamela.

Never Really OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang