17. Borderline Personality Disorder

16 0 0
                                    

"Gak selamanya yang kita miliki bakalan selalu ada terus sama kita, so jangan terlalu bergantungan dengan orang lain. jalanni sendiri semampu lo," _Galexia Ailee Cassiopela.

Malam hari Ailee menatap dinding kamarnya dengan tatapan matanya yang kosong, tanpa terasa kejadian-kejadian sebelumnya teringat kembali membuat dirinya benci dengan keadaan ini. Tanpa sadari air mata netes membuat dirinya menghapus air matanya.

"Cape hiks.. hiks.. aku gak kuat tuhan hiks.. hiks.." batin Ailee sambil air matanya mengeluarkan air.

"Mama pingin ikut mama aja sama papa, gak mau di sini Ma, pa. Ailee gak sekuat yang kalian bayangkan. Ailee cape, hati Ailee udah sakit batin semua masalah ini
sendiri hiks... Hiks.."

"ARGHH... Gue gilaa... Gue gilaa... Gue gak kuat tuhan... Gue pingin nyerah! Gue udah gak kuat! Apa lagi yang mau Lo uji gue lagi? Gue udah cape selama ini, gue gak kuat nahan semua ini sendirian.... Gue cape ARGHHH....." Teriak Ailee sambil menjambak rambut sendiri tanpa sadar ia mengambil cutter kecil dan menyayatnya di tangan membuat tanpa sadar darah mengalir deras.

Berbeda dengan Arsha yang baru sampai rumah Ailee dan Arsha bingung tidak melihat Ailee sama sekali ia menaruh tepak makan di meja dan menuju kamar Ailee.

Saat membuka kamar Ailee melihat Ailee yang duduk di lantai dengan rambut berantakan dan darah mengalir di tangan nya membuat muka Arsha merah menahan marah dan urat-urat lehernya menonjol.

Arsha jongkok di depan Ailee mengambil Cutter tersebut membuat Ailee menatap dengan tatapan kosong.

"Lo mau bunuh diri hah?! Udah gila Lo!" Bentak Arsha namun Ailee tidak menjawab.

Tanpa sadar Ailee memejamkan matanya membuat Arsha menangkap dan membopong tubuhnya memutuskan menuju rumah sakit.

Tak butuh waktu lama dokter yang menangani Ailee keluar lalu menghela nafas berat membuat Arsha menatap heran.

"Gimana dok keadaan Ailee?" Tanya Arsha dengan muka khawatir.

"Sebaiknya kamu ikut ke ruangan saya, saya akan jelaskan." Ungkap Dokter tersebut membuat Arsha mengikuti dokter tersebut dari arah belakang.

Tak butuh waktu lama sampai di ruangan tersebut dan Dokter tersebut menyuruh Arsha duduk membuat Arsha duduk sambil menunggu penjelasan dari Dokter tersebut.

Dokter tersebut menghela nafas lalu menatap manik mata Arsha sebentar "jadi di sini saya bakalan menjelaskan apa yang di derita dengan Ailee," ungkap Dokter tersebut.

"Berdasarkan yang saya liat dari kamu yang tadi cerita sebelumnya saya meliahat ada sayatan di tangannya ia mengalami adanya trauma yang kuat menyebabkan isi pikiran yang aneh tidak wajar dan efek depresinya meningkat. ia harus melakukan terapi obat yang di resepkan psikiater untuk mengurangi gejala dan terapi aktivitas  dengan melakukan aktivitas-aktivitas mandiri  untuk menunjang kesehatan mentalnya."

"kondisi dia saat ini memang adanya masalah di mentalnya, ada kecenderungan gangguan mental yang mengarah depresi, bpd maupun psikotik yang memerlukan pemeriksaan langsung psikiater untuk di bantu obat-obatannya,"

" saya minta tolong ke kamu agar dia mau terapi di psikiater, saya hanya psikolog, jadi saya minta kamu ajak dia terapi yang rutin ya agar dia bisa mengendalikan pikirannya, saya takut jika dia tidak di bantu obat-obatan akan berbuat yang lebih membahayakan," ungkap Dokter tersebut membuat Arsha diam dan bingung

"ajak dia bahagia dengan cara kamu sendiri, jangan buat dia kesepian, dia butuh seseorang untuk di jadikan rumah." kata dokter

"Tadi sudah saya bilang ke dokter yang akan menangani dia, dan sudah di beri resep obatnya. Kamu bisa memutuskan menuju ruangan dia. Jaga dia ya, dia anak yang kuat kok." Tutur Dokter tersebut membuat Arsha mengangguk saja.

Tak butuh waktu lama Arsha sudah berada di ruang rawat inap Ailee, Arsha menatap wajah Ailee yang terpejam dengan tenang ia menghela nafas dan memutuskan duduk sambil memejamkan matanya.

Tak terasa pagi tiba Arsha bangun dari tidurnya dan melihat sekeliling lalu bergantian menatap wajah Ailee yang masih memejamkan matanya dengan tenang dan enggan membukakan matanya. Ia segera membuka room chat dan memutuskan chat Bundanya agar bisa menemani Ailee.

Setelah chatnya di baca ia memutuskan pulang agar bisa berangkat bisa berangkat sekolah dan menjemput Neisha. Setelah melewati jalan yang sangat macet akhirnya Arsha sampai di rumah dan memutuskan menuju kamarnya. namun saat ingin menuju kamarnya berpapasan dengan Liona bundanya Arsha.

"Loh kok kamu pulang dulu gak nungguin bunda sampai sana dulu?" tanya Liona sambil menatap anaknya.

"Arsha kan mau sekolah, bunda tar langsung ke ruangan yang tadi Arsha bilang aja ya, udah mau telat ini soalnya," ungkap Arsha lalu langsung menuju kamarnya membuat Liona tak habis pikir dengan tingkah anaknya yang satu ini. Tak butuh waktu lama Liona segera menuju rumah sakit.

Arsha sudah siap dengan seragam nya dan ia memutuskan menuju rumah Neisha. Dirinya  melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Tak butuh waktu lama sudah berada di halaman rumahnya Neisha, Neisha langsung naik ke motor Arsha dan setelah rasa Neisha sudah aman Arsha melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Akhirnya Neisha sampai di sekolahan dan Neisha beserta Arsha memutuskan menuju kelas, ya mereka satu kelas. Sesampai di kelas Arsha segera duduk di tempat duduknya sendiri dan Neisha bergabung dengan teman-temannya.

"Kok pagi ini gue gak liat Ailee ya, biasanya dia kalau ketemu gue udah manggil-manggil kok sekarang kagak liat batang hidungnya ya," ujar Jovan membuat Aksen pun menyadarinya.

"masuk Rs dia," to the poin Arsha membuat Aksen dan Jovan terkejut.

"hah yang bener aja lo, dia kenapa? gue mau bolos buat liat dia," ungkap Aksen membuat Arsha diam.

"Gue ikut, ruangan berapa dia?" tanya Jovan

"Mawar no 03, ada bunda gue di sana, lo kalau mau ketemu silakan ke sana aja, gue gampang nanti," ungkap Arsha membuat mereka berdua mengangguk dan meninggalkan kelas.

Aksen dan Jovan langsung menuju Rumah sakit, ia meninggal sekolah dan melajukan motonya dengan kecepatan tinggi.

Tak butuh waktu lama mereka sampai rumah sakit dan mereka segera mencari ruang rawat Ailee.

Setelah mencarinya akhirnya menemukan nya dan segera mengetuk pintu terlebih dahulu membuat Liona membukakan pintunya dan segera memberi mereka izin masuk.

"Loh kalian gak sekolah?" Tanya Liona membuat Aksen menggeleng.

"Enggak Tan, Ailee gimana Tan?" Tanya Aksen.

"Udah sadar dia baik-baik aja palingan tar sore udah boleh pulang. Kalian mo ngobrol? Boleh Tante tinggal ke kantin dulu ya," kata Liona membuat mereka berdua mengangguk.

Aksen mendekat bangkar Ailee dan melihat Ailee yang tatapan matanya kosong.

"Lo kenapa? Kan baru kemarin gue bilang kalau Lo ada masalah bilang ke gue. Jangan ke gini," ungkap Aksen sambil memegang rambut Ailee.

"Gak papa kak,"

"Jangan sakit Ail. Gue gak tega kalau Lo gini," ungkap Jovan.

Ailee hanya mengangguk dan akhirnya mereka berdua memutuskan menghibur Ailee dengan berbagai macam cara agar Ailee tersenyum kembali.




















Haloo gaess

Gimana kabarnya?

Ada pesen gak nih buat Aileee

Jangan lupa share cerita aku ya gaesss

Vote dan komen

Ayok semangat untuk hari ini dan selanjutnya

See youuu






ALWAYS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang