pertemuan pertama

3.2K 69 2
                                    

Cuaca hari ini begitu panas, sehingga baju olahraga yang di pakai oleh Arlan sebagian basah oleh keringat. Bahkan rambutnya terlihat lepek, serta wajah yang terus berkeringat.

"Lan! Nih minum!" Panji, menyodorkan sebotoo air mineral dingin kearah Arlan yang sedang mengipas ngipas wajahnya.

"Wahh! Nuhun ji! Emang lu mah paling baek weh the best pokoknya mah!" Seru Arlan menerima air mineral itu dan tersenyum senang.

"Kek sama sapa wae lu mah!" Ujar panji ikut duduk di samping Arlan.

"Si Reza sama Zidan kamana? Kok gaada?" Tanya Arlan.

"Biasa weh, nungguin mie gratis di kantin!" Jawab Panji dengan cengegesan, Arlan pun ikut tertawa.

"Si Reza mah udah kaya juga, kenapa malah berburu yang gratis wae nya?" Heran si Arlan, pasalnya Reza adalah orang berduit di circle nya.

"Paling bilangnya bakalan, rezeki mah gabisa di tolak atuh!" Ucap Panji kembali membuat keduanya tertawa.

Tak berapa lama, Reza pun datang bersama Zidan sambil membawa mie dikedua tangannya. Dengan wajah berseri seri, keduanya ikutan nimbrung bersama Arlan dan Panji.

"Yeuh, mie untuk kalian!" Hebohnya memberikan mie kepada Panji dan Arlan. Dengan senang hati, mereka pun menerimanya dengan senang.

"Lo tau ga? Katanya di sekolah kita ada guru baru, dan lebih kagetnya lagi, dia guru matematika!" Ucap Zidan memulai pembicaraan mereka sambil memakan mie.

"Hah? Nu bener dan?!" Sahut Arlan hampir tersedak.

"Wahh, ini mah jangan sampe menyusahkan deui lah! Udah bingung sama guru matematika sekarang juga!" Keluhnya yang langsung di angguki oleh ketiga temannya.

"Gurunya mah cakep lah, kalah sama kita kita yang mirip jiga warga pulu pulu" Ujar Panji pedas.

"Lo teh ngehina atau muji guru baru?" Tanya Reza.

"Dua duanya!" Ujarnya sambil cengegesan.

Setelah berbincang bincang di gazebo dekat lapangan, akhirnya mereka memutuskan untuk berganti pakaian dengan seragam sekolah.

Singkat cerita, bel pulang pun sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Tetapi Arlan dan yang lainnya belum berniat pulang, dan memutuskan untuk berkumpul di gazebo taman sekolah.

"Jadi kumaha? Ntar malam jadi ke pasar malem?" Tanya Reza setelah beberapa lama mereka sama sama terdiam.

"Jadiin weh lah! Kumaha barudak?" Tanya Zidan kepada teman temannya.

"Gas lah!" Final Arlan dan di angguki oleh yang lain.

"Dah ayok pulang! Ji, gue pulang bareng lo yah!" Ujar Reza yang langsung diangguki oleh Panji. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk pulang kerumah masing masing.

Arlan yang kebetulan kosannya cukup dekat dengan sekolah pun, hanya berjalan kaki saja, karena waktu yang di butuhkan hanya 23 menit saja, sampai kosan.

Saat akan menyebrang, tiba tiba saja sebuah mobil datang dengan kecepatan tinggi dan mengklakson saat Arlan tengah menyebrang.

Sontak Arlan pun langsung mematung ditempat karena sorot dari cahaya lampu mobil menyilaukan pandangannya.

Mobil tersebut langsung berhenti mendadak, Arlan pun menatap kearah mobil dan mendapati seseorang keluar dari dalam sana.

Orang tersebut langsung menghampiri Arlan yang menatap dengan bingung. Orang tersebut lebih tinggi dari Arlan, membuat Arlan sedikit mendongakkan kepalanya.

"Lain kali hati hati dalam menyebrang! Untung saya langsung cepat mengerem." Omel Orang itu, bisa Arlan ketahui jika Orang di depannya ini lebih dewasa darinya, bahkan terlihat seperti bukan orang Indonesia.

Arlan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang